news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pratinjau: Perbaikan-perbaikan untuk Manchester United

16 Maret 2018 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain United berselebrasi. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain United berselebrasi. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Piala FA menjadi satu-satunya ajang yang bisa dimenangi oleh Manchester United. Namun, sebelum berbicara soal juara, United harus menaklukkan Brighton and Hove Albion pada babak perempat final yang rencananya bakal digelar pada Minggu (18/3/2018) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Di atas kertas, United jauh lebih diuntungkan ketimbang Brighton. Selain bakal memainkan laga ini di kandangnya, Old Trafford, hampir semua pemain inti ‘Iblis Merah’ dipastikan bisa bermain dalam pertandingan ini.
Catatan tersebut tak seharusnya membuat United jemawa. Selain hasil mengesankan yang dibuat oleh Brighton dalam lima laga terakhir, anak asuh Jose Mourinho juga begitu sulit mengalahkan mereka pada pertemuan kedua kesebelasan, November 2017 lalu.
Mengantisipasi Serangan Tamu
Kendati memenangi tiga dari lima laga terakhirnya di semua ajang, Manchester United masih menunjukkan beberapa persoalan. Salah satu masalah terbesar United dari lima laga terakhir adalah celah besar di lini belakang dalam pola 4-2-3-1.
Celah tersebut pada akhirnya membuat gawang United gampang dimasuki lawan. Sebagai buktinya, dalam lima laga terakhir, pertahanan United rata-rata menerima 16 percobaan dari lawan dan kebobolan enam gol.
ADVERTISEMENT
Ketakutan akan buruknya pertahanan menghantui United, termasuk saat menghadapi Brighton and Hove Albion. Meski demikian, mereka diuntungkan oleh skema serangan lawan yang terbilang pragmatis pada formasi 4-4-1-1.
Pragmatisme serangan Brighton sebenarnya tak cukup mengagetkan. Ketiadaan kreator serangan papan atas dan minimnya kreativitas dari lini tengah membuat serangan mereka bisa dengan mudah dibaca oleh lawan.
Aksi Nemanja Matic di laga melawan West Ham. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Nemanja Matic di laga melawan West Ham. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
Pada musim ini, serangan Brighton diidentikkan dengan umpan jauh dan sepakan spekulatif dari luar kotak penalti. Memanfaatkan postur tubuh penyerang Glenn Murray, mereka melepaskan rata-rata 75 umpan jauh per pertandingan.
Brighton juga mengandalkan sepakan spekulaitf dari luar kotak penalti untuk mencetak gol ke gawang lawan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan rata-rata 4,2 percobaan sepakan dari luar kotak penalti mereka per pertandingan.
ADVERTISEMENT
Mengatasi dua cara tersebut memang tidak susah, tapi juga tidak gampang. Salah satu upaya yang wajib dilakukan oleh pemain United adalah dengan terus melakukan penjagaan kepada tumpuan Brighton untuk menjebol gawang lawan, seperti Murray dan Pascal Gross.
Dengan menutup Murray, United punya peluang untuk mematikan keran gol mereka hingga 39%. Sementara itu, jika United mematikan Gross, United bisa menekan gol Brighton hingga mencapai 46%.
Kreativitas yang Diperlukan oleh Lini Depan United
Manchester United gagal meraih kemenangan kala bersua Sevilla dalam leg II babak 16 besar Liga Champions. Namun, selayaknya kegagalan lain, kekalahan tersebut tak harus disikapi berlebihan oleh United. Dari sana, United harus mengambil pelajaran.
Salah satu hal yang bisa dipetik oleh United dari laga tersebut adalah serangan mereka yang begitu mudah dipatahkan oleh lawan. Dari 32 serangan yang dilakukan oleh anak asuh Jose Mourinho, hanya 12 yang berbuah percobaan ke gawang Sergio Rico.
ADVERTISEMENT
Hanya berhasilnya 37% serangan United disebabkan oleh banyak faktor. Di antaranya adalah skema serangan yang tak variatif dan hanya mengandalkan pemain-pemain tertentu untuk mengambil peran sebagai pencetak gol.
Dalam laga tersebut, serangan United diinisiasi oleh Alexis Sanchez. Perubahan terjadi karena ia menerima penjagaan yang begitu ketat dari Steven N’Zonzi. Tahu Alexis tak akan bisa berbuat apa-apa, Marcus Rashford kemudian mengambil alih peran sebagai kreator serangan.
Masalahnya, perubahan kreator serangan United tak menghasilkan apa-apa. Selain tak cukup pandai menginisiasi serangan, Rashford tak punya kemampuan untuk membaca pergerakan rekan setim. Alhasil, serangan United berakhir sebelum memasuki kotak penalti Sevilla.
Lukaku merayakan gol. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Lukaku merayakan gol. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
Hal serupa juga terjadi pada penyelesaian akhir. Hanya mengandalkan Romelu Lukaku untuk mencetak gol juga membuat United kesulitan. Sebabnya, sepanjang laga, pemain berpaspor Belgia tersebut menerima penjagaan ketat dari Simon Kjaer dan Clement Lenglet.
ADVERTISEMENT
Kegagalan United menciptakan serangan berbahaya ke gawang Sevilla menjadi pertanda bahwa sudah seharusnya Mourinho mengubah skema. Pasalnya, jika tidak dilakukan, bisa-bisa United tak mampu mencetak gol ke gawang lawan.
Beruntungnya, pada babak perempat final Piala FA, United hanya akan berjumpa Brighton and Hove Albion. Banyaknya celah di pertahanan Brighton membuat mereka mencoba skema baru untuk menekan lini belakang lawan.
Untuk menekan pertahanan Brighton, United membutuhkan kreativitas. Tak hanya empat pemain yang berada di posisi paling depan dalam pola 4-2-3-1, tapi semua pemain yang punya keterlibatan dalam serangan.
Persoalan terbesar Brighton dalam bertahan adalah ketidakmampuan pemain belakang mereka mengatisipasi pemain yang masuk dari lini kedua dan lini depan yang cair. Dalam laga menghadapi Everton, akhir pekan lalu, bisa menjadi pelajaran bagi Mourinho.
ADVERTISEMENT
Untuk memanfaatkan hal tersebut, Mourinho bisa mengubah susunan pemain depan United. Ia bisa tetap memberikan kesempatan bagi Lukaku dan Alexis, tapi ia seharusnya juga memainkan Rashford dan Anthony Martial dari menit pertama.
Dengan memainkan Rashford dan Martial, peluang lini depan United untuk bermain dengan cair terbuka lebar. Selain itu, kemampuan dua pemain tersebut untuk merangsek secara tiba-tiba secara tidak langsung bakal memberikan kesulitan bagi pemain Brighton.
***
Kekalahan dari Sevilla membuat Jose Mourinho mengevaluasi kelemahan anak asuhnya. Lemahnya lini belakang dan minimnya kreativitas lini depan seharusnya tak lagi diperlihatkan oleh United dalam pertandingan ini.
Jika United mampu mengevaluasi kesalahan tersebut, mereka punya peluang untuk mengalahkan Brighton and Hove Albion. Dengan itu juga, peluang United untuk menutup musim ini dengan gelar akan terbuka lebar.
ADVERTISEMENT