PSSI Sambut Positif Gagasan Regulasi Nyanyian Intimidatif

1 Oktober 2018 21:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Persib. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Persib. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Chants (nyanyian) yang dikumandangkan suporter sepak bola ketika menyaksikan pertandingan bukan perkara aneh. Tetapi, jika nyanyian yang diserukan bukan lagi bernada dukungan terhadap tim melainkan sudah menjurus ucapan intimidatif kepada lawan, tentu perlu dikhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, jagat media sosial Indonesia ramai memperbincangkan dihapuskannya nyanyian 'dibunuh saja'. Beberapa kalangan kelompok suporter di Tanah Air juga menyerukan suara yang sama, agar lirik tersebut tak dinyanyikan lagi. Penyebabnya, penggalan lirik itu dianggap sebagai bentuk ujaran kebencian
Rencana ini kemudian mendapat respons positif dari kalangan pemerintah melalui Kemenpora dan pemangku kepentingan sepak bola nasional, yakni PSSI. Lantas, menyeruaklah gagasan untuk menghilangkan nyanyian seperti itu lewat regulasi. Artinya, bila melanggar, maka siap-siap menerima sanksi.
Berkaca pada keberadaan nyanyian intimidatif di sepak bola Indonesia, memang belum ada hukuman bagi para pelakunya. Oleh karena itu, untuk merumuskan regulasinya, PSSI tidak bisa berdiri sendiri.
Pihak-pihak seperti pengelola kompetisi, wasit, panitia pelaksana pertandingan, dan pegiat sepak bola lainnya -termasuk pemain- perlu diajak berdiskusi bersama. Artinya, regulasi ini bukannya tidak mungkin diterapkan, hanya membutuhkan proses yang cukup kompleks.
ADVERTISEMENT
Suasana pertemuan stakeholder sepakbola nasional dan suporter bersama Menpora Imam Nahrawi di Auditorium Kemenpora, Jakarta, Senin (1/10/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pertemuan stakeholder sepakbola nasional dan suporter bersama Menpora Imam Nahrawi di Auditorium Kemenpora, Jakarta, Senin (1/10/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
"Saya kira kita semua sepakat dibuatkan regulasinya, pemberian sanksi terkait rasialisme (yang dimaksud adalah intimidatif -red) kerap tak efektif selama ini. Tetapi, untuk benar-benar merumuskannya, perlu adanya pembahasan mendalam yang melibatkan banyak pihak," kata Wakil Ketua PSSI Joko Driyono, ketika ditemui di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/10).
"Kami di PSSI tentu berharap bisa mengonsolidasikan ide ini dengan cepat dan kami juga menganggap ide ini sangat tepat jika bisa diterapkan," kata Joko.