news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Profil Tim Piala Dunia 2018: Kroasia

7 Juni 2018 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kroasia saat lolos ke play-off Piala Dunia. (Foto: Reuters/Valentyn Ogirenko)
zoom-in-whitePerbesar
Kroasia saat lolos ke play-off Piala Dunia. (Foto: Reuters/Valentyn Ogirenko)
ADVERTISEMENT
Piala Dunia 1998 tak hanya sekadar prestasi debut dengan torehan perunggu bagi Tim Nasional (Timnas) Kroasia. Di balik keikutsertaan pertama di Piala Dunia itu, terlahir sebuah harga diri bangsa.
ADVERTISEMENT
Kroasia baru terlepas dari Yugoslavia pada 1990. Tentunya, kesuksesan finis di posisi ketiga usai mengalahkan Belanda di Piala Dunia 1998 mengangkat nama Kroasia di mata dunia.
Ditambah, Davor Suker memenangi Golden Boot turnamen. Namun, tak ada geliat berarti setelahnya bagi skuad berjuluk Vatreni itu. Piala Dunia 2002, 2006, dan 2014 memang tak pernah lepas dalam agenda Timnas Kroasia, tetapi mereka langsung terhenti di fase grup. Pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, skuat berseragam kotak-kotak itu tidak lolos kualifikasi.
Di Piala Dunia 2014, Kroasia hanya mengemas satu kemenangan melawan Kamerun. Dua lainnya, Kroasia tunduk dari Meksiko dan tuan rumah Brasil. Untuk lolos kualifikasi tahun ini, Vatreni juga terbilang mengerahkan energi cukup besar yang sejatinya tak diperlukan oleh semifinalis 1998.
ADVERTISEMENT
Dari 10 pertandingan di babak kualifikasi Piala Dunia 2018, Kroasia mampu mencatat 6 kemenangan, 2 kali imbang, dan 2 kali kalah. Kepastian tiket ke Piala Dunia 2018 pun baru direngkuh Kroasia di babak play-off melawan Yunani dengan agregat Kroasia 4-1.
Kini, peringkat 18 FIFA menjadi ranting kukuh untuk menggantungkan asa Kroasia.
Pelatih: Zlatko Dalic
Dalic di sesi latihan Kroasia. (Foto: Oli Scarff/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Dalic di sesi latihan Kroasia. (Foto: Oli Scarff/AFP)
Menyoal keikutsertaan Kroasia tahun ini tak akan lepas dari pergantian kepala pelatih. Terseok-seok di babak kualifikasi Grup I, tak ada alasan untuk mempertahankan Ante Cacic. Pada akhirnya, Zlatko Dalic resmi menggantikan Cacic pada Oktober 2017.
Ya, Dalic-lah yang menyelamatkan Vatreni di detik-detik terakhir. Menakhodai leg pertama melawan Yunani pada 10 November 2017, Kroasia menang 4-1. Leg kedua pada 13 November berakhir 0-0, sehingga Kroasia memastikan unggul agregat dan bisa menyegel tempat ke fase grup.
ADVERTISEMENT
Dalic sendiri sebelumnya merupakan pelatih klub Uni Emirat Arab Al Ain. Pelatih berusia 51 tahun itu mampu membawa mereka ke final Liga Champions Asia 2016. Adapun, debut pertama sebagai pelatih adalah ketika menangani HNK Rijeka pada 2007.
Sisanya, sejak 2010 Dalic lebih banyak menghabiskan waktunya di lapangan hijau Arab Saudi untuk melatih Faisaly dan Al Hilal FC.
Dalic menggemari formasi 4-2-3-1. Di Piala Dunia 2018, ia diberkahi gelandang dengan kemampuan kelas satu macam Luka Modric dan Ivan Rakitic. So, Dalic punya banyak opsi untuk mengisi lini tengah dan memaksimalkan formasi andalannya itu.
Pemain Bintang
Kapten Timnas Kroasia, Luka Modric. (Foto: STRINGER / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Timnas Kroasia, Luka Modric. (Foto: STRINGER / AFP)
 Tak dimungkiri, Kroasia sangat bergantung kepada pada nama-nama andal seperti Luka Modric, Ivan Rakitic, Mario Mandzukic, Ivan Perisic, dan Nikola Kalinic.
ADVERTISEMENT
Dengan gelandang-gelandang semodel Modric dan Rakitic, mestinya Kroasia cukup untuk diwaspadai siapa pun. Kegeniusan keduanya dalam mengalirkan bola dan mengkreasikan peluang adalah senjata tak ternilai.
Di lini depan, Mandzukic tidak hanya bagus dalam menyelesaikan peluang. Sebagai striker, pemain Juventus itu juga oke dalam bertarung memperebutkan bola. Simak saja catatannya: 1,1 tekel per laga dan 0,8 intersep per laga bersama La Vecchia Signora di Serie A 2017/2018.
Selain itu, Mandzukic juga bisa menjadi pemantul bola dan membuka ruang, membuat kesempatan untuk mencetak gol terbuka untuk mereka yang menghuni lini kedua.
====
*Anda bisa menyimak profil tim peserta Piala Dunia 2018 di topik: Tim Piala Dunia 2018.