Roma Telan Kekalahan di Markas SPAL

17 Maret 2019 1:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain AS Roma, Patrik Schick, dijegal pemain SPAL. Foto: Twitter: AS Roma
zoom-in-whitePerbesar
Pemain AS Roma, Patrik Schick, dijegal pemain SPAL. Foto: Twitter: AS Roma
ADVERTISEMENT
AS Roma pulang dengan kepala tertunduk kala bersua SPAL dalam lanjutan pekan ke-29 Serie A 2018/2019. Melakoni laga tandang di Stadio Paolo Mazza, Minggu (17/3) dini hari WIB, Roma keok 1-2.
ADVERTISEMENT
Satu-satunya gol I Giallorossi di laga kali ini lahir dari sepakan penalti Diego Perotti ('53). Sementara SPAL mencatatakan nama Mohamed Farres ('22) dan Andrea Petagna ('60).
Atas hasil ini, Roma gagal masuk ke zona empat besar lantaran tertahan di posisi kelima dengan perolehan 47 poin. Sementara SPAL, atas ketambahan tiga poin, merangsek satu setrip ke urutan 15 dengan 26 poin.
Melakoni laga keduanya bersama Roma di Serie A, Claudio Ranieri, tak banyak mengganti susunan 11 pemain awal yang sukses membawa Roma menang atas Empoli pekan lalu. Steven Nzonzi dan Bryan Cristante jadi poros di lini tengah yang ditopang Stephan El Shaarawy dan Justin Kluivert di kedua tepi sayap. Sementara untuk urusan juru gedor, Ranieri mengedepankan Patrik Schick dan Edin Dzeko.
ADVERTISEMENT
SPAL asuhan Leonardo Semplici masih memercayakan pakem 3-5-2 untuk membongkar pertahanan Roma. Paling kentara di daftar susunan pemain adalah kembalinya Manuel Lazzari mengawal lini tengan SPAL. Gelandang yang hampir sebulan terakhir menjalani pemulihan cedera berduet bersama Mohamed Salim Fares untuk mendistribusikan bola pada Mirco Antenucci dan Andrea Petagna.
Tampil dengan tempo lambat, SPAL yang menguasai jalannya laga sepanjang 15 menit awal, lebih dulu mengancam gawang Roma yang dikawal Robin Olsen melalui sundulan Francesco Vicari. Akan tetapi, sundulan bek 24 tahun ini masih menipis di sisi kiri.
SPAL yang terus melancarkan serangan ke sepertiga pertahanan Roma akhirnya membuka keran gol mereka memasuki menit ke-22 via Francesco Vicari. Prosesi gol gelandang asal Perancis ini lahir dari sumbangsih umpan silang Thiago Cionek.
ADVERTISEMENT
Roma segera merespons gol tersebut dengan mulai mengedepankan umpan-umpan pendek dalam membangun serangan. Hanya saja, persoalan mereka dalam menyamakan kedudukan terkendala rapatnya barisan belakang SPAL.
Alhasil, Dzeko, El Shaarawy, dan Kluivert terpaksa melepaskan tembakan jarak jauh dari kotak 16. Hasilnya juga sudah bisa ditebak, Thiago Cionek, Kevin Bonifazi dan Francesco Vicari sukses menjadi tembok kokoh bagi penjaga gawang SPAL, Emiliano Viviano.
Jelang turun minum Roma mendapat peluang bersih via Schick usai mendapat umpan dari El Shaarawy. Akan tetapi, sepakannya masih belum menemui sasaran dan menutup babak pertama dengan keunggulan bagi SPAL.
Kembali dari ruang ganti, Roma melakukan dua pergantian dengan memasukkan Diego Perotti dan Nicolo Zaniolo, ia menarik El Shaarawy dan Kluivert. Lewat situasi ini, Ranieri menginginkan sisi sayap lebih optimal pada 45 menit kedua.
ADVERTISEMENT
Hasilnya langsung terpampang saat babak kedua berjalan delapan menit. Masih mengedepankan umpan-umpan pendek, Schick menyodorkan umpan menusuk pada Dzeko yang sukses melepaskan diri di dalam kotak penalti.
Akan tetapi, upaya Dzeko untuk menyamakan kedudukan harus terbentur oleh pelanggaran Cionek. Tanpa kompromi, wasit langsung menunjuk titik putih dan pada situasi ini, Perroti yang diutus menjadi algojo sukses menjalankan tugas pada menit ke-53.
Tak berselang lama, SPAL yang selalu mengawali serangan via sisi sayap bersalin rupa dengan menyontoh skema Roma yakni melakukan umpan-umpan pendek. Hasilnya, lewat skema satu-dua sentuhan dan menyodorkan umpan menusuk ke kotak penalti, pemain belakang Roma, Ivan Marcano, gagal mengantisipasi pergerkan Petagna dan justru membuat pelanggaran.
Mendapat hadiah penalti, Petagna yang menjadi algojo juga sukses menaklukkan Olsen dan membuat SPAL kembali memimpin selisih satu angka pada menit ke-60.
ADVERTISEMENT
Tertinggal satu angka membikin Roma tak punya pilihan lain selain bermain all-out. Akan tetapi, usaha mereka mentok karena SPAL menerapkan sepak bola negatif selepas gol Patagna. Alhasil upaya tembakan jarak jauh layaknya babak pertama kembali coba dilakukan melalui Perroti dan Dzeko.
Pada menit ke-73, Dzeko bisa saja menyamakan kedudukan melalui tembakan jarak jauhmya. Akan tetapi, mistar gawang jadi juru selamat SPAL yang menggagalkan upaya penyerang asal Bosnia ini.
Hingga laga rampung, Roma yang sudah mentok dalam membongkar pertahanan SPAL tak mampu menyamakan kedudukan. Dan pada akhirnya SPAL memetik poin penuh dan berpesta merayakan kemenangan yang terakhir kali mereka raih pada Januari lalu.
ADVERTISEMENT