Ronaldo dan Portugal Membayar Kegagalan 15 Tahun Silam

10 Juni 2019 6:55 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi Cristiano Ronaldo saat mendapatkan trofi UEFA Nations League. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi Cristiano Ronaldo saat mendapatkan trofi UEFA Nations League. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Pada gelaran Piala Eropa 2004, Timnas Portugal berisikan pemain-pemain bintang macam Luis Figo, Deco, Rui Costa hingga sosok muda yang saat itu tengah naik daun, Cristiano Ronaldo. Dengan materi tim seperti itu, Portugal sukses menjejakkan kakinya hingga partai final.
ADVERTISEMENT
Jalan mereka menuju laga pemungkas pun dilalui dengan langkah menyakinkan. Selecao das Quinas lebih dulu menjadi juara Grup A, kemudian mengalahkan Inggris lewat adu penalti pada perempat final.
Di semifinal, mereka mampu menumbangkan Belanda 2-1 yang saat itu dihuni oleh pemain-pemain kenamaan seperti Ruud van Nistelrooy, Clarence Seedorf, Frank de Boer, Jaap Stam, hingga Giovanni van Bronckhorst.
Cuma Yunani yang menjadi lawan mereka di partai puncak. Masalahnya, Yunani adalah tim ‘Kuda Hitam’ yang sempat memberi Portugal kekalahan di fase grup sehingga mencuat kekhawatiran kisah serupa terulang di final.
Benar saja, ketika laga berjalan 57 menit, Angelo Charisteas membuat pendukung Portugal di Estadio da Luiz terdiam. Lantas, tangis Ronaldo dan penggawa Portugal lainnya terlihat seusai laga rampung karena tak bisa membayar defisit satu gol. Portugal dan para pendukungnya kudu rela melihat Yunani merayakan pesta juara di rumah mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
15 tahun berlalu dari peristiwa itu, Ronaldo sebagai satu-satunya skuat Portugal yang masih bermain hingga sekarang, kembali mendapatkan kesempatan mentas pada laga final di rumah sendiri. Adalah UEFA Nations League A yang menjadi ajangnya.
Cristiano Ronaldo saat Portugal kalah di final Piala Eropa 2004. Foto: ARIS MESSINIS / AFP
Perjalanan Ronaldo dan Portugal di turnamen ini terbilang impresif. Mereka menjuarai Grup C yang diisi Italia dan Polandia, kemudian mengalahkan Swiss di semifinal. Tapi, Belanda menjadi lawan yang kudu mereka hadapi di Esatdio do Drago, Senin (10/6/2019) dini hari WIB.
Skuat besutan Ronald Koeman punya modal positif untuk membuat Portugal merasakan lagi memori kegagalan Piala Eropa 2004. Dihuni kombinasi pemain muda dan matang dalam diri Frenkie de Jong, Matthijs de Ligt, Georginio Wijnaldum, dan Virgil van Dijk, Belanda lolos ke final dengan menyingkirkan Inggris.
ADVERTISEMENT
Tapi, Portugal menunjukkan hasratnya untuk tak terluka lagi di rumah sendiri. Tak ada tembakan yang bisa dilepas Belanda selama babak pertama, sementara Portugal menggempur gawang Jesper Cillessen dengan 12 tembakan yang 4 di antaranya tepat sasaran.
Ronaldo dan para pemain Portugal merayakan gelar juara UEFA Nations League. Foto: Reuters/Carl Recine
Dominasi Portugal akhirnya membuahkan gol di menit 57 ketika sepakan Goncalo Guedes. Keunggulan 1-0 bertahan hingga akhir pertandingan yang membuat Portugal berhak atas gelar juara. Semakin terasa spesial buat Ronaldo karena mengangkat trofi sebagai kapten di depan publik Portugal.
“Semua terasa luar biasa, saya sangat senang. Bisa meraih trofi ini di Portugal, di depan warga Portugal, bagi saya adalah sebuah kehormatan besar,” kata Ronaldo dilansir situs resmi UEFA.
"Masyarakat Portugal pantas mendapatkan trofi ini. Mereka mendukung kami di dua pertandingan terakhir, saat melawan Swiss dan Belanda. Trofi ini bukan hanya milik tim nasional saja, tapi juga seluruh orang-orang Portugal," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tercatat, ini menjadi gelar kedua yang dipersembahkan Ronaldo buat Portugal setelah sebelumnya meraih titel Piala Eropa 2016. Kendati kalah prestisius dari Piala Eropa, trofi UEFA Nations League ini punya arti spesial karena didapatkan di tanah kelahiran.