Rasa Takut Gianluigi Buffon Jelang Pengumuman Pensiun

17 Mei 2018 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buffon dan ekspresi kecewanya. (Foto: Marco Bertorello/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Buffon dan ekspresi kecewanya. (Foto: Marco Bertorello/AFP)
ADVERTISEMENT
Gerard Pique tiba di kompleks latihan Juventus dengan disambut kapten Gianluigi Buffon dan Wakil Presiden Pavel Nedved. Tak ada wartawan yang mengabadikan karena Pique datang bukan sebagai rekrutan anyar I Bianconeri.
ADVERTISEMENT
Malah bek Barcelona itu tengah beralih profesi menjadi jurnalis untuk situs The Players' Tribune. Dia mendapatkan tugas untuk mewawancarai Buffon dan membahas karier panjangnya.
Sesi awal interviu diwarnai sejumlah pertanyaan Pique tentang karier Buffon ketika muda. Turut diulas pula bagaimana Buffon melakoni debut Serie A dengan usia 17 tahun 295 hari pada November 1995. Laga perdananya tergolong sulit lantaran Parma, klubnya saat itu, harus bersua AC Milan.
"Kami sedang memuncaki klasemen, tetapi Milan bermodalkan sejumlah pemain bermental juara: Roberto Baggio, George Weah, Dejan Savicevic, dan Paolo Maldini," tutur Buffon.
"Pada pagi harinya, saya mendapatkan informasi bahwa saya bakal bermain. Saya cukup bangga untuk mengatakan tidak ada rasa takut saat itu. Sebab, itulah kesempatan menunjukkan kepada dunia siapa itu Buffon. Ada sukacita bisa menaklukkan rasa takut sebelum pertandingan krusial," katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Rasa percaya diri Buffon muda membantunya untuk mementahkan sejumlah peluang emas dari Baggio, peraih Ballon d'Or tahun tersebut, dan Weah. Akibat aksi heroik Buffon, Parma mencatatkan clean sheet dan berhak pulang dari San Siro dengan satu poin.
Sejak itu, Buffon menjalani karier panjang. Namanya tidak pernah tergusur dari status kiper utama di setiap tim yang dibelanya, mulai dari Parma, Juventus, sampai Tim Nasional (Timnas) Italia. Sejumlah prestasi turut direngkuhnya, termasuk sembilan gelar juara Serie A dan satu Piala Dunia.
Kini, ujung jalan Buffon sudah semakin dekat. Dia diyakini bakal gantung sarung tangan setelah kontraknya bersama Juventus kedaluwarsa pada 30 Juni 2018. Dan, Kamis (17/5) adalah hari ketika Buffon bakal mengumumkan keputusan pensiun.
ADVERTISEMENT
Buffon dengan medali Juara Dunia 2006. (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Buffon dengan medali Juara Dunia 2006. (Foto: Flickr)
Tidak seperti awal kariernya, Buffon justru merasa takut menatap akhir perjalanannya. Bagi dia, 23 tahun karier profesional membuat dirinya terlalu melekat dalam sepak bola dan sulit untuk meninggalkannya.
"Saya adalah Buffon, itulah yang harus tercermin hingga menit terakhir penampilan saya. Saat tidak lagi bisa menjadi sosok yang dikenal, saya akan pergi. Dalam beberapa bulan, saya akan menemui Presiden Juventus dan membahas situasi secara tenang," kata Buffon.
"Bohong apabila saya mengatakan tidak takut. Ada masalah ketika hidup ini telah terorganisasi selama 23 tahun. Setiap pagi, Anda sudah mengetahui apa yang harus dilakukan untuk 24 jam ke depan," tuturnya.
Buffon di konferensi pers bersama Timnas Italia. (Foto: Reuters/Craig Brough)
zoom-in-whitePerbesar
Buffon di konferensi pers bersama Timnas Italia. (Foto: Reuters/Craig Brough)
Oleh karenanya, Buffon tidak mau jauh-jauh dari sepak bola saat sudah pensiun kelak. Dia berhasrat menjajal profesi lain, seperti pelatih atau direktur.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak akan memutuskannya terburu-buru. Atau, saya bisa saja menjadi guru seperti orangtua saya. Satu yang pasti, saya menjadi sosok yang lebih buruk daripada sebelumnya tanpa sepak bola," ujar Buffon.
Satu yang pasti pula, Italia dan Juventus tanpa Buffon tidak lagi sama. Tidak ada lagi sosok super berjuluk Superman di bawah mistar. Dan, kehebatan Buffon akan menjadi beban buat setiap penjaga gawang yang masuk Timnas Italia, terlebih lagi Gianluigi Donnarumma yang diproyeksikan sebagai suksesornya.