news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pratinjau Prancis vs Belgia: Peraduan Dua Tim Berwajah Sama

10 Juli 2018 15:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Timnas Prancis usai menjebol gawang Argentina. (Foto: Michael Dalder/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Timnas Prancis usai menjebol gawang Argentina. (Foto: Michael Dalder/Reuters)
ADVERTISEMENT
Satu tempat di final Piala Dunia 2018 bakal diperebutkan oleh Prancis dan Belgia. Pertandingan antara kedua kesebelasan bakal dilangsungkan di Saint-Petersburg Stadium, St. Petersburg, Rabu (11/7/2018) pukul 01:00 WIB.
ADVERTISEMENT
Melihat hasil yang diraih kedua tim di lima laga sebelumnya, pertandingan ini diprediksi bakal berjalan menarik. Prancis, lolos ke semifinal usai menaklukkan dua mantan juara, Argentina (di 16 besar) dan Uruguay (di perempat final).
Hal serupa juga dilakukan oleh Belgia. Mereka mengalahkan juara Piala Dunia 1966, Inggris, di laga terakhir fase grup, dan juara dunia lima kali, Brasil, pada babak perempat final. Selain itu, Eden Hazard dkk. juga jadi tim dengan catatan 100% kemenangan sejak babak penyisihan.
Absennya Meunier yang Bisa Ganggu Keseimbangan Belgia
Prancis tak punya persoalan soal pemain dalam pertandingan ini. 23 pemain yang dibawa Deschamps ke Piala Dunia 2018 semuanya dalam kondisi fit, termasuk Djibril Sidibe yang awalnya sempat diragukan bakal dimainkan dalam laga ini karena mengalami cedera.
ADVERTISEMENT
Tak adanya pemain yang berhalangan bakal membuat Prancis kembali bermain dalam pakem 4-2-3-1. Paul Pogba dan N’Golo Kante diturunkan sebagai pivot, sementara Blaise Matuidi, Kylian Mbappe, dan Antoine Griezmann bermain di belakang penyerang tengah, Olivier Giroud.
Nasib Belgia boleh dibilang kurang menyenangkan. Pasalnya, bek sayap kanan mereka, Thomas Meunier, tak akan bermain dalam pertandingan ini karena hukuman akumulasi kartu, usai menerima kartu kuning dalam laga melawan Panama dan Brasil.
Absennya Meunier bakal berpengaruh besar ke formasi 4-3-3 yang digunakan oleh Belgia dalam laga terakhir. Tanpanya, Nacer Chadli bakal diturunkan sebagai bek kanan, sementara posisinya di gelandang tengah besar kemungkinan akan diisi oleh Yannick Ferreira-Carrasco.
Giroud yang bisa Menjadi Poros Serangan Prancis
ADVERTISEMENT
Satu hal yang membawa Prancis ke semifinal Piala Dunia 2018 adalah cairnya lini depan mereka. Lewat umpan terobosan yang digulirkan ke depan, mereka terus menerus menciptakan peluang ke gawang lawan.
Per WhoScored, sisi lapangan juga menjadi fokus serangan Prancis. Lewat dua bek sayap, Benjamin Pavard dan Lucas Hernandez, 80% serangan Les Blues per pertandingan diciptakan dari area tersebut.
Apiknya, dua bek sayap tersebut tak mencecar pertahanan lawan lewat umpan silang, melainkan umpan terobosan. Per laganya, Pavard dan Hernandez membukukan 3,1 umpan terobosan dan berperan atas terciptanya satu dari lima gol Prancis via open play.
Namun demikian, pada praktiknya, dua pemain tersebut tak memegang peran kunci. Oleh pelatih Prancis, Didier Deschamps, tumpuan serangan Prancis adalah Olivier Giroud, yang bertindak sebagai penyerang tengah.
ADVERTISEMENT
Para pemain Prancis nyantikan lagu kebangsaan. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Prancis nyantikan lagu kebangsaan. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
Dalam skema 4-3-3 Prancis, Giroud adalah poros. Meski bertindak sebagai penyerang tengah, ia berperan penting untuk menarik perhatian bek lawan. Dari sana, diharapkan agar rekan setimnya bisa menciptakan peluang.
Untuk satu pertandingannya, Giroud bisa lebih banyak berada di tengah lapangan ketimbang kotak penalti lawan. Tak heran, tugas ini membuatnya menjadi pemain depan Prancis dengan rasio sentuhan bola paling besar (25) per pertandingan.
Usai mendapatkan suplai bola. Giroud lantas mengakhirinya dengan umpan ke jantung pertahanan lawan. Menurut WhoScored, ia tercatat membukukan rata-rata 1,2 umpan kunci dan menjadi pemain depan Prancis dengan rataan umpan kunci paling banyak per laga.
Pengoptimalan Giroud sebagai poros serangan adalah alarm bahaya bagi pertahanan Belgia. Bagaimana tidak, latar belakang bek Belgia yang cenderung agresif bisa berakibat dengan kemungkinan terbukanya banyak lubang.
ADVERTISEMENT
Lewat Tiga Pemain, Serangan Belgia Ditentukan
Belgia sebenarnya juga memiliki karakteristik yang tak jauh berbeda dengan Prancis. Mereka juga mengandalkan pergerakan pemain depan untuk membongkar rapatnya pertahanan lawan.
Untuk satu pertandingannya, Belgia melepaskan 14 umpan terobosan ke pertahanan lawan. Jumlah tersebut lantas membuat mereka sebagai tim dengan rasio umpan terobosan terbanyak per pertandingan di Piala Dunia 2018.
Namun demikian, keduanya tetap punya perbedaan. Jika Prancis menggunakan penyerang tengah, mereka menggunakan kemampuan tiga pemain, Romelu Lukaku, Eden Hazard, dan Kevin De Bruyne, untuk mengeksploitasi lubang di pertahanan lawan.
Pada praktiknya, Lukaku adalah tumpuan utama Belgia untuk menarik perhatian bek lawan. Hal tersebut dibuktikan oleh dominasi bola yang dialirkan (39%) dan sentuhan yang bersangkutan (18) dibandingkan yang lain di pertahanan lawan.
ADVERTISEMENT
Romelu Lukaku dan Kevin De Bruyne. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
zoom-in-whitePerbesar
Romelu Lukaku dan Kevin De Bruyne. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
Lukaku bukan satu-satunya pemain yang menjadi tumpuan untuk membuka pertahanan lawan. Meski tak terlihat dominan dalam pertandingan, Hazard dan De Bruyne, juga ditugaskan untuk melakukan hal yang serupa.
Untuk Hazard dan De Bruyne, tugas tersebut diwujudkan dalam peran yang cenderung bebas. Kebebasan tersebut berdampak pada perhatian bek lawan yang kadang sampai terpaksa mengikutinya ke segala area lapangan.
Di laga melawan Brasil, Fagner dan Fernandinho terkena dampaknya. Tugas sebagai pengawal Hazard dan De Bruyne membuat mereka beberapa kali meninggalkan area bermainnya. Hal ini lantas dimanfaatkan sebagai area masuknya pemain dari lini kedua.
Skema di atas harus benar-benar diantisipasi Prancis. Pasalnya, Belgia hanya butuh tiga percobaan tepat sasaran untuk mencetak gol dan itu merupakan alamat bahaya bagi lini belakang Les Bleus yang menerima delapan percobaan akurat per laganya.
ADVERTISEMENT