PT LIB: Tak Ada Toleransi untuk Kerusuhan

17 Mei 2019 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi mengamankan penonton saat terjadi kericuhan pendukung pada pertandingan PSS Sleman vs Arema. Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Polisi mengamankan penonton saat terjadi kericuhan pendukung pada pertandingan PSS Sleman vs Arema. Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara
ADVERTISEMENT
PT Liga Indonesia Baru (LIB) pusing. Keributan yang terjadi pada laga pembuka Liga 1 2019 membuat keseriusan mereka menjalankan kompetisi dipertanyakan kembali.
ADVERTISEMENT
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) sebagai pemberi rekomendasi untuk menggelar Liga 1 pun ikut geleng-geleng kepala. Oleh karena itu, mereka memanggil PT LIB untuk meminta pertanggungjawaban terkait kerusuhan di laga pembuka tersebut.
Jumat (17/5/2019), PT LIB memenuhi panggilan BOPI. Diwakili manajer kompetisi, Asep Saputra, PT LIB meminta maaf kepada seluruh penikmat sepak bola Indonesia.
"Secara khusus PT LIB melontarkan permohonan maaf yang sebsarnya kepada seluruh publik sepak bola nasional bahwa kejadian di kick-off PSS vs Arema kemarin. (Itu) memang satu hal yang di luar keinginan kita," ucap Asep.
"Memang ada noda di laga perdana, tapi kami sudah berkoordinasi kepada pihak mana (pihak-pihak terkait, red) untuk menyelesaikan masalah ini. Di sisi lain, bersama seluruh peserta, kami betul-betul zero toleransi terhadap hal yang berbau kerusuhan."
ADVERTISEMENT
"Kami mau berkomitmen seperti rekomendasi yang sebelun dikeluarkan oleh BOPi bahwa pakta integritas ditandatangani seluruh klub --dan saya kira ini harus dijaga bersama. Masih ada 302 pertandingan, mudah-mudahan (kita bisa) menjaga situasi kondusif demi sepak bola profesional," kata Asep.
Pertandingan antara PSS vs Arema, Rabu (15/5/2019), sempat terhenti selama 60 menit. Pada menit ke-30, wasit Yudi Nurcahya memutuskan untuk menghentikan laga karena terjadi kerusuhan di tribune suporter.
kumparanBOLA, yang hadir langsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, menyaksikan bagaimana sekelompok suporter melempar botol dan petasan dari tribune. Beberapa orang menjadi korban, termasuk Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.
Ketika kami berpapasan dengan Tisha di dekat ruang VVIP stadion, ia terlihat memegangi lengannya yang ditenggarai terluka terkena lemparan pecahan keramik. Tisha kemudian dibawa oleh pihak panitia pertandingan ke ruang perawatan.
ADVERTISEMENT
Selain Tisha, kerusuhan itu membuat pemain PSS U-16, Anggriyanto Faisal, terluka. Anggriyanto mengalami dua luka sobek di mata kanan sehingga membuatnya naik meja operasi. Laporan terakhir menyebutkan bahwa penyembuhan matanya diperkirakan memakan waktu hingga tiga bulan.