Ribut-ribut di Laga Chelsea vs United Berujung pada Dakwaan FA

23 Oktober 2018 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marco Ianni merayakan gol Ross Barkley di depan tim dan staf kepelatihan Manchester United. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Marco Ianni merayakan gol Ross Barkley di depan tim dan staf kepelatihan Manchester United. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
ADVERTISEMENT
Ribut-ribut Jose Mourinho dan Marco Ianni di pengujung laga Chelsea melawan Manchester United berbuntut panjang. Kini, Ianni terancam mendapat hukuman Federasi Sepak Bola Inggris (FA) karena ulahnya itu.
ADVERTISEMENT
United sudah ada di ambang kemenangan di laga yang berlangsung di Stamford Bridge pada Sabtu (20/10/2018) itu. Walau Chelsea sempat unggul lebih dulu lewat gol Antonio Ruediger, dua lesakan gol Anthony Martial sanggup membalikkan keunggulan menjadi 2-1 untuk United.
Semenjanjikan apa pun situasinya, kemenangan belum benar-benar didapatkan sampai wasit meniup peluit panjang. Dan inilah yang terjadi pada United. Pada menit 90+6, Ross Barkley mencetak gol yang membuat kedudukan imbang 2-2 hingga akhir pertandingan.
Pada akhirnya, ada yang lebih meriah ketimbang gol penyama kedudukan Barkley itu. Pada kenyataannya, ada yang lebih membikin penasaran daripada respons taktik yang digunakan Maurizio Sarri untuk menyelamatkan anak-anak asuhnya dari kekalahan di kandang sendiri.
ADVERTISEMENT
Beberapa saat setelah lesakan gol itu, Chelsea larut dalam euforia. Yang merayakan bukan hanya para penggawa yang bertanding di atas lapangan, tapi keseluruhan staf dan tim pelatih. Termasuk, Ianni. Tanpa ragu, Ianni melompat, mengacungkan tinju, dan berteriak girang di depan bench tim tamu.
Tanpa tedeng aling-aling pula, Mourinho bereaksi. Ia mengejar Ianni yang berlari ke arah lorong pemain. Beruntung, para petugas pertandingan sigap memisahkan. Terlambat sedikit saja, entah drama macam apa lagi yang akan terjadi.
Gol Ross Barkley di masa injury time yang membuyarkan kemenangan Manchester United di markas Chelsea pada pekan kesembilan Premier League 2018/19. (Foto:  Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Gol Ross Barkley di masa injury time yang membuyarkan kemenangan Manchester United di markas Chelsea pada pekan kesembilan Premier League 2018/19. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
Mourinho dalam konferensi persnya menegaskan bahwa ia sudah memaafkan dan melupakan kejadian ini. Apalagi, Sarri sendirilah yang datang kepadanya dan meminta maaf, begitu pula dengan Ianni. Intinya, bagi Mourinho perkara itu sudah selesai.
ADVERTISEMENT
Namun, FA tak sama dengan Mourinho. Sebagai federasi, mereka punya tugas untuk memastikan setiap laga berjalan dengan aman dan semestinya. Benar, setiap orang berhak merayakan gol. Tapi, apa yang dilakukan oleh Ianni dipandang sebagai tindakan tidak pantas.
“Pelatih Chelsea, Marco Ianni, didakwa terkait tindakannya di pertandingan melawan Manchester United pada Sabtu, 20 Oktober 2018. Apa yang dilakukannya pada menit 96 dianggap sebagai perilaku tidak pantas. Ia diberikan tenggat waktu hingga Kamis, 25 Oktober 2018, pukul 18:00 (waktu Inggris) untuk merespons tuduhan itu,” seperti itu bunyi pernyataan FA.
"Terkait dengan kejadian ini, Jose Mourinho juga telah diperingatkan secara resmi akan tanggung jawabnya, sebagaimana kedua klub telah mendapat peringatan resmi menyoal perilaku apa yang seharusnya ditunjukkan oleh setiap staf saat berada di area teknis (dalam pertandingan -red)."
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Mourinho tetap pada sikapnya: melupakan friksinya dengan Ianni. Dalam konferensi pers jelang laga Liga Champions yang mempertemukan United dengan Juventus, Mourinho bahkan mengisyaratkan ketidaksukaannya jika masalah dengan Ianni yang dianggapnya sudah selesai itu tetap dibesar-besarkan.
"Saya ingin berterima kasih kepada Sarri atas kejujurannya. Saya juga ingin berterima kasih kepada Chelsea karena kejujuran mereka. Tapi, saya tidak senang dengan apa yang kini menimpa anak muda (Ianni, karena ia masih berusia 36 tahun -red) itu. Saya pikir, ia tidak pantas menerima lebih daripada apa yang seharusnya ia terima. Ia sudah meminta maaf kepada saya. Jadi, saya pikir ia layak mendapat kesempatan kedua," jelas Mourinho, dilansir Skysport.
"Saya harap, setiap orang melakukan hal yang sama seperti saya (memaafkan Ianni dan melupakan kejadian tersebut). Jadi, jangan rusak karier anak muda itu. Bukannya tidak mungkin ia adalah sosok yang hebat, seorang pelatih dengan potensi luar biasa. Bagi saya, begitu dia meminta maaf, semuanya sudah selesai. Biarkan dia bekerja. Semua orang 'kan membuat kesalahan. Toh, saya juga pernah membuat kesalahan," pungkas Mourinho.
ADVERTISEMENT