Polandia vs Italia: Menyambut Trisula Anyar Mancini

14 Oktober 2018 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Italia vs Ukraina (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
zoom-in-whitePerbesar
Italia vs Ukraina (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
ADVERTISEMENT
Italia melangkah lambat bersama Roberto Mancini. Sejak mengalahkan Arab Saudi Juni lalu, Gli Azzurri tak pernah lagi memetik kemenangan.
ADVERTISEMENT
Produktivitas yang mendapatakan sorotan tajam. Hanya 4 gol yang berhasil disarangkan Italia dalam lima pertandingan, atau 0,8 gol per laga bila dirata-rata. Jauh lebih sedikit ketimbang catatan gol mereka di fase grup kualifikasi Piala Dunia dengan rata-rata 2,1.
Sulitnya Italia mengukir gol tak terlepas dari mandulnya penyerang-penyerang utama mereka, Mario Balotelli, Andrea Belotti, Simone Zaza, dan Ciro Immobile. Nama yang disebut belakangan bahkan tak sekali pun mencetak gol dalam 8 laga yang dilakoninya bersama Italia.
Sialnya lagi, Immobile adalah bomber tertajam yang dipunyai Italia saat ini. Buktinya penggawa Lazio itu sukses dua kali menjadi topkskorer Serie A dalam lima musim ke belakang.
Yang jadi masalah, Immobile berada di wadah yang berbeda bersama Italia dan Lazio. Simone Inzaghi rutin menurunkan mantan penggawa Borussia Dortmund itu sebagai penyerang tunggal dalam format tiga beknya. Berbeda dengan Mancini sendiri rutin menerapkan format 4-3-3.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Balotelli, Belotti, dan Zaza juga tak cukup menyuguhkan penampilan meyakinkan di aras klub. Hanya sepasang gol yang baru dikoleksi Belotti serta Zaza bersama Torino. Balotelli bahkan lebih parah lagi karena belum mencetak angka untuk Nice sejauh ini.
Mancini sendiri bukannya tak pernah mencoba formasi lainnya. Saat bersua Portugal di UEFA Nations League A Grup 3 pada bulan lalu misalnya, arsitek berusia 53 tahun itu mengaplikasi skema 4-4-2 dengan Immobile dan Zaza sebagai ujung tombaknya. Hasilnya? Zonk, keduanya nihil dalam melepaskan tembakan tepat sasaran.
Itulah mengapa Mancini kini beralih kepada trio Lorenzo Insigne, Federico Bernardeschi, Federico Chiesa untuk mengisi garda terdepan. Uniknya, dari ketiga pemain tersebut tak ada satu pun yang merupakan pemain nomor sembilan murni. Namun, justru itulah yang jadi harapan anyar Mancini, di tengah minimnya produktivitas dari penyerang tengah yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, Insigne jadi tumpuannya. Di bawah arahan Carlo Ancelotti, pemain bertubuh mungil itu disulap menjadi seconda punta di Napoli --dengan titik operasi di belakang Arkadiusz Milik. Tak jarang juga Insigne tak dimainkan sejajar dengan penggawa Tim Nasional Polandia itu di garis terdepan.
Immobile melakukan selebrasi. (Foto: AFP/Vincenzo Pinto)
zoom-in-whitePerbesar
Immobile melakukan selebrasi. (Foto: AFP/Vincenzo Pinto)
Gamblangnya, Insigne kini tak lagi hanya seorang winger, tetapi juga fasih turun sebagai penyerang tengah. Torehan 6 gol dalam 8 pertandingan yang dijalaninya di Serie A cukup untuk dijadikan acuan.
Bernardeshi juga tak jauh berbeda dengan Insigne. Dirinya memang tak memegang peranan sebagai mesin gol utama di Juventus. Kendati begitu, Bernardeschi terhitung aktif dalam melepaskan tembakan untuk ukurang pemain sayap.
ADVERTISEMENT
Toleh saja rata-rata tembakannya yang menyentuh angka 2,1 -- hanya kalah dari Cristiano Ronaldo sebagai pelontar teraktif Bianconeri. Produktivitasnya juga mencolok lewat raihan 2 gol di Serie A, terbanyak ketiga di Juve. Sementara kontribusinya bagi Italia yang teraktual, ya, torehan satu golnya ke gawang Ukraina pada laga persahabatan empat hari silam.
Last but not least, Chiesa. Putera dari Enrico Chiesa itu juga memiliki benang merah yang sama dengan kedua rekan setimnya: winger agresif. Konsepsi yang tertuang lewat sepasang golnya untuk Fionrentina sejauh ini. Untuk urusan umpan kunci, Chiesa juga tak buruk-buruk amat dengan catatan 1,9 per laga, hanya kalah dari Jordan Veretout dan Valentin Eysseric.
Pelatih Timnas Italia, Roberto Mancini. (Foto: Marco Bertorello/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Italia, Roberto Mancini. (Foto: Marco Bertorello/AFP)
ADVERTISEMENT
Tak bisa dimungkiri bahwa Italia tengah mengalami krisis produktivitas di rezim Mancini. Tumpulnya penyerang utama dalam wadah 4-3-3 jadi biangnya.
Kini Mancini tengah menyiasatinya dengan menurunkan tiga winger agresif secara bersaamaan, Insigne, Bernardeschi, dan Chiesa. Sistem demikian juga didukung oleh moncernya performa Insigne sebagai penyerang tengah Napoli.
Gejala positif sudah ditunjukkan versus Ukraina lalu. Sialnya, Italia hanya mampu mencetak sebiji gol lantaran penampilan Andriy Pyatov di bawah mistar sedang bagus-bagusnya.
Senin (15/10/2018) dini hari WIB nanti Mancini akan memimpin anak asuhnya bertanding melawan Polandia di pentas UEFA Nations League A Grup 3. Nah, ini akan menjadi ajang pembuktian ideal baginya, lewat trio Insigne, Bernardeschi, dan Chiesa. Andai gagal menang lagi, mungkin memang Mancini tak cukup becus untuk membesut Italia.
ADVERTISEMENT