Ruang bagi Torres dalam Kemenangan Atletico

17 Mei 2018 10:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atletico juara Liga Europa 2017/2018. (Foto: REUTERS/Vincent Kessler)
zoom-in-whitePerbesar
Atletico juara Liga Europa 2017/2018. (Foto: REUTERS/Vincent Kessler)
ADVERTISEMENT
Fernando Torres tak bermain penuh di laga final Liga Europa 2017/2018, yang digelar pada Kamis (15/7/2018) dini hari WIB. Ia hanya tampil di dua menit akhir menjelang berakhirnya waktu normal.
ADVERTISEMENT
Namun, waktu dua menit itu sudah cukup bagi Torres untuk menuai pengalaman spesial. Dalam wawancara seusai laganya Torres menegaskan keberhasilan memenangi trofi Liga Europa adalah mimpi yang jadi kenyataan.
Bagi Torres, Atletico Madrid ibarat teman karib. Bagi seorang bocah, Atletico memberikan ruang yang luas untuk menampung cita-cita Torres untuk menjadi pemain sepak bola.
Di usia 15 tahun, Torres sudah menjadi pemain terbaik Eropa untuk level usianya berkat keberhasilannya memimpin Atletico memenangi Piala Nike. Di usia itu pula, guratan tanda tangannya menjadi penanda dimulainya babak baru kehidupan Torres: kehidupan sebagai pesepak bola.
Setelah bergabung dengan tim senior Atletico, Torres hanya memenangi gelar Segunda Division musim 2001/2002. Namun, ia juga punya gelar bersama Timnas Spanyol U-16. Kala itu, Torres menjadi bagian dari skuat yang memenangi Euro 2001.
ADVERTISEMENT
Bersama Timnas Spanyol U-19, Torres juga jadi juara di Euro 2002. Gelar pemain terbaik di dua kompetisi tersebut menjadi iring-iringan meriah bagi karier Torres di masa muda.
Setelahnya, dunia tahu Torres melanglangbuana ke Inggris dan Italia. Sepak bola memainkan peranannya dengan piawai di sini. Tak cuma elu-elu, olok-olok pada akhirnya juga menjadi bagian Torres. Lantas, pada 2015, ia memutuskan untuk pulang ke Madrid, kembali berkostum Atletico.
Musim ini menjadi musim terakhirnya Torres di Atletico. Selaiknya penutup musim, ia ingin mengakhirinya dengan kesan yang baik. Itulah sebabnya, dua menit terakhir di laga final melawan Marseille ini pun dilakoninya dengan khidmat. Tak peduli mendapat kesempatan untuk menyentuh bola atau tidak, yang terpenting ia turun ke lapangan.
ADVERTISEMENT
Sebagai pelatih, Diego Simeone menaruh hormat pada anak didiknya itu. Sosok asal Argentina ini menegaskan, ia tak pernah memberikan perlakuan berbeda untuk Torres, seperti apa pun pencapaiannya di masa lampau bersama Atletico.
"Bagi Fernando Torres, pertandingan dan kemenangan ini adalah impian yang jadi kenyataan. Saya tidak pernah memberikan apa pun kepadanya secara cuma-cuma, tak ada perlakuan khusus. Namun, ia menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pesepak bola."
"Ia meninggalkan warisan yang besar untuk teman-teman setimnya, untuk klub ini. Saya berharap ia dapat melakoni seremoni perpisahan yang pantas pada laga Minggu ini," tutur Simeone dalam wawancara seusai laga, dilansir Skysports.
Gabi, yang didapuk sebagai kapten di laga ini pun mengakui, Torres adalah sosok yang spesial bagi tim. Karena keberadaannya yang spesial itulah, rekan-rekan setimnya juga berhasrat untuk mendedikasikan kemenangan ini baginya.
ADVERTISEMENT
Atas dasar penghormatan inilah, Gabi memberikan tempatnya kepada Torres ketika ia mendapat giliran untuk mengangkat trofi kemenangan di atas podium. Seharusnya, sebagai kapten, Gabi-lah yang mengangkat trofi itu pertama kali.
Namun, Gabi tahu ini waktu yang spesial bagi Torres. Lantas, ia mempersilakan Torres untuk menjadi orang pertama yang mengangkat trofi tanda kemenangan tadi. Gesture ini pada akhirnya tak hanya tentang rasa hormat, tetapi kesediaan memberikan ruang bagi Torres untuk sekali lagi menikmati kemenangan.
"Trofi ini memberikan banyak hal kepada kami. Namun, Torres adalah pemain yang paling layak untuk mendapatkannya. Tidak ada perpisahan yang jauh lebih hebat dibandingkan dengan kemenangan ini," pungkas Gabi.