news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Puasa Gelar Valencia Itu Berakhir Sudah

26 Mei 2019 9:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapten Valencia, Dani Parejo, mengangkat trofi Copa del Rey. Foto: AFP/Pau Barrena
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Valencia, Dani Parejo, mengangkat trofi Copa del Rey. Foto: AFP/Pau Barrena
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya sejak 2014, Barcelona gagal menjadi juara Copa del Rey. Pada final edisi 2019 yang diselenggarakan di Estadio Benito Vilamarin, Sevilla, Minggu (26/5/2019) dini hari WIB, Barcelona harus mengakui keunggulan Valencia dengan skor 1-2.
ADVERTISEMENT
Barcelona sebenarnya tampil dominan dengan penguasaan bola mencapai 72% dan jumlah tembakan (26) yang jauh lebih tinggi ketimbang milik Valencia (9). Namun, apa daya, nasib berkata lain. Berkat gol-gol Kevin Gameiro dan Rodrigo Moreno yang cuma mampu sekali dibalas oleh Leo Messi, Los Che keluar sebagai juara.
Bicara laga final dan gelar juara, tentu tak cukup jika hanya memperbincangkan skor akhir dan siapa yang mencetak gol. Ada statistik, ada cerita, ada hal-hal lain yang layak juga jadi dibicarakan. Di sini kumparanBOLA menyajikannya untuk Anda.
1) Trofi Pertama Valencia dalam Sebelas Tahun
Pemain-pemain Valencia mengangkat trofi Copa del Rey. Foto: AFP/Jose Jordan
Musim 2007/08 adalah kali terakhir Valencia mampu mendapatkan trofi. Kebetulan, kala itu pun trofi yang mereka rengkuh adalah trofi Copa del Rey. Setelahnya, mereka sempat mengalami masa-masa sulit yang baru bisa benar-benar diakhiri semenjak Marcelino Garcia Toral ditunjuk menjadi entrenador.
ADVERTISEMENT
Musim 2018/19 adalah musim kedua Marcelino bersama Valencia. Selama dua musim berturut-turut, eks pelatih Villarreal ini membawa Valencia finis di empat besar La Liga dan lolos ke Liga Champions. Kini, capaian itu semakin manis saja berkat keberhasilan Goncalo Guedes cs. memenangi Copa del Rey sekaligus memutus puasa gelar selama sebelas tahun.
Adapun, bagi Barcelona, kekalahan di final Copa del Rey ini membuat mereka harus puas hanya meraih satu gelar musim ini. Gelar domestik ganda kedua secara berturut-turut pun tinggal angan.
2) Life Hack ala Jeison Murillo
Jeison Murillo bergabung dengan Barcelona. Foto: Josep Lago/Reuters
Alright, bear with me. Jeison Murillo. Pejamkan mata Anda, bayangkan baik-baik rupanya, dan ingatlah perjalanannya selama musim 2018/19. Kalau sudah, buka kembali mata Anda dan kembalilah ke tulisan ini.
ADVERTISEMENT
Murillo memulai musim 2018/19 sebagai pemain Valencia. Namun, dia kalah bersaing dengan Ezequiel Garay, Mouctar Diakhaby, serta Gabriel Paulista sehingga cuma tampil sekali di La Liga dan sekali di Copa del Rey bersama Valencia pada paruh pertama musim.
Di bursa transfer musim dingin, Murillo bersalin seragam. Dia menyeberang ke Barcelona sebagai pemain pinjaman. Di Barcelona, Murillo baru lumayan terpakai. Di La Liga dia turun dua kali, di Copa del Rey dia berlaga dua kali pula. Murillo dimainkan Ernesto Valverde saat Barcelona menghadapi Levante yang notabene merupakan rival sekota Valencia.
Secara individual, musim Murillo jauh dari kata impresif. Akan tetapi, dia bermain di tim yang tepat; di dua tim yang akhirnya jadi juara di dua kompetisi domestik. Dengan begitu, dia pun jadi pihak yang paling diuntungkan.
ADVERTISEMENT
Meskipun saat ini berstatus pemain Barcelona, Murillo tetap berhak atas medali Copa del Rey lantaran pernah juga membela Valencia di ajang ini. Medali Copa del Rey itu melengkapi medali La Liga yang sebelumnya sudah dia peroleh. Pria Kolombia ini pun jadi satu-satunya pemain dengan gelar ganda di Spanyol musim ini.
3) Air Mata Daniel Parejo
Ekspresi sedih Daniel Parejo saat ditarik keluar. Foto: Reuters/Jon Nazca
Daniel Parejo datang ke Valencia pada 2011 ketika klub sedang berada dalam masa sulit. Delapan tahun berikutnya, dia menjadi sosok pertama yang mengangkat trofi untuk Los Murcielagos setelah puasa gelar selama sebelas musim.
Parejo dimainkan sejak awal pada laga final melawan Barcelona oleh Marcelino. Akan tetapi, pada pertengahan babak kedua, dia ditarik keluar karena mengalami cedera usai salah bertumpu saat mengeksekusi tendangan bebas. Dengan berat hati, dengan linangan air mata di pipi, Parejo berjalan dengan langkah gontai keluar lapangan.
ADVERTISEMENT
Setelah Parejo keluar, Barcelona berhasil mencetak gol melalui Messi. Namun, sampai pertandingan berakhir, Valencia tetap mampu mempertahankan keunggulan. Parejo, sebagai kapten tim, berhak jadi pemain Valencia pertama yang mengangkat trofi Copa del Rey tinggi-tinggi. Air mata itu pun lenyap, digantikan oleh senyum lebar.
4) Kevin Gameiro si Spesialis Turnamen
Selebrasi gol Kevin Gameiro ke gawang Barcelona. Foto: Reuters/Jon Nazca
Kevin Gameiro adalah pendatang baru di kubu Valencia. Dengan biaya transfer 16 juta euro, Valencia memboyong striker Prancis ini dari Atletico Madrid. Di musim pertamanya dia langsung mempersembahkan gelar Copa del Rey.
Gelar Copa del Rey ini, bagi Gameiro, adalah gelar keenam yang pernah dia raih. Menariknya, lima dari enam gelar itu dia dapatkan di kompetisi berbentuk turnamen. Sebelumnya, eks pemain Paris Saint-Germain ini sempat menjadi juara Liga Europa bersama Sevilla (tiga kali) dan Atletico Madrid. Tak salah jika Gameiro disebut sebagai si spesialis turnamen.
ADVERTISEMENT
5) Apresiasi untuk Leo Messi
Leo Messi mencetak gol ke gawang Valencia. Foto: Reuters/Marcelo del Pozo
Messi turun sebagai striker tunggal dalam pertandingan melawan Valencia ini. Ketiadaan Luis Suarez dan Ousmane Dembele adalah musabab di balik kesendirian La Pulga itu. Walau demikian, Messi tetap mampu menunjukkan permainan terbaik.
Sepanjang pertandingan, Messi mampu melepaskan 12 tembakan, mengirim 2 umpan kunci, membuat 8 dribel berhasil, dan melancarkan 1 tekel sukses. Dari berbagai upaya itu, satu gol lahir dari kakinya, memanfaatkan bola muntah sundulan Clement Lenglet yang membentur tiang.
Sayang, gol tersebut pada akhirnya memang tidak cukup untuk menyelamatkan Barcelona. Namun, setidaknya, Messi patut berbangga dengan penampilan menawan yang dia tunjukkan.