news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rahmad Darmawan, sang Spesialis Penakluk Pemain Bengal

21 Juni 2019 18:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rahmad Darmawan, pelatih PS Tira-Persikabo.. Foto: Dok. PT LIB
zoom-in-whitePerbesar
Rahmad Darmawan, pelatih PS Tira-Persikabo.. Foto: Dok. PT LIB
ADVERTISEMENT
Selama karier kepelatihannya, Rahmad Darmawan sudah menangani banyak pemain. Beberapa di antaranya bahkan adalah pemain yang dikenal bengal.
ADVERTISEMENT
RD--sapaan Rahmad--memulai karier sebagai pelatih pada 1998 silam. Ketika itu, ia jadi asisten pelatih di Persikota Tangerang. Tiga tahun ia lalui, sebelum akhirnya pada 2001, sosok kelahiran Metro, Lampung, tersebut naik menjadi pelatih kepala.
Setelah di Persikota, RD merantau jauh ke Papua pada 2005 untuk menangani Persipura Jayapura. Perantauannya ini berakhir manis. 'Mutiara Hitam' sukses merengkuh gelar juara Liga Indonesia. Ia juga berhasil mengorbitkan beberapa nama, salah satunya adalah Christian Warobai yang kala itu terpilih sebagai pemain muda terbaik.
Selepas dari Persipura, klub demi klub di Tanah Air bergantian ditangani oleh RD. Mulai dari Persija Jakarta selama tiga episode yakni pada 2006, 2010-2011, serta 2014- 2015, Sriwijaya FC (2007-2010 serta 2017-2018), Pelita Jaya, Arema Cronus, Mitra Kukar, hingga kini ia menangani PS Tira-Persikabo.
ADVERTISEMENT
Kegemilangan RD membesut klub membuatnya dipercaya untuk menangani Timnas Indonesia. Ia tercatat pernah menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia ketika berlaga di Piala Tiger 2002 serta menjadi pelatih interim Timnas Indonesia bersama Jacksen F. Tiago pada 2013.
RD juga pernah menangani Timnas U-23 di ajang SEA Games 2011 dan 2013. Di dua ajang itu, ia membawa skuat 'Garuda Muda' dua kali meraih medali perak setelah kalah dalam dua partai final dari Malaysia dan Thailand.
Selama perjalanannya sebagai pelatih, baik itu di level klub maupun Timnas Indonesia, RD tentu sudah tidak asing dengan beragam kepribadian pemain. Beberapa nama yang pernah diasuh RD bahkan dikenal sebagai pemain-pemain bengal.
Nama-nama macam Titus Bonai, Diego Michiels, serta Patrich Wanggai adalah nama-nama yang ia asuh saat menangani Timnas U-23. Mereka adalah nama-nama yang kerap dianggap bengal, dan lazimnya sulit bagi pelatih untuk menangani pemain tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, lain halnya dengan RD. Ia berhasil menjinakkan para pemain tersebut, malah menjadikan mereka sebagai kunci permainan tim. Duet Tibo--sapaan akrab Titus Bonai--dan Wanggai di SEA Games 2011 jadi duet yang menakutkan. Ia juga berhasil membuat Manahati Lestusen jadi kunci di lini tengah Timnas U-23 dalam ajang SEA Games 2013.
Atas kemampuannya tersebut, RD pun dikenal sebagai penakluk pemain bengal. Namun, ia berusaha untuk merendah. Ia hanya berusaha untuk jadi pelatih yang baik. Ia malah menyebut tak ada sesuatu yang istimewa dalam dirinya.
"Ya, intinya saya berusaha untuk melatih seperti pelatih yang lain saja, tidak ada sesuatu yang istimewa. Mungkin saja kebetulan pas saya pegang anaknya pas juga sudah mau sadar, mungkin," ujar Rahmad ketika diwawancarai kumparanBOLA di Hotel Mercure, Bandung, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
"Jadi memang kebetulan saja (saya bisa menaklukkan pemain-pemain itu), dan soal perlakuan khusus itu, enggak ada, karena semuanya kita belajar, begitu juga dengan pelatih-pelatih lain. Tidak ada yang istimewa, kok," lanjutnya.
Rahmad Darmawan dalam sesi jumpa pers. Foto: Sandy Firdaus/kumparan
Meski begitu, Rahmad tidak memungkiri dirinya sering mengajak berbicara dengan para pemainnya. Ia menyebut kerap ngobrol-ngobrol dengan mereka menyangkut beberapa situasi, baik itu situasi formal maupun personal. Sesi latihan adalah momen ketika ia acap kali mengobrol dengan para pemainnya.
"Kalau mengobrol sering saya lakukan. Kadang kalau ada hal yang penting untuk saya informasikan, ketika saya ingin memberikan suatu tugas khusus pada pemain, atau ada hal lain yang mungkin perlu saya sampaikan, saya akan panggil pemain itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Biasanya hal itu saya lakukan di sela-sela jeda latihan, atau mungkin setelah selesai latihan, atau sebelum latihan, lebih ke arah seperti itu," lanjutnya.
Hal ini seolah mengamini pantauan kumparanBOLA pada Mei 2019 silam. Saat itu, kami memantau sesi latihan PS Tira-Persikabo yang digelar di Stadion Pakansari jelang laga Liga 1 yang mempertemukan Tira-Persikabo lawan PSM Makassar.
Di situ, RD terlihat tidak ragu untuk membaur bersama pemain. Dalam beberapa sesi latihan tertentu, ia malah ambil bagian, terutama dalam sesi latihan operan. Ia juga acap memberitahu pemain dan mempraktikan apa yang ia mau ketika ia bicara soal skema.
Satu hal yang menjadi ciri khas RD ialah ketika ia memberikan perintah kepada pemainnya dengan penuh kelembutan. Kata-kata penyemangat seperti "Ayo", atau "Kamu bisa!", dibalut dengan nada yang menenangkan. Cara itu yang kerap dilakukan RD ketika melihat pemainnya membuat kesalahan. Tak ada amarah, apalagi mencaci.
ADVERTISEMENT
Rahmad ketika melatih PS Tira-Persikabo. Foto: Dok. PT LIB
Intinya, RD mengaku berusaha menempatkan diri sebagai sosok yang dekat dengan pemain, tapi hanya secara personal. Karena, ia paham situasi pemain yang jauh dari keluarga atau orang terdekat. Hal itu membuat para pemain terkadang butuh perhatian meski kedisiplinan tetap menjadi hal utama.
"Karena kadang-kadang pemain juga pengin punya waktu lebih dengan keluarga, dengan kawannya juga, kan?" ucapnya.
Ya, begitulah RD. Pelatih yang dikenal ramah kepada semua orang. Kerap melempar senyum dan tawa. Akan tetapi, di balik itu, ada ketegasan yang bermain. Yang terkadang tak bisa lagi ditawar.