Profil Tim Piala Dunia 2018: Brasil
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Dunia percaya bahwa bakat-bakat sepak bola yang tumbuh di favela tak akan mati dihajar kerasnya kompetisi. Bila orang-orang Brasil memang terkenal dengan budaya pesta, karnaval, dan segala hal yang ekstravaganza, maka itu pula yang terlihat dari sepak bola Brasil: cantik, atraktif, menghibur.
Lima gelar Piala Dunia menjadi bukti bahwa Brasil tak sekadar cantik, tapi mematikan. Menjadi negara yang terbanyak memenangi Piala Dunia menegaskan, sepak bola memang rumah dan ranah untuk Brasil.
Hanya karena Brasil berbicara banyak, bukan berarti mereka tak pernah terdiam dan memeram luka. Di sepanjang keikutsertaan mereka di Piala Dunia, capaian terburuk Brasil ada di Piala Dunia 1934. Kala itu, mereka harus menyelesaikan turnamen dengan menyandang status sebagai peringkat ke-19.
ADVERTISEMENT
Namun, dibandingkan dengan hasil mengecewakan di tahun 1934 itu, Brasil benar-benar menangisi kekalahan mereka di Piala Dunia 1950 dan 2014.
Bila menyoal Piala Dunia 1950, maka sepintas lalu, Brasil memasuki turnamen sebagai negara tanpa lawan sebanding. Namun, kenyataan berkata lain. Brasil kalah di partai final melawan Uruguay.
Memang tak telak, hanya 1-2, tapi kekalahan tipis tak jarang terasa lebih menyakitkan dibandingkan pembantaian habis-habisan. Kemenangan yang tinggal sedikit lagi itu dirampas lawan, lalu Brasil mengenal Maracanazo.
Tahun 2014, Brasil kembali membuktikan pada dunia bahwa mereka memang begitu menggilai pesta dan sukacita. Piala Dunia kembali digelar, Brasil adalah tuan yang menjadi rumah.
Serupa tahun 1950, Brasil kembali menangis. Berhadapan dengan Jerman di babak semifinal, Brasil yang sedang ada di bawah asuhan Luiz Felippe Scolari meninggalkan Estadio Mineirao dengan memanggul kekalahan 1-7.
ADVERTISEMENT
Dalam pertandingan perebutan tempat keempat pun, Brasil tak selamat. Melawan Belanda, Willian dan teman-temannya tak berkutik, kekalahan 0-3 menjadi bukti. Apa boleh buat, Brasil ada di tempat keempat, petarung-petarung Jerman menjadi raja dunia.
Pelatih: Tite
Tite datang ke Timnas Brasil saat kekalahan tahun 2014 masih menghantui seantero tim. Beberapa tahun sebelumnya, permainan Brasil seolah tanpa identitas.
Yang dikerjakan Tite di pusat-pusat latihan Brasil bukan cuma memenangi gelar, tapi mengembalikan permainan indah Brasil yang dikenal dengan sebutan Joga Bonito.
Ia tidak sekadar menaruh formasi 4-3-3, tetapi juga membiarkan para pemainnya berekspresi di lapangan, mengembalikan ingatan masing-masing pada permainan favela zaman kanak-kanak mereka.
Dengan beberapa full-back agresif plus gelandang-gelandang kokoh, Brasil punya keseimbangan di lini belakang dan tengah. Lini depan mereka cair dan komplet. Kini, tinggal bagaimana Tite meramu itu semua menjadi sederet raihan kemenangan.
ADVERTISEMENT
Pemain Bintang
Brasil ingin mengeluarkan segala daya yang mereka punya sejak awal. Itulah sebabnya, tak ada tempat untuk pemain-pemain semenjana.
Alisson Becker dipastikan menjadi pilihan utama Tite untuk mengawal gawang Brasil dari gempuran lawan. Ia punya pelapis yang sama bagusnya dalam diri Ederson Moraes, kiper yang tak hanya bagus dalam membuat penyelamatan, tetapi juga mendistribusikan bola.
Sementara, di lini belakang, Danilo menjadi pemain yang diproyeksikan menggantikan peran Dani Alves. Nama-nama senior macam Marcelo dan Thiago Silva juga pasti punya andil besar dalam membangun tembok pertahanan kokoh.
Di lini tengah, nama Phillipe Coutinho menjadi yang paling bersinar. Dan untuk ujung-ujung tombak serangan, siapa lagi kalau bukan Neymar dan Roberto Firmino?
ADVERTISEMENT
====
*Anda bisa menyimak profil tim peserta Piala Dunia 2018 di topik: Tim Piala Dunia 2018 .