Saat Kumpulan Suporter Arsenal Meneriakkan Perubahan

15 Juli 2019 22:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain-pemain Arsenal merayakan gol Shkodran Mustafi. Foto: Reuters/Eddie Keogh
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Arsenal merayakan gol Shkodran Mustafi. Foto: Reuters/Eddie Keogh
ADVERTISEMENT
Keranjang belanja Arsenal di bursa transfer musim panas ini masih kosong melompong. Sebenarnya tak benar-benar nihil, sih, akan tetapi jelas bukan langkah bijak untuk menggolongkan pemain sekelas Gabriel Martinelli sebagai 'barang belanja' The Gunners.
ADVERTISEMENT
Terang saja, usianya masih 18 tahun. Ia juga tak bisa disamakan dengan Neymar yang manggung di level teratas sepak bola Brasil. Hanya Ituano yang jadi naungan Martinelli, klub yang cuma berkompetisi di Campeonato Paulista.
Tak bisa dimungkiri bahwa salah satu tolok ukur ambisi klub adalah keaktifan mereka di bursa transfer. Kecuali, bila tim tersebut sudah benar-benar kuat secara komposisi pemain. Terbaru, Arsenal malah terancam kehilangan kapten tim mereka, Laurent Koscielny.
Koscielny tertunduk setelah Arsenal kalah dari Chelsea di final Liga Europa 2018/2019. Foto: OZAN KOSE / AFP
Masalahnya, Arsenal masih jauh dari klasifikasi tersebut. Mereka masih finis di bawah Tottenham Hotspur, klub yang bahkan tak mendatangkan satupun pemain di musim lalu. Menjadi makin parah karena Spurs merupakan rival abadi mereka di London Utara.
ADVERTISEMENT
Berbagai fakta di atas jadi alasan para penggemar Arsenal berteriak. Gabungan dari 14 grup pendukung Arsenal menyerukan restrukturisasi manajemen klub. Adalah Stan Kroenke selaku pemilik klub yang jadi sasarannya. Sebagaimana dilansir Skysport, para pendukung Arsenal itu mengkritik buruknya strategi transfer.
Eksistensi Arsenal itu berbanding terbalik dengan Los Angeles Rams, klub National Football League (NFL) yang juga dipimpin oleh Kroenke. Klub berlogo domba itu menjadi juara NFL 2018 usai menyingkirkan New England Patriots di partai puncak.
