Rela Merogoh Kocek Jutaan Rupiah demi Mengawal Timnas Indonesia

17 November 2018 15:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Timnas Indonesia dalam penyisihan grub B Piala AFF 2018 melawan Timnas Timor Leste di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Timnas Indonesia dalam penyisihan grub B Piala AFF 2018 melawan Timnas Timor Leste di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
ADVERTISEMENT
Mendukung Timnas Indonesia itu tak melulu perkara menang dan kalah, tetapi ada kebanggaan dan rasa cinta di balik itu semua. Jika tak bangga dan cinta, mana mungkin merelakan waktu, tenaga, dan materi untuk menemani lawatan skuat 'Garuda'.
ADVERTISEMENT
Prinsip itu pula yang melatarbelakangi kenekatan Arista Budiyono untuk mengikuti langkah Timnas Indonesia setiap menjalani laga tandang. Mengapa nekat? Karena pengorbanan yang telah dilakukannya kerap tak sebanding dengan hasil akhir di atas lapangan hijau.
Semua berawal dari keberhasilan Timnas U-19 lolos ke Piala Asia 2014 di Myanmar. Ketika itu, euforia menyelimuti skuat asuhan Indra Sjafri. Mereka melangkah ke turnamen dua tahunan itu dengan bekal gelar juara Piala AFF 2013 plus mengandaskan Korea Selatan pada laga kualifikasi.
Atas pencapaian itu, maka tak heran jika mereka mengusung target lolos ke Piala Dunia U-20. Sejarah itu bisa dicatatkan Evan Dimas cs. dengan syarat melaju ke babak semifinal.
Namun, jangankan ke semifinal, meraih poin saja mereka tak mampu. Berada satu grup dengan Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab, Timnas U-19 selalu menelan kekalahan dari tiga laga yang dijalani sekaligus memupuskan harapan lolos ke Piala Dunia U-20.
ADVERTISEMENT
"Awalnya sih saya pengin ngawal Timnas U-19 lolos Piala Dunia. Waktu itu main di Piala Asia 2014 di Myanmar. Tapi, saya pulang dari Yangon rasanya lemes, dua pertandingan Timnas U-19 gagal menang, Sempat kecewa sih waktu itu," ujar Arista ketika berbincang dengan kumparanBOLA, Sabtu (17/11/2018).
"Sejak itu saya mulai nagih buat nonton Timnas di luar negeri. Senangnya bisa ketemu banyak orang, tapi nyesek kalau harus pulang dengan kekalahan," katanya.
Ya, merasa ketagihan, hanya selang sebulan Arista kembali berangkat ke Vietnam untuk mengawal Timnas Indonesia berlaga di Piala AFF 2014. Sayang, langkah skuat asuhan Alfred Riedl harus terhenti di fase grup. Pencaiapan itu menyamai kegagalan serupa pada edisi 2007 dan 2012.
ADVERTISEMENT
"Pulang dari Myanmar dan Vietnam sama-sama nyesek. Makanya kemarin kalah sama Singapura (laga perdana Piala AFF 2018) udah ada kesan 'biasa' saja. Udah berkali kali kalah ha ha ha," kata Arista yang juga merupakan pengelola dari akun Twitter, INFOSUPORTER ini.
Dari sekian banyak lawatannya itu, sejumlah pengalaman menarik dirasakan Arista. Salah satu yang paling diingatnya ialah ketika hendak menyaksikan Timnas U-23 beralaga di SEA Games 2015 Singapura.
Ia mengisahkan sempat bermalam di Bandara Changi setelah mendarat. Akan tetapi, keesokan paginya, ia dibangunkan oleh petugas imigrasi dengan membawa senjata laras panjang.
"Dengan Bahas Inggris yang belepotan, saya salah keluar imigrasi, harusnya Terminal 1, saya keluar di Teminal 3. Karena 'ketangkapnya' di Terminal 3, pas mau balik lagi ke terminal 1 ketemu petugas imigrasi tadi, dikira saya enggak mau keluar bandara. Saya bilang saya harus ke Terminal 1, akhirnya diancam kalau masih kelihatan di dalam bandara bakal di proses," kata Arista.
ADVERTISEMENT
"Dan kejadian itu terulang kemarin pas di Bandara (saat hendak menonton Timnas Indonesia di Singapura). Untungnya, kemarin rame-rame sama rombongan. Jadi, digelandanglah kita rame-rame," ucapnya.
Saking gemarnya melakukan perjalanan away, Arits mengaku sudah menghabiskan puluhan juta yang digunakan untuk membeli tiket pesawat, penginapan, tiket pertandingan, dan transportasi. Uang tersebut didapatnya, salah satunya dari hasil jualan jersi sepak bola.
"Saya enggak pernah ngitung sebenarnya. Alhamdulillah pas mau away, pas ada rejeki. Yang masih inget sih waktu Piala Asia U-19 di Myanmar. Habis Rp 6 jutaan kalau enggak salah. Nyarinya (duit) dari nabung jualan jersi KW dari Tanah Abang, saya ingat banget," katanya sambil tertawa.
Dan, Arista juga tak mau ketinggalan untuk mengawal Timnas Indonesia melawat ke Thailand. Ia bahkan membawa serta rombongan sebanyak enam orang untuk mendukung langsung aksi Hansamu Yama dan kolega menghadapi tuan rumah Thailand di Stadion Rajamangala, Sabtu (17/11).
ADVERTISEMENT