Pini Zahavi: Dewa Agen Pemain (Eropa) Sesungguhnya

2 Agustus 2017 8:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pini Zahavi. (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Pini Zahavi. (Foto: Flickr)
ADVERTISEMENT
Gaung kepindahan Neymar ke Paris Saint-Germain (PSG) memang belum nyaring berbunyi, tetapi juga tak lantas berhenti bersuara. Hari demi hari silih berganti pada akhirnya membuat kepindahan Neymar hanya menjadi sekadar bahan pembicaraan.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak orang yang berada di lingkaran Neymar, muncul satu nama yang menarik perhatian banyak pihak. Bernama Pini Zahavi, pria tersebut mengatakan soal kemungkinan transfer Neymar bahwa “kita akan melihatnya.”
Pertanyaan pun langsung didengungkan oleh banyak orang: siapa Zahavi?
Jauh sebelum orang mengagung-agungkan Mino Raiola atau menyebut Jorge Mendes sebagai dewa-nya agen pemain, Zahavi adalah sosok ulung di dunia jual-beli pemain.
Pertemuan pria Israel dengan dunia agen pesepak bola dimulai dari sebuah ketidaksengajaan. Lewat sebuah keterlambatan pesawat, Zahavi bertemu Peter Robinson, sekretaris Liverpool. Saking tak ada bahan obrolan, ia menawarkan seorang pemain bernama, Avi Cohen, ke Liverpool lewat Robinson dan ternyata berhasil.
Keberhasilan Zahavi menawarkan Cohen ke Liverpool membuatnya kembali mencoba hal yang sama musim berikutnya. Kali ini, pemain yang ia atur kepindahannya adalah Barry Silkman dari Manchester City ke Liverpool.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, nama Zahavi mulai dikenal banyak orang. Dia tak hanya membantu pemain mencari kesebelasan baru, tetapi juga membantu pelatih untuk mencari pemain yang diinginkan. Seperti membantu Peter Ridsdale mendapatkan servis Rio Ferdinand dari West Ham United pada November 2000 silam.
Rio Ferdinand (Foto: Rio Ferdinand/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Rio Ferdinand (Foto: Rio Ferdinand/Facebook)
Berbeda dengan Raiola atau Mendes yang kerap menganggap diri mereka eksklusif, Zahavi dikenal sebagai pribadi yang menganggap pelatih dan pemilik sebuah kesebelasan sebagai rekan bisnis yang harus diistimewakan.
Atas servis yang selalu memuaskan itulah, Zahavi dikenalkan oleh salah satu temannya di sebuah jamuan makan malam dengan milyuner asal Rusia bernama Roman Abramovich. Pertemuan itu terus berlanjut sampai Zahavi membawa Abramovich untuk menonton laga Liga Champions antara Manchester United melawan Real Madrid pada April 2003.
ADVERTISEMENT
Cerita Zahavi soal perkembangan sepak bola Inggris akhirnya membuat Abramovich tertarik untuk mengakuisisi salah satu kesebelasan Premier League. Setelah menimbang beberapa opsi, akuisisi Abramovich dijatuhkan kepada Chelsea.
Meski demikian, di balik kehebatan Zahavi bernegosiasi, ada banyak hal yang membuat namanya sarat dengan kontroversi. Salah satunya adalah keterlibatannya pada pembelian lisensi kesebelasan Belgia, Royal Mouscron-Péruwelz, ke perusahaan milik keluarga Zahavi, Latimer International Limited.
Roman Abramovich sang dermawan. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Roman Abramovich sang dermawan. (Foto: Reuters/John Sibley)
Lewat pembelian itu, Zahavi tidak hanya melanggar peraturan FIFA soal jual-beli lisensi, tetapi juga—bersama Adar dan Gil Zahavi—menyalahi aturan FIFA yang melarang agen pemain memiliki atau memimpin sebuah kesebelasan sepak bola.
Namun, di balik itu semua, komentar Zahavi soal kepindahan Neymar ke PSG menjadi satu hal yang diperbincangkan. Bukan hanya karena sosoknya yang dianggap dewa di dunia agen pemain, tetapi juga karena Zahavi lah agen dari Eropa pertama yang memberi Neymar tawaran bermain di Benua Biru.
ADVERTISEMENT
Apakah yang dikatakan Zahavi akan menjadi kenyataan? Menarik untuk ditunggu.