Pratinjau: Menanti Tuah Susunan Baru Lini Depan Inggris

24 Juni 2018 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Starting XI Inggris vs Tunisia. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)
zoom-in-whitePerbesar
Starting XI Inggris vs Tunisia. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)
ADVERTISEMENT
Inggris bakal menghadapi Panama pada laga kedua Grup G Piala Dunia 2018 di Nizhny Novgorod Stadium, Minggu (24/6/2018) malam WIB. Di atas kertas, anak asuh Gareth Southgate punya banyak modal untuk menutup laga tersebut dengan kemenangan.
ADVERTISEMENT
Modal pertama: empat pertemuan terakhir Inggris dengan wakil CONCACAF, tak sekalipun berakhir dengan kekalahan. Dalam empat laga terakhir, mereka memetik dua kemenangan dan dua hasil imbang.
Modal kedua, menurut Opta, wakil CONCACAF hanya memetik satu kemenangan saat bersua wakil Eropa dalam 10 laga Piala Dunia terakhir. Satu-satunya kemenangan terjadi saat Meksiko bersua Jerman di laga perdana Grup F Piala Dunia 2018.
Inggris Memilih Berubah, Panama Tetap Sama
Susunan formasi yang bakal disiapkan oleh Inggris bocor ke media. Jika menjadikan susunan tersebut sebagai gambaran pola The Three Lions dalam pertandingan ini, bisa dipastikan mereka akan menggunakan susunan pemain yang berbeda.
Jika mengacu pada susunan tersebut, Gareth Southgate tetap akan menggunakan pola 3-1-4-2. Dalam pola tersebut, Harry Kane akan berduet dengan Marcus Rashford di lini depan. Rashford bakal menggeser Raheem Sterling yang tak tampil apik di laga perdana.
ADVERTISEMENT
Kane dan Rashford bakal disokong oleh Jesse Lingard dan Ruben Loftus-Cheek di pos gelandang serang. Loftus-Cheek dipilih untuk menggantikan Dele Alli yang kemungkinan harus beristirahat karena mengalami cedera paha.
Perubahan kemungkinan tak bakal dilakukan oleh Panama. Pelatih Hernan Gomez diprediksi bakal menggunakan formasi dan susunan pemain yang sama seperti saat mereka menghadapi Belgia di laga perdana, 4-5-1.
Dalam formasi tersebut, Blas Perez masih tetap menjadi pilihan utama di lini depan. Ia bakal didukung oleh Jose Luis Rodríguez dan Edgar Barcenas yang menjadi starter di pertandingan melawan Belgia.
Melihat Kinerja Susunan Baru Lini Depan Inggris
Rashford di sesi latihan Timnas Inggris. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Rashford di sesi latihan Timnas Inggris. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Meski meraih tiga poin, penampilan Inggris saat melawan Tunisia tak terlalu mengesankan. Di balik dominasi mereka atas penguasaan bola (60%:40%) dan percobaan ke gawang lawan (18:6), mereka punya persoalan yang harus segera diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Berkaca dari laga pertama, Inggris tak punya banyak rencana saat memasuki sepertiga terakhir pertahanan lawan. Masalah semakin bertambah saat mereka tak bisa memaksimalkan setiap peluang di depan gawang lawan.
Dua masalah tersebut terjadi karena alasan yang berbeda. Masalah pertama terjadi karena Inggris tak benar-benar punya pengatur serangan. Sementara itu, masalah kedua terjadi karena rapatnya pertahanan lawan.
Beruntungnya, pelatih Inggris, Gareth Southgate, tanggap. Mengacu pada beberapa perubahan di babak kedua, terlihat bagaimana penampilan The Three Lions jauh lebih baik dan meyakinkan. Dan, sudah seharusnya formula tersebut diterapkan pada laga ini.
Untuk mengatasi kebingungan saat menekan lawan, memilih Ruben Loftus-Cheek untuk menggantikan Dele Alli adalah pilihan yang tepat. Dibandingkan Alli, ia punya kemampuan untuk mengkreasi serangan.
ADVERTISEMENT
Dua umpan kunci yang dibuat sejak masuk pada menit ke-80 jadi bukti bagaimana ia bisa memberi peran. Selain itu, ia juga berhasil melepaskan dua umpan silang yang mampu dikonversi oleh Harry Kane menjadi peluang.
Sementara itu, masalah kedua terjadi akibat terlalu bertumpunya Inggris pada Harry Kane. Kondisi tersebut lantas dibaca dengan mudah oleh Tunisia yang langsung menjaga ketat pemain Tottenham Hotspur tersebut selama pertandingan.
Inggris tak perlu mengganti Kane untuk membuat percobaan mereka jadi maksimal. Ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut: mencari pemain depan yang bisa berperan sebagai penyerang lubang.
Dari sekian pilihan yang ada di lini depan Inggris, Marcus Rashford adalah opsi yang tepat. Kemampuan Rashford menahan bola bisa membuat Kane punya waktu untuk mencari ruang di pertahanan lawan. Sisi baik Rashford yang lain, ia punya penyelesaian akhir yang tak buruk.
ADVERTISEMENT
Serangan Balik yang Bisa Jadi Kejutan Panama
Latihan Timnas Panama. (Foto:  REUTERS/Francois Lenoir)
zoom-in-whitePerbesar
Latihan Timnas Panama. (Foto: REUTERS/Francois Lenoir)
Dalam laga melawan Belgia, Panama benar-benar tampil mengecewakan. Selain tertinggal dalam urusan penguasaan bola (38%:62%), mereka juga kalah bersaing untuk menciptakan peluang mencetak gol (7:15).
Minimnya dominasi Panama memang tak mengejutkan. Selain kualitas kedua kesebelasan yang berbanding terbalik, mereka memang lebih memilih untuk tampil bertahan dan menyerang via serangan balik. Dan tampaknya strategi tersebut bakal kembali digunakan dalam laga ini.
Dalam sistem tersebut, Panama menaruh tujuh pemain di sepertiga akhir pertahanan. Sembari menunggu momen untuk memotong aliran bola, tujuh pemain tersebut punya tugas untuk mengirimkan umpan jauh ke pertahanan lawan.
Pada laga melawan Belgia, Panama melepaskan total 56 umpan jauh. Dari jumlah tersebut, 15 di antaranya diarahkan ke dua sayap di sepertiga terakhir pertahanan Belgia dan tiga di antaranya nyaris berbuah menjadi gol.
ADVERTISEMENT
Melihat catatan tersebut, Inggris seharusnya menaruh kewaspadaan. Lewat kecepatan dua gelandang sayap, José Luis Rodríguez dan Edgar Barcenas, Panama bisa saja membuat dua sisi pertahanan Inggris keteteran.
Inggris wajib waspada apabila melihat sisi kiri pertahanan mereka yang dikawal oleh Harry Maguire dan Ashley Young. Alasannya: keduanya tak tampil mengesankan saat dimainkan dalam laga melawan Tunisia.
Dalam laga tersebut, Maguire seringkali diajak lawan beradu kecepatan. Sementara itu, area bermain Young kerap dimanfaatkan karena seringnya ia naik membantu serangan. Total tujuh dribel dan empat umpan kunci dilakukan oleh Tunisia. Jika Panama belajar dari sana, tak mustahil mereka mendapatkan peluang.