news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PSSI Wajarkan Tensi Tinggi di Awal-awal Kompetisi Liga 1

19 April 2018 6:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arema vs Persib di Kanjuruhan. (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
zoom-in-whitePerbesar
Arema vs Persib di Kanjuruhan. (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
ADVERTISEMENT
Pekan keempat Go-Jek Liga 1 telah merampungkan gelarannya. Dan dalam pekan itu pula tercatat ada satu kasus yang paling disoroti yakni kericuhan yang terjadi saat laga Arema FC kontra Persib Bandung pada Minggu (15/4/2018) lalu.
ADVERTISEMENT
Pada laga yang dihelat di Stadion Kanjuruhan itu, Aremania yang notabene pendukung fanatik Arema membuat kegaduhan pada menit-menit akhir jelang berakhirnya laga. Dan imbas dari kejadian itu, dalam perkembangan terbarunya, salah satu Aremania menjadi korban atas insiden tesebut.
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui Plt Ketua Umum, Joko Driyono, tak menampik, bahwa perkara ini adalah buah dari tingginya tensi kompetisi di awal musim yang biasa terjadi dalam setiap musimnya.
"Mengawali kompetisi, tensi pertandingan selalu tinggi dan dipungkiri atau tidak tentu dikaitkan dengan beberapa kejadian yang terjadi akhir-akhir ini," ucap Joko ketika ditemui di Lapangan A, Kompleks SUGBK, Kamis, (19/4/2018).
"Kompetisi di Indonesia memiliki siklus di mana awal gelaran dan akhirnya selalu punya grafik tinggi. Konteks positif harusnya dimaknai di sini, sebagai ketatnya kompetisi sehingga semua klub ingin menjadi yang terbaik," tutur Joko menambahkan.
Perayaan ulang tahun PSSI ke-88. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan ulang tahun PSSI ke-88. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Pernyataan Joko tentu bisa dirujuk pada pertandingan antara PSM Makassar kontra Bali United pada pekan ke-33 kompetisi musim 2017 lalu. Pada laga itu, PSM yang bertindak sebagai tuan rumah menbutuhkan kemenangan untuk menjaga asa berlaga di putaran Piala AFC.
ADVERTISEMENT
Laga sengit telah terpampang sejak menit awal. Bahkan, tim berjulukan 'Pasukan Ramang' selaku tuan rumah, bermain penuh determinasi di rumah mereka sendiri yakni Stadion Andi Mattalatta. Namun, di pengujung pertandingan, gol Sylvano Comvalious yang kala itu memperkuat Bali United, menghancurkan segala asa dan mimpi PSM untuk tetap menjaga peluang bertengger di papan atas.
Dan atas kekalahan itu, suporter tuan rumah tak bisa menerima dan melakukan kerusuhan usai laga. Para pemain dilempari botol dan suasan seketika menjadi ricuh, sehingga para penggawa tim tamu harus mendapat pengawalan ketat keluar lapangan.
Berkaca dari pertandingan itu, kejadian serupa baru saja terjadi akhir pekan lalu. Joko berharap ke depan agar seluruh pelaku sepak bola Tanah Air bisa menjaga norma-norma sepak bola itu sendiri. Joko juga mengatakan kejadian ini sejatinya sudah masuk ke ranah hukum regulasi lewat Komdisi Disiplin (Komdis).
ADVERTISEMENT
"Komdis jadi 'terminal' terakhirnya. Komdis adalah instrumen PSSI dan federasi yang diberikan kewenangan independen untuk menegakkan disiplin kompetisi. Kita semua harus tunggu bagaimana putusan terkait kejadian ini melalui hasil sidang Komdis yang berlangsung di tiap tengah pekan," kata Joko.