news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pratinjau: Antisipasi-antisipasi untuk Leicester dan Chelsea

16 Maret 2018 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bisakah Chelsea manfaatkan kelemahan Leicester? (Foto: Peter Cziborra/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bisakah Chelsea manfaatkan kelemahan Leicester? (Foto: Peter Cziborra/Reuters)
ADVERTISEMENT
Situasi Leicester City dan Chelsea saat ini kurang lebih sama. Tak heran, ketika kedua kesebelasan bertemu pada babak perempat final Piala FA di King Power Stadium, Minggu (18/3/2018) dini hari WIB, keduanya diprediksi akan sama-sama kesulitan.
ADVERTISEMENT
Kendati hanya sekali menelan kekalahan dalam lima laga terakhir, Leicester tak benar-benar istimewa. Kemenangan mereka atas West Bromwich Albion, akhir pekan lalu, semata disebabkan kualitas individu pemain The Foxes.
Kondisi Chelsea lebih memprihatinkan. Mereka menelan tiga kekalahan dari lima pertandingan terakhir di semua ajang. Buruknya lagi, gawang Thibaut Courtois tak pernah selamat dari kebobolan.
Melihat catatan buruk kedua kesebelasan, bagaimana peluang laga ini? Apakah laga ini bakal dimanfaatkan oleh Leicester? Atau justru Chelsea yang membuktikan bisa bangkit dari keterpurukan?
Gelandang Tengah sebagai Kunci Leicester
Sejak didatangkan dari Sevilla, musim panas lalu, Vicente Iborra tak kunjung memberikan pengaruh besar. Banyak yang menyebutkan bahwa ia tak cocok dengan skema Leicester, meski di lain kesempatan banyak yang bilang jika ia tak mampu beradaptasi di Inggris.
ADVERTISEMENT
Iborra tampil apik saat bermain menghadapi West Bromwich Albion, akhir pekan lalu. Selain menciptakan tiga sapuan, ia juga memiliki pengaruh besar dengan memotong empat umpan yang dilakukan oleh pemain lawan.
Selain itu, ia juga tampil apik saat diharuskan bertindak cepat kala Leicester menekan West Brom. Mengandalkan tinggi badannya, ia menjadi tumpuan dari umpan silang yang dilepaskan oleh Riyad Mahrez atau Demarai Gray.
Solidnya lini tengah Leicester tak hanya buah dari penampilan apik Iborra. Dalam laga tersebut, rekan satu posisi Iborra, Wilfred Ndidi, juga bermain istimewa. Dimainkan sebagai pemutus serangan lawan, ia membukukan lima tekel dan empat intersep.
Firmino dipepet Ndidi dan Amartey. (Foto: Darren Staples/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Firmino dipepet Ndidi dan Amartey. (Foto: Darren Staples/Reuters)
Secara khusus, Ndidi punya peran besar atas minimnya kontribusi Jake Livermore. Terus menerima kawalan dari pemain asal Nigeria tersebut membuat Livermore kesulitan. Pada akhirnya, selama 90 menit ia tak mampu melepaskan satu pun umpan kunci.
ADVERTISEMENT
Penampilan apik dua pemain tersebut di lini tengah membuat West Brom kesulitan untuk menekan. Selama 90 menit, anak asuh Alan Pardew hanya mampu membukukan enam percobaan ke gawang Kasper Schmeichel.
Kuatnya lini tengah Leicester dalam laga melawan West Brom harusnya bisa mereka replika dalam laga menghadapi Chelsea. Opsi tersebut terbuka lebar karena Cesc Fabregas dan Eden Hazard adalah pengalir bola dan kreator serangan utama The Blues.
Dengan memanfaatkan kekuatan fisik Iborra dan Ndidi, Leicester punya peluang untuk mematikan dua pemain tersebut. Jika hal tersebut dilakukan, Leicester punya peluang untuk mematikan serangan Chelsea.
Perubahan untuk Kebaikan Lini Belakang Chelsea
Antonio Conte tak banyak mengubah susunan di lini belakang timnya. Susunan 3-4-2-1 tetap ia gunakan. Dari tiga nama bek tengah yang musim lalu digunakan, hanya Cesar Azpilicueta yang tetap ia pasang.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, sedikitnya perubahan tak menjamin lini belakang Chelsea dari kebobolan. Dari 48 pertandingan di semua ajang yang diikuti musim ini, The Blues telah kebobolan 46 gol. Total angka tersebut memperlihatkan bahwa di lini belakang mereka terdapat banyak lubang.
Jelang laga menghadapi Leicester, ada dua hal yang patut disorot oleh Conte: kesalahan individual dan penampilan buruk anak asuhnya ketika menghadapi bola mati.
Kesalahan individual menjadi masalah besar bagi gawang Chelsea yang dikawal oleh Thibaut Courtois. Dari semua kompetisi musim ini, pemain-pemain belakang Chelsea mencatatkan rata-rata 0,8 kesalahan per pertandingan.
Selain dari kesalahan individual, buruknya pemain Chelsea saat mengatasi bola mati adalah persoalan mereka sejauh ini. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan jumlah kebobolan set piece mereka di Premier League dan Champions League yang memasuki 19.
ADVERTISEMENT
Dua masalah tersebut harus diperbaiki oleh Chelsea jelang menghadapi Leicester. Untuk mengatasinya, Conte bisa saja menurunkan dua bek senior, David Luiz dan Gary Cahill, sejak menit pertama.
Proses gol Cahill ke gawang Hull (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Proses gol Cahill ke gawang Hull (Foto: Reuters)
Kedua pemain tersebut memang tidak bisa menjamin gawang Chelsea bakal tak kebobolan. Namun, dengan memainkan dua pemain tersebut, gawang mereka bisa lebih aman dari persoalan internal, macam kesalahan individual.
Jika hal tersebut dilakukan, bisa jadi serangan Leicester bakal macet. Dari banyaknya gol yang diciptakan oleh Leicester ke gawang lawan, sebagian besar berasal dari kepandaian mereka memanfaatkan bek kesalahan lawan dan set piece.
Jika Chelsea mampu memperbaiki masalah tersebut, bisa jadi kesempatan mereka untuk mematikan lini depan Leicester bakal cukup besar. Jika itu dilakukan, bukan tidak mungkin mereka bakal menutup laga ini dengan kemenangan.
ADVERTISEMENT
***
Kondisi kedua kesebelasan yang jauh dari kata konsisten membuat laga ini jadi sulit untuk diprediksi. Leicester boleh saja diuntungkan oleh status mereka sebagai tuan rumah, tapi berbicara kualitas pemain, Chelsea punya kesempatan yang jauh lebih besar untuk memenangi laga ini.