news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Robertson: Laga di Premier League dan Final Liga Champions Berbeda

27 Mei 2019 22:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robertson beraksi di laga melawan Wolverhampton Wanderers. Foto: Reuters/Phil Noble
zoom-in-whitePerbesar
Robertson beraksi di laga melawan Wolverhampton Wanderers. Foto: Reuters/Phil Noble
ADVERTISEMENT
Liverpool sukses meraih enam poin dari dua pertemuan dengan Tottenham Hotspur di Premier League 2018/2019. Namun, bagi bek Liverpool, Andrew Robertson, rekor sempurna itu tak berarti banyak saat timnya bersua Spurs di final Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Liverpool memang digdaya saat bertemu Spurs di liga domestik. Tak hanya sukses merengkuh dua kemenangan, Robertson dkk. juga mampu membobol gawang Spurs sebanyak empat kali.
Superioritas Liverpool atas Spurs di Premier League itu membuat mereka diunggulkan pada final Liga Champions, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB. Kendati begitu, Robertson menyatakan kalau kemenangan mereka atas Spurs di Premier League tak bisa dijadikan patokan untuk final Liga Champions.
“Saya pikir kami dan mereka akan menganalisis dua pertemuan itu, karena itulah hal terbaik yang bisa kedua tim lakukan saat sudah pernah bertemu. Kami mungkin akan mendapatkan sesuatu dari situ. Namun, saya pikir kami tak dapat mengambil apa-apa lagi dari dua laga Premier League ke partai final Liga Champions,” kata Robertson dikutip dari situs resmi Liverpool.
ADVERTISEMENT
Menurut pria asal Skotlandia itu, pertandingan di Premier League dan final Liga Champions adalah sesuatu yang berbeda jauh. Pertandingan seperti final Liga Champions tak hanya ditentukan oleh kemampuan saja, tetapi juga emosi dan faktor-faktor lain.
Liverpool vs Tottenham Hotspurs. Foto: Reuters
“Partai final adalah satu laga besar dan Anda harus mengatur emosi di laga seperti itu. Selain itu, Anda juga harus memberikan penampilan terbaik. Pertandingan melawan Spurs akan menjadi laga yang sulit dan kami tidak boleh memikirkan hasil kami di Premier League melawan mereka karena itu adalah dua skenario yang berbeda.”
Pemikiran Robertson ini tentunya sangat masuk akal. Pasalnya, di final Liga Champions yang pernah mempertemukan dua tim senegara, tim yang lebih superior di liga tak selalu keluar jadi pemenangnya.
ADVERTISEMENT
Final Liga Champions di tahun 2000 yang mempertemukan Real Madrid dan Valencia jadi buktinya. Saat itu, Valencia finis di atas Madrid di klasemen La Liga. Valencia juga sukses meraih satu kemenangan dan satu imbang saat bersua Madrid di liga domestik.
Namun, cerita berbeda terjadi di final. Madrid tak dapat dibendung oleh Los Che dan menang telak dengan skor 3-0.
Jan Vertonghen dan Mohammed Salah saat pertandingan Liverpool vs Tottenham Hotspurs di Anfield. Foto: Reuters
Robertson pun mengakui kalau Spurs berpotensi melakukan apa yang Madrid mampu lakukan 19 tahun silam. Kendati begitu, mantan penggawa Hull City itu tetap berharap Liverpool mampu mengatasi Spurs dan keluar sebagai pemenang final tersebut.
“Tottenham adalah tim yang fantastis dengan pelatih yang luar biasa. Mereka memiliki kualitas di skuat mereka. Setiap laga yang kami mainkan melawan mereka selalu kompetitif, dan kami telah mengantisipasi perlawanan keras dari mereka. Saya berharap pertandingan melawan mereka akan berkualitas, tetapi tentu kami yang keluar jadi pemenangnya,” ujar Robertson.
ADVERTISEMENT