Pratinjau Tottenham Hotspur vs Inter Milan: Ruang Kosong Adalah Kunci

28 November 2018 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Tottenham Hotspur merayakan gol Juan Floyth ke gawang Crystal Palace. (Foto: Peter Cziborra/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Tottenham Hotspur merayakan gol Juan Floyth ke gawang Crystal Palace. (Foto: Peter Cziborra/Reuters)
ADVERTISEMENT
Mauricio Pochettino, pelatih Tottenham Hotspur, boleh saja mengatakan bahwa sepak bola itu adalah tentang hari ini, bukan kemarin. Namun, bagaimana mungkin dia lupa tentang 18 menit terakhir di Stadion Giuseppe Meazza, markas Inter Milan, pada Rabu (19/9/2018) dini hari WIB?
ADVERTISEMENT
Kala itu, Tottenham melakoni laga matchday pertama fase grup Liga Champions 2018/19. Sampai menit 72, papan skor di Giuseppe Meazza masih menunjukkan angka 1-0 untuk keunggulan Tottenham. Sontekan Christian Eriksen pada menit 53 membawa Spurs memimpin.
Namun, petaka itu datang setelahnya. Tottenham yang unggul langsung balik ditekan oleh Inter. Alhasil, keunggulan mereka sukses disamakan Inter menjadi 1-1. Puncaknya, di akhir laga, Inter berbalik unggul 2-1 atas Spurs lewat gol dari Matias Vecino. Ekspresi tak percaya sekelebat terlihat dari wajah Pochettino yang bersalaman dengan Luciano Spalletti, allenatore Inter, seusai laga.
Sudah dua bulan sejak pertandingan tersebut. Pada Kamis (29/11) dini hari WIB, Inter dan Spurs akan kembali bersua di Stadion Wembley dalam matchday kelima. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh Pochettino agar cerita lama tidak terulang?
ADVERTISEMENT
Bicara soal kondisi skuat, Inter dan Spurs sedang tidak ada dalam kondisi yang baik. Di kubu Spurs, tiga pemain mereka mengalami cedera, yakni Davinson Sanchez, Mousa Dembele, dan Victor Wanyama. Dua pemain, Danny Rose dan Kieran Trippier dalam kondisi meragukan. Juan Foyth juga tidak bisa diturunkan.
Di sisi lain, Inter juga tidak akan diperkuat oleh empat pemain andalan mereka, yakni Sime Vrsaljko, Dalbert, Roberto Gagliardini, dan Joao Mario. Vrsaljko mengalami cedera, sedangkan Dalbert, Gagliardini, dan Mario tidak bsa diturunkan oleh Spalletti.
Sergej Milinkovic-Savic diadang oleh Sime Vrsaljko. (Foto: Reuters/Tony Gentile)
zoom-in-whitePerbesar
Sergej Milinkovic-Savic diadang oleh Sime Vrsaljko. (Foto: Reuters/Tony Gentile)
Meski begitu, catatan Spurs dalam enam laga terakhir lebih apik daripada Inter. Dari enam laga, Spurs berhasil mencatatkan lima kemenangan dan sekali kalah. Teraktual, mereka mampu membungkam Chelsea di Wembley dengan skor 3-1, sekaligus menghentikan catatan tidak pernah kalah Chelsea di Premier League 2018/19.
ADVERTISEMENT
Saat Spurs begitu konsisten, inkonsistensi justru melanda Inter. Dari enam laga terakhir, mereka hanya mencatatkan tiga kali kemenangan. Sisanya, dua laga berakhir kekalahan dan satu laga berakhir seri. Paling parah, Inter pernah dihancurkan Atalanta di Bergamo dengan skor telak 1-4. .
Jadi, untuk kondisi mental, Spurs lebih unggul dibanding Inter jelang laga nanti. Namun, teruntuk Spurs, akankah itu cukup untuk menghilangkan trauma mereka di laga perdana fase grup?
