Pratinjau: Alisson Becker dan Kemungkinan Liverpool Karamkan United

14 Desember 2018 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Liverpool rayakan kemenangan dengan fans. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Liverpool rayakan kemenangan dengan fans. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
ADVERTISEMENT
“We have to change from doubters to belivers.”
Kalimat yang diutarakan Juergen Klopp dalam wawancara perdananya sebagai manajer Liverpool rupanya bukan omong kosong. Kedatangan manajer berkebangsaan Jerman itu pada akhir 2015 mengembalikan optimisme yang selama ini hilang dari wajah kopites.
ADVERTISEMENT
Liverpool bisa sampai ke laga final Liga Europa musim 2015/16. Dua musim kemudian, tim yang bermarkas di bekas kandangnya Everton itu juga sanggup melangkah jauh hingga ke final Liga Champions. Sejauh musim ini bergulir, Liverpool masih anteng di puncak klasemen Premier League.
Musim ini Liverpool menunjukkan keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Spesial, karena sejak beberapa musim terakhir, serangan Liverpool diibaratkan bak Lamborghini Gallardo dan lini belakang tak ubahnya mesin traktor yang lamban.
Sebagai bukti, Liverpool telah mencetak 34 gol dan hanya kebobolan 6 gol di liga musim ini. Plus mengantongi catatan tidak pernah kalah di Premier League musim ini. Semua menjadi memungkinkan karena keberhasilan transfer Liverpool dalam beberapa musim terakhir.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi demikian, menjadi wajar jika ekspektasi Liverpool menangi laga liga setiap pekannya menjadi meninggi. Termasuk ketika menghadapi Manchester United di Anfield, Minggu (16/12/2018) malam WIB.
Pemain-pemain Manchester United merayakan kemenangan di Turin. (Foto: Miguel MEDINA / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Manchester United merayakan kemenangan di Turin. (Foto: Miguel MEDINA / AFP)
United akan datang ke Anfield dengan status yang berseberangan dengan Liverpool. Setelah musim lalu menyandang status runner-up Premier League, kini The Red Devils malah tersungkur di posisi keenam klasemen sementara liga dengan kondisi telah mencetak 28 gol dan telah kebobolan 26 gol.
United memang mungkin saja memberikan kejutan pada laga ini. Pertama, karena reputasi Jose Mourinho yang tak boleh dipandang remeh untuk laga-laga besar di liga. Kedua, karena Liverpool sendiri tak pernah menang atas United di Anfield sejak 6 pertemuan teraktual.
Paling akhir, karena badai cedera yang menimpa lini belakang Liverpool. Full-back kanan Trent Alexander-Arnold alami cedera, sementara Nathaniel Clyne belum dipercaya untuk menggantikannya. Joe Gomez dan penggantinya, Joel Matip, sama-sama alami cedera.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, kemungkinan besar Virgil van Dijk akan ditandemkan kembali dengan Dejan Lovren sebagai duo bek tengah. Sementara, Fabinho Tavares akan ditarik dari pos gelandang bertahan menjadi posisi full-back kanan.
Kehadiran Lovren dan Fabinho berpotensi menjadi cela bagi Liverpool. Mengingat Fabinho tergolong lamban dan inkonsistensi telah menjadi nama tengah Lovren.
Kemungkinan besar, United akan memanfaatkan kecepatan Marcus Rashford dan postur besar Romelu Lukaku ketika melancarkan serangan balik cepat. Seperti yang terjadi ketika United kalahkan Liverpool 2-1 di Old Trafford pada Maret silam.
Alisson pada pertandingan menghadapi Brighton and Hove Albion. (Foto: Reuters/Peter Powell)
zoom-in-whitePerbesar
Alisson pada pertandingan menghadapi Brighton and Hove Albion. (Foto: Reuters/Peter Powell)
Walau begitu, hasil akhirnya mungkin akan berbeda kali ini karena hadirnya Alisson Becker di depang gawang Liverpool.
Datang dari AS Roma usai Liverpool menebusnya dengan mahar 72,5 juta euro, Alisson langsung nyetel dengan Liverpool. Bahkan, Klopp sendiri sampai melontarkan pujian jika dia tak bermasalah andai harus membayar kiper berkebangsaan Brasil itu dengan harga dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
Pujian itu terlontar karena kemampuan dan mentalitas Alisson yang betul-betul teruji dalam menghalau serangan pada partai besar. Ketika Liverpool menang 1-0 atas Everton (2/12), Alisson beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang.
Salah satunya adalah ketika menghalau upaya Andre Gomes mencetak gol tepat di depan gawangnya ketika laga berjalan 21 menit. Penyelamatan hebat lainnya yang dilakukan Alisson ketika laga berjalan 37 menit.
Prosesnya bermula dari umpan terobosan yang dilancarkan Gylfi Sigurdsson sehingga Theo Walcott berhadapan satu lawan satu dengan Alisson. Kemudian Alisson berhasil mengecoh Walcott sehingga bola keluar lapangan.
Penyelamatan hebat juga dilakukan Alisson ketika timnya menang 1-0 atas Napoli (12/12). Di menit akhir laga ini, Alisson sukses menggagalkan tembakan mengejutkan Arkadiusz Milik, yang diam-diam lepas dari kawalan pemain belakang Liverpool. Menandakan ketangguhan mental mantan kiper Internacional ini.
ADVERTISEMENT
Namun, Alisson tak hanya mungkin menjadi penentu dalam unsur bertahan. Tapi, juga dalam urusan menyerang. Terutama karena United pasti akan merapatkan jarak antarlini ketika diserang Liverpool secara disiplin pada laga ini.
Alisson Becker seusai laga vs Leicester City. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Alisson Becker seusai laga vs Leicester City. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Jika Fabinho betulan ditarik menjadi full-back kanan, maka Jordan Henderson akan tampil sebagai gelandang bertahan. Henderson boleh menunjukkan secara perlahan jika dia kembali bisa dipercaya dalam urusan bertahan, tapi tidak begitu dalam urusan menyerang.
Penyakit suka backpass ketika seharusnya melancarkan umpan terobosan masih terlihat dalam permainan mantan gelandang Sunderland pada musim ini. Padahal, kehadiran gelandang bertahan yang berani mengoper ke depan sangat penting demi mempercepat transisi ke mode serangan balik cepat.
Apalagi, Liverpool memiliki gelandang nomor 8 sekaliber Naby Keita, yang memiliki kemampuan melancarkan umpan, tembakan dan aksi dribel sama baiknya. Plus penyerang-penyerang cepat seperti Xherdan Shaqiri, Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, kemungkinan serangan Liverpool mandek ketika menghadapi United sebenarnya cukup besar. Namun, kemampuan umpan jauh yang baik dari Alisson mungkin dapat memecah kebuntuan ini.
Seperti yang terjadi ketika laga berakhir kemenangan Liverpool 3-1 atas Burnley (6/12) telah memasuki masa perpanjangan waktu. Setelah berhasil memutus serangan The Clarets, Alisson kemudian langsung melempar bola kepada Daniel Sturridge.
Karena Burnley terlambat untuk ke mode bertahan, maka mudah saja bola berpindah dari kaki Sturridge, lalu ke Salah, sebelum pada akhirnya Shaqiri lancarkan tembakan berujung gol di kotak penalti lawan.
United memiliki back-four yang tidak begitu solid, utamanya ketika menghadapi serangan balik cepat. Sementara, De Gea masih kesulitan mereplikasi performa apik yang telah ditujukkan pada musim lalu. Dengan begitu, Liverpool bolehlah berharap bisa menambah catatan 5 gol melalui serangan balik di liga ketika menghadapi United.
ADVERTISEMENT