Pratinjau: Pressing Agresif, Kunci Persija Benamkan Tampines Rovers

24 April 2018 6:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persija Jakarta menang atas Johor Darul Ta’zim  (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Persija Jakarta menang atas Johor Darul Ta’zim (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Persija Jakarta akan melawat ke markas Tampines Rovers, Stadion Jalan Besar, Singapura, Selasa (24/4/2018), pada partai keenam Grup H AFC Cup. Di atas kertas, Persija memiliki banyak modal untuk memenangi pertandingan dan melaju ke babak semifinal zona Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Modal pertama 'Macan Kemayoran' adalah kemenangan beruntun dalam tiga pertandingan terakhirnya di semua ajang. Termasuk kemenangan telak atas wakil Malaysia, Johor Darul Takzim (JDT), dengan skor 4-0 pada 10 April 2018 lalu.
Hal kedua yang amat menguntungkan Persija tentu saja hasil pertemuan pertama mereka dengan Tampines Rover di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Februari silam. Ketika itu, skuat asuhan Stefano Cugurra mampu mengalahkan Tampines Rovers dengan skor mencolok 4-1.
Dari kemenangan tersebut, Persija sebenarnya punya tiga hal yang bisa memuluskan langkah mereka untuk mengamankan tiga poin dan menjejak babak kedua AFC Cup.
Memulai Laga dengan Pressing Agresif
Instruksi Teco-demikian Stefano disapa- untuk terus menekan pemain Tampines Rovers sejak area pertahanannya sendiri menjadi pangkal keberhasilan Persija. Pressing agresif yang dilakukan tiga pemain depan mereka, Marko Simic, Riko Simanjuntak, dan Addison Alves, sanggup membuat gugup pemain belakang Tampines dalam mengalirkan bola.
ADVERTISEMENT
Alhasil, suplai bola Tampines jadi terganggu. Jangankan mengirim bola ke lini depan dengan sempurna, untuk sekadar memberi sodoran umpan kepada gelandang mereka, Yasir Hanapi dan Amirul Adli, pemain belakang Tampines begitu kesulitan.
Latihan Persija jelang laga AFC Cup (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Latihan Persija jelang laga AFC Cup (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Tak sampai situ saja tuah pressing agresif Persija. Tekanan-tekanan yang terus diberikan pemain Persija dari area pertahanan lawan mampu membuat permain Tampines melakukan kesalahan sendiri. Inilah yang kemudian dimanfaatkan Persija untuk melancarkan serangan dan mencetak gol.
Sejatinya, pressing agresif tak cuma diterapkan Persija saat lawan Tampines. Pada laga teraktualnya di kompetisi Asia, Teco menginstruksikan hal serupa.
Hasilnya pun sama, JDT yang kala itu menjadi lawannya tak bisa membangun serangan dengan baik. JDT kesulitan mengalirkan bola. Dan, itulah yang memang jadi tuah dari pressing agresif Persija.
ADVERTISEMENT
Namun, jika ingin kembali menerapkan pressing agresif, Persija harus memikirkan bagaimana caranya mencetak gol cepat. Sebab, jika hal tersebut tak terlaksana, tekanan yang diberikan akan jadi petaka. Ya, stamina pemain wajib jadi perhitungan Teco. Tapi, satu yang pasti, awal pertandingan merupakan waktu yang tepat untuk melakukannya.
Bermain Biasa dengan Mengandalkan Skema Serangan di Sisi Sayap
Harus diakui, Persija punya satu pola yang sama dan terus-menerus dilakukan ketika melancarkan serangan melalui tepi lapangan. Dua pemain sayap mereka, Riko dan Novri, sudah tahu betul apa yang harus dan tak boleh mereka lakukan saat membongkar pertahanan lawan.
Mari sedikit mengingat. Di sisi kiri, Rezaldi Hehanusa yang jadi bek sayap selalu mengakhiri serangan dengan dua hal: mengirim umpan silang ke depan gawang dan melakukan overlap. Sementara, Novri atau Addison -yang biasa menempati sayap kiri- akan bergerak lebih ke dalam guna menciptakan ruang bagi Rezaldi.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di sayap kanan, Riko yang memiliki kecepatan dan piawai dalam mengolah bola kerap merangsek masuk ke dalam kotak penalti dan memberi umpan tarik pada Simic atau pemain di lini kedua. Namun, yang tak boleh dilupa ialah peran Ramdani Lestaluhu dan Ismed Sofyan dalam menyodorkan operan kepada Riko.
Jakmania saat laga Persija vs JDT (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jakmania saat laga Persija vs JDT (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Dua pola tersebut jadi senjata Persija untuk menaklukkan lawan-lawannya. Bahkan, saat melawan JDT, 80% serangan Persija bertumpu pada pemain sayap. Dan hasilnya pun sangat memuaskan, bukan? Menang empat gol tanpa balas atas jawara AFC Cup 2015 merupakan hasil yang sempurna.
Skema biasa itulah yang harus tetap dipakai Persija ketika melawan Tampines. Karena skema tersebut merupakan senjata ampuh Persija sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Aksi Individu Jadi Pembeda
Kedalaman skuat Persija memang sedikit bermasalah. Jika Teco mengganti satu atau dua pemain intinya, Persija selalu kesulitan untuk mengembangkan permainan, terutama di lini tengah. Sampai saat ini, trio Sandi Sute, Rohit Chand, dan Ramdani selalu jadi pilihan utama. Sebab, tak ada komposisi yang lebih baik dari trio tersebut.
Namun, itu bukan berarti pemain yang menghiasi bangku cadangan jelek, melainkan pemain inti Persija yang memang punya kualitas di atas rata-rata. Ini dapat dilihat ketika skema serangan Persija selalu berakhir dengan kegagalan. Pemain-pemain cakap menghadirkan kejutan lewat aksi-aksi individunya dan bisa jadi pembeda di atas lapangan.
Seperti Rezaldi yang tak melulu memberikan umpan silang, terkadang Bule -sapaan akrab Rezaldi- menggiring bola ke depan kotak penalti dan melakukan sepakan keras nan akurat. Atau, Simic yang selalu bergerak liar ke area tengah pertandingan demi menarik garis pertahanan dan menciptakan ruang-ruang di lini pertahanan lawan yang dapat dimanfaatkan pemain lain.
ADVERTISEMENT
Dua aksi tersebut cuma segelintir aksi individu yang dilakukan pemain Persija untuk jadi pembeda. Masih ada aksi-aksi lainnya yang kerap dipertontonkan skuat asuhan Teco untuk mengakhiri kesulitan yang ada.