***
Pada pertemuan pertama, Spurs tidak bermain buruk. Mereka sanggup menguasai bola lebih lama dari Inter dengan persentase 54% berbanding 46%. Mereka juga lebih baik dalam mengalirkan bola dengan persentase umpan sukses sebesar 85% berbanding 82% milik Inter. Begitu juga dengan usaha dribel mereka yang mencapai angka 10 berbanding 4.
ADVERTISEMENT
Sampai sekira menit 72, Spurs dengan ciamik membombardir pertahanan Inter yang renggang. Ruang-ruang di area sepertiga akhir, yang tercipta karena Vecino dan Marcelo Brozovic yang acap kelewat maju, menjadi santapan empuk trio Christian Eriksen-Son Heung-min-Erik Lamela.
Tottenham Hotspur telan kekalahan 1-2 dari Inter Milan di laga Grup B Liga Champions 2018/19. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Tottenham Hotspur telan kekalahan 1-2 dari Inter Milan di laga Grup B Liga Champions 2018/19. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
Ditopang oleh pergerakan aktif Harry Kane di lini depan, lini pertahanan Inter mulai terbagi fokusnya. Pemanfaatan ruang oleh Kane, Son, Lamela, dan Eriksen inilah yang menjadi kunci dari hidupnya serangan Spurs. Ditambah juga dengan tekanan konstan yang diberikan para pemain Spurs, Inter sempat sulit mengembangkan permainan.
Tapi, Spurs tidak konsisten menerapkan gaya main ini. Sesudah unggul 1-0, mereka malah mengendurkan tekanan dengan memasukkan Lucas Moura dan Harry Winks. Di sisi lain, Inter memasukkan Antonio Candreva dan Keita Balde untuk menambah daya serang. Bukan cuma itu, mereka mengubah gaya main dengan bermain lebih rapat, serta mengandalkan serangan balik dan bola mati.
ADVERTISEMENT
Alhasil, Inter mampu menyengat Spurs. Dua gol sukses mereka cetak di sisa waktu laga, dengan sosok Icardi dan Vecino sebagai aktornya. Keberanian Inter menyengat balik ini tak lepas dari kendurnya tekanan yang diberikan oleh Spurs.
Oleh karena itu, dalam laga nanti, mengendurkan tekanan adalah perkara yang mesti dihindari Spurs. Hal ini sudah mereka lakukan dengan apik ketika melawan Chelsea. Tekanan tanpa henti yang dilakukan membuat para pemain Chelsea kelimpungan. Dipadukan dengan lihainya lini kedua Spurs memanfaatkan ruang kosong, jadilah tiga gol bersarang ke gawang Kepa Arrizalabalaga.
***
Saat ini, Spurs berada dalam kondisi terjepit di pentas Liga Champions. Dengan torehan empat poin, laga melawan Inter nanti akan menjadi penting untuk dimenangi, karena kemenangan akan membuka peluang Spurs lolos ke fase gugur Apalagi, Spurs dan Inter sama-sama mengemas tujuh poin.
ADVERTISEMENT
Perayaan gol Dele Alli ke gawang Chelsea. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan gol Dele Alli ke gawang Chelsea. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Namun, meraih kemenangan atas Inter bukan perkara mudah. Terlepas dari inkonsistensi yang mereka tunjukkan, Inter tetaplah salah satu tim besar Eropa yang bisa memberi kejutan. Toh, di pertemuan pertama lalu, mereka juga mampu memberikan kejutan karena dapat menaklukkan Spurs yang bermain agresif saat berada dalam tren negatif.
Pochettino tentu tidak ingin hal tersebut terulang kembali, maka, para pemain Spurs perlu bermain dengan ciri khas mereka sendiri: menekan tanpa henti dan lihai dalam memanfaatkan ruang. Jika itu bisa dilakukan, maka peluang menang bagi mereka akan terbuka.