news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pratinjau Timnas U-23 vs Thailand: Maksimalkan Dua Sisi Sayap

30 Mei 2018 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Indonesia vs Bahrain. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Indonesia vs Bahrain. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23 akan menjamu Thailand dalam uji tanding yang dihelat di Stadion PTIK, Kamis (31/5/2018). Uji tanding ini menjadi sarana bagi pelatih Luis Milla Aspas untuk menerka komposisi, memperhitungkan kedalaman, dan mematangkan skuat jelang Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Untuk laga menghadapi Thailand, Milla sudah memanggil 22 pemain. Ada enam nama yang menyandang status sebagai pemain senior. Mereka adalah Victor Igbonefo, M. Ridho, Lerby Eliandry, Teja Paku Alam, Riko Simanjuntak, dan Alberto Goncalves.
Pemilihan pemain yang disebut terakhir menjadi kejutan terbesar. Pasalnya, dalam beberapa uji tanding dan pemusatan latihan terakhir, Milla tidak pernah absen memanggil penyerang milik Bali United, Ilija Spasojevic.
Terlepas dari deretan pemain yang menjadi pilihan Milla, bagaimana peluang Timnas U-23 pada laga melawan Thailand? Melihat penampilan terakhir kedua kesebelasan, kumparanBOLA telah merangkum beberapa hal yang mesti diwaspadai dan dilakukan oleh 'Garuda Nusantara' berikut ini.
Thailand yang Gemar Bermain di Kedalaman
Situasi Timnas U-23 dan Thailand saat ini kurang lebih sama. Timnas U-23 menjalani PSSI Anniversary Cup 2018 dengan tidak maksimal. Selain gagal mencatatkan kemenangan, pasukan Milla itu nihil gol.
ADVERTISEMENT
Pun demikian dengan Thailand yang baru saja melewati babak penyisihan grup Piala Asia U-23 2018 dengan buruk. Selama ajang tersebut, mereka selalu menelan kekalahan--dari Jepang 0-1, Palestina 1-5, dan Korea Utara 0-1.
Laga-laga yang dimainkan Thailand di babak penyisihan grup Piala Asia itu bisa jadi gambaran bagaimana mereka bermain. Pelatih Worrawoot Srimaka memilih menerapkan skema dasar 3-5-2 dengan gaya bermain yang menekankan pada kedalaman dan serangan balik.
Ketika sedang tidak memegang bola, Thailand berupaya bertahan di kedalaman. Mereka menumpuk lima pemain untuk berada di dalam kotak penalti. Itu dilakukan untuk menutup ruang yang bisa dimanfaatkan lawan.
Selain itu, mereka menginstruksikan tiga gelandang untuk berdiri di sekitar kotak 16, yang difungsikan untuk meminimalkan ruang bagi sepakan jarak jauh dan menginisiasi serangan balik.
ADVERTISEMENT
Thailand berupaya mengarahkan bola ke tepi lapangan ketika sudah memasuki teritorial lawan. Hal ini diterapkan untuk memaksimalkan kecepatan yang dimiliki kedua pemain sayap.
Cara itu dilakukan karena Thailand selalu berusaha mengakhiri serangan dengan mengirim umpan tarik kepada pemain yang berdiri tanpa kawalan di lini kedua atau mengirim umpan silang ke dalam kotak penalti.
Meski belum membuahkan hasil, gaya bermain seperti itu berhasil membuat tim besar macam Jepang dan Korea Utara kesulitan.
Timnas Indonesia vs Timnas Korea Utara. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Indonesia vs Timnas Korea Utara. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Maksimalkan Kepakan Sayap Garuda
Pada gelaran PSSI Anniversary Cup 2018, Timnas U-23 punya pekerjaan rumah mengenai distribusi bola. Itu terlihat pada laga melawan Korea Utara. Bola terus menerus diarahkan ke sisi kiri yang ditempati oleh Febri Hariyadi. Sementara, pemain yang berada di sisi kanan jarang mendapatkan suplai.
ADVERTISEMENT
Distribusi intens membuat Febri medapatkan banyak kesempatan untuk melakukan penetrasi. Kepiawaiannya mengolah si kulit bundar tidak usah diragukan lagi. Dia kerap membuat pemain belakang lawan kelimpungan untuk menghentikannya.
Pemain Persib Bandung itu beberapa kali punya kesempatan untuk menebar ancaman dengan melakukan cut inside maupun mengirim umpan silang. Sayangya, usaha Febri berakhir sia-sia. Hal ini karena tidak ada kombinasi umpan-umpan pendek di tepi lapangan.
Febri tidak jarang mendapatkan bantuan dengan segera dari bek sayap maupun gelandang. Dia selalu bekerja sendiri untuk membongkar pertahanan lawan. Hasilnya pun sudah bisa dilihat dari tidak adanya gol yang dicetak Timnas U-23 dalam gelarang PSSI Anniversary Cup 2018.
Melihat kegagalan tersebut, hal pertama yang dapat dilakukan Timnas U-23 adalah mendistribusikan bola ke kedua sisi dengan seimbang atau setidaknya tidak dominan diarahkan ke sisi kiri.
ADVERTISEMENT
Starting XI Timnas U-23 (Foto: Basith S/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Starting XI Timnas U-23 (Foto: Basith S/Kumparan)
Terlebih dengan bergabungnya Riko Simanjuntak yang bisa membuat Garuda mengepakkan kedua sayapnya. Pemain Persija Jakarta ini memiliki gaya bermain dan kualitas yang hampir serupa dengan Febri.
Kecepatan dan olah bola menjadi dua atribut yang diandalkan oleh Riko untuk melewati lawan-lawannya. Satu yang membuat Riko berbeda dengan Febri adalah keahliannya dalam mencari ruang tanpa bola. Riko tahu kapan harus berdiri di sekitar kotak 16 atau berada di area tengah lapangan.
Selain itu, Milla juga harus menginstruksikan kedua pemain tersebut untuk ikut membantu menjaga kedalaman ketika lawan sedang membangun serangan. Tujuannya, tentu saja, untuk mematikan kecepatan pemain sayap Thailand.
Berharap pada Kehadiran Beto
Langkah kedua yang perlu dilakukan Timnas U-23 adalah memainkan penyerang yang tidak hanya mampu berduel udara dan menjadi tembok di lini depan, tetapi juga cerdik mencari ruang dan bisa berlari. Dari sekian nama yang dipanggil, Beto--demikian Alberto disapa--adalah pilihan yang paling tepat.
ADVERTISEMENT
Pada usianya yang sudah menginjak 37 tahun, Beto masih punya kecepatan dan mampu menyelinap ke dalam kotak penalti dengan memanfaatkan sedikit lubang yang ada di pertahanan lawan.
Beto merupakan penyerang yang punya daya jelajah yang tinggi. Pemain naturalisasi asal Brasil ini tidak ragu turun ke area tengah lapangan atau menyisir tepi lapangan melakukan kombinasi untuk membongkar pertahana lawan.
Beto (tengah) sedang mencoba melepaskan tembakan walau diganggu oleh dua orang pemain PBFC. (Foto: PT GTS/ISC A)
zoom-in-whitePerbesar
Beto (tengah) sedang mencoba melepaskan tembakan walau diganggu oleh dua orang pemain PBFC. (Foto: PT GTS/ISC A)
Beto juga memiliki sepakan keran nan akurat dari jarak jauh yang bisa menjadi senjata Timnas U-23 untuk mencetak gol. Untuk memaksimalkan ketajaman Beto, Milla perlu memainkan gelandang yang tidak cuma pandai melakukan aksi-aksi defensif dan cepat, tetapi juga punya akurasi umpan yang baik.
Dari sederet nama yang ada, M. Hargianto dan Septian David Maulana adalah pilihan yang rasional. Kedua pemain tersebut memang memiliki gaya bermain yang berbeda. Hargianto sendiri piawai dalam melakukan tekel atau membaca permainan.
ADVERTISEMENT
Pun demikian dengan Septian yang punya visi bermain yang tokcer. Pemain Mitra Kukar ini tahu kapan harus menyodorkan umpan atau menahan bola lebih lama. Kendati begitu, itu tadi, mereka sama-sama punya keahlian perihal mengalirkan bola dan itu dapat membantu Beto menunaikan tugasnya: mencetak gol.
Pada laga nanti, satu hal yang menarik ditunggu adalah kiprah dari sejumlah nama baru. Riko, Beto, dan Victor Igbonefo mungkin bakal dipasang semenjak menit awal. Menarik menunggu sejauh mana ketiga nama itu akan memberikan perubahan terhadap skema permainan 'Garuda Muda'.
Akankah gol perdana tercipta setelah puasa dalam tiga laga terakhir?