Ryan Giggs di Timnas Wales: Menjanjikan atau Tidak?

16 Januari 2018 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ryan Giggs jadi pelatih Wales (Foto: GEOFF CADDICK / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ryan Giggs jadi pelatih Wales (Foto: GEOFF CADDICK / AFP)
ADVERTISEMENT
Setelah hampir empat tahun menyepi dari dunia manajerial, Ryan Giggs muncul kembali. Sebagai orang asli Wales, dia mengambil tugas yang bisa dibilang cukup terhormat. Giggs resmi diangkat menjadi pelatih Tim Nasional (Timnas) Wales menggantikan Chris Coleman.
ADVERTISEMENT
Dalam ajang Piala Eropa 2016, bersama Islandia, nama Wales sempat menjadi buah bibir. Diprediksi akan menjadi one-man team dengan kehadiran Gareth Bale di dalamnya, "Si Naga" justru menampilkan permainan yang terbilang cukup kolektif. Berporoskan pada tiga pemain: Gareth Bale, Aaron Ramsey, dan Joe Allen, Wales mampu tampil gemilang dan maju sampai ke babak semifinal, sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Portugal.
Penampilan gemilang Wales pada Piala Eropa 2016 ini membawa mereka menjadi salah satu unggulan pada babak kualifikasi Piala Dunia 2018. Namun dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2018 ini, Wales harus gigit jari. Bertarung sampai laga terakhir kualifikasi, Wales harus rela tempat mereka tergusur oleh Rep. Irlandia yang mengalahkan mereka di laga terakhir.
ADVERTISEMENT
Di tengah suasana dan kondisi mental Aaron Ramsey dan kolega yang tengah buruk, Giggs diharapkan dapat menjadi pembangkit gairah dan semangat Timnas Wales dalam mengarungi kancah pertandingan internasional, baik itu level Eropa maupun dunia. Target terdekat, mereka diharapkan dapat lolos ke putaran final Piala Eropa 2020 nanti.
Apakah Giggs dapat memenuhi beban dan ekspektasi tersebut? Gaya kepelatihan apa yang akan dia bawa di Wales nantinya?
***
Selama menjalani karier sebagai pemain, Giggs terbiasa dengan formasi dasar 4-4-2 yang diterapkan oleh manajernya di Manchester United, Sir Alex Ferguson. Dengan gaya 4-4-2 ini, Giggs diberikan keleluasaan untuk mengeksplorasi sekaligus mengeksploitasi sisi kanan pertahanan lawan dengan kemampuan dribelnya yang mumpuni.
Terbiasa menggunakan sistem ini, Giggs pun menerapkan formasi dasar 4-4-2 ketika dia menjadi caretaker bagi Manchester United di sisa musim 2013/14 silam. Dari empat pertandingan sisa tersebut, Giggs berhasil membawa United meraih dua kemenangan, satu hasil imbang, serta sekali menderita kekalahan. Sebuah hasil yang tidak buruk, namun juga tidak baik.
ADVERTISEMENT
Melihat kecenderungan formasi yang digunakan ketika dia bermain, sekaligus juga formasi dasar yang dia terapkan ketika menjadi manajer sementara Manchester United, besar kemungkinan Giggs akan menerapkan formasi yang sama di Timnas Wales ini. Apalagi memang Wales memiliki beberapa pemain yang dapat menjadi penyisir di sayap serta dapat menjadi ujung tombak yang cukup mumpuni.
Di Timnas Wales sekarang, ada nama-nama semisal Ben Davies yang dapat menyisir sayap dengan baik. Ada juga nama Joe Allen yang dapat menjadi distributor bola andal, serta Sam Vokes yang dapat menjadi penyerang utama. Jika ditambah dengan kehadiran nama-nama semisal Aaron Ramsey dan Gareth Bale, formasi dasar 4-4-2 ini bisa semakin berjalan sebagai mestinya.
Giggs dan Sir Alex Ferguson. (Foto: MIKE CLARKE / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Giggs dan Sir Alex Ferguson. (Foto: MIKE CLARKE / AFP)
Namun perlu diingat juga bahwa Wales bukanlah tim yang saklek. Ketika ditangani oleh Coleman, beberapa kali Timnas Wales mampu mengganti skema dan formasi yang mereka gunakan. Bahkan, pada ajang Piaka Eropa 2016, mereka pernah menggunakan skema tiga bek dengan memasang Ben Davies, Chris Gunter, dan Ashley Williams di posisi tiga bek. Hal ini menunjukkan keluwesan Wales dalam bermain yang membikin mereka lolos ke semifinal Piala Eropa 2016.
ADVERTISEMENT
Secara taktikal, Giggs dapat melakukan banyak hal. Entah menggunakan skema empat atau tiga bek, jika Giggs memiliki pemahaman dan respons taktikal yang baik, dia bisa menjadikan Timnas Wales menjadi semenyeramkan ketika Piala Eropa 2016. Lalu, di mana pembenahan bisa dilakukan oleh Giggs kepada Timnas Wales yang sekarang?
Soal ada atau tidaknya sesuatu yang harus dibenahi dari Wales, lebih kepada mentalitas dari para pemain Timnas Wales itu sendiri. Dengan pengalamannya bermain cukup lama bersama Manchester United di berbagai ajang, Giggs dapat menularkan mentalitas yang dia miliki kepada para pemain Timnas Wales. Sekilas hal ini memang abstrak, tapi Giggs punya modal untuk melakukannya.
Toh, ada sosok Sir Alex Ferguson yang siap membantu Ryan Giggs nantinya. Mungkin.
ADVERTISEMENT
***
Seperti halnya menjalani pekerjaan pertama, akan banyak kesan yang dialami Giggs tatkala menjadi pelatih Timnas Wales ini. Namun, dia juga perlu memahami satu hal, yakni bahwa tidak semua masyarakat Wales menyukai dirinya. Masyarakat Wales menganggap bahwa Giggs lebih mencintai Manchester United daripada negaranya sendiri.
Stigma inilah yang harus dia enyahkan dengan mengantarkan Timnas Wales berprestasi di ajang internasional. Dia punya modal banyak untuk melakukan hal tersebut, dan jika kelak dia mengalami kebuntuan, banyak orang yang bisa dia tanyai pengalaman manajerial dan kepelatihannya sehingga dia bisa mendapatkan pencerahan.
Asal jangan Gary Neville saja...