news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Roma Butuh Bek, tapi Bukan Berarti Bakal Main Defensif

26 Agustus 2019 11:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duel AS Roma vs Genoa pada pekan perdana Liga Italia 2019/20. Foto: Andreas Solaro/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Duel AS Roma vs Genoa pada pekan perdana Liga Italia 2019/20. Foto: Andreas Solaro/AFP
ADVERTISEMENT
Pekan perdana Liga Italia 2019/20 dimulai dengan sejumlah cerita menarik. Selain AC Milan yang menelan kekalahan di tangan Udinese, ada juga AS Roma yang melakoni thriller enam gol melawan Genoa.
ADVERTISEMENT
Bertanding melawan Genoa di kandang sendiri, Stadion Olimpico, Senin (26/6/2019) dini hari WIB, Roma tiga kali unggul, tetapi tiga kali juga mereka terkejar. Skor akhir: 3-3. Secara tidak langsung, hasil tersebut merefleksikan gaya main yang diinginkan Pelatih Roma, Paulo Fonseca.
Fonseca adalah penggemar sepak bola ofensif. Selama menangani Shakhtar Donetsk, pelatih asal Portugal itu menerapkan formasi 4-2-3-1 dengan garis pertahanan tinggi, menunjukkan Shakhtar senang mendominasi dan melakukan pressing terhadap lawan.
Pola yang sama ia terapkan di AS Roma. Meski pertandingan perdananya di Liga Italia musim ini berakhir dengan raihan satu poin --dan kebobolan tiga gol-- Fonseca menegaskan bahwa timnya tidak akan pernah memainkan sepak bola defensif.
"(Kami) tidak pernah berkonsentrasi pada pertahanan ketika melakukan persiapan," ujar Fonseca seperti dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
"Ketika sebuah tim kebobolan, yang salah bukan cuma para bek. Mendapatkan rebound dan second ball juga penting dalam pertandingan dan kami tidak melakukannya dengan baik."
"Kami memulai pertandingan dengan baik, tetapi setelah Genoa mencetak gol pertama, kami kesulitan menghadapi long ball mereka dan mereka mengejar lewat open play. Permainan kami membaik pada babak kedua, tapi kami kebobolan gol yang tidak kami sangka-sangka," kata Fonseca.
Dalam pembahasan taktik Tifo Football, gaya bermain ala Fonseca membutuhkan dua kepingan penting. Pertama, bek-bek kokoh yang bisa menjadi tulang punggung; kedua, para pemain gesit dan liat di lini tengah dan depan. Di Shakhtar, kepingan-kepingan itu biasanya diisi oleh, pertama, para bek yang tak banyak basa-basi dari Ukraina dan, kedua, para pemain Amerika Latin di lini depan.
ADVERTISEMENT
Boleh dibilang, lini depan Roma sudah cukup cair sejauh ini. Namun, mereka masih kurang kokoh di lini belakang. Oleh karena itu, Fonseca mengakui bahwa I Lupi masih mencari bek tengah anyar sebelum bursa transfer musim panas ditutup pada 2 September 2019. Salah satu incaran mereka adalah bek Torino, Nicolas Nkoulou.
Nkoulou tidak bermain ketika Torino berlaga melawan Sassuolo. Pelatih Torino, Walter Mazzarri, menyebut si pemain memang sengaja meminta tidak dimainkan. Nkoulou boleh jadi tertarik untuk bergabung dengan Roma, tetapi manajemen Torino masih enggan melepasnya sejauh ini.
"Sudah jadi rahasia umum bahwa kami mencari bek tengah anyar. Kami berharap bisa mendapatkannya sebelum bursa transfer tutup. Tapi, dia tidak bisa sembarang pemain. Dia harus bisa memberi tambahan value kepada tim ini. Jika tidak, ya, tidak ada gunanya," kata Fonseca.
ADVERTISEMENT
Dengan hasil di pekan perdana Liga Italia tersebut, Roma duduk di posisi kedelapan dengan nilai 1. Namun, sejujurnya, performa mereka terbilang menjanjikan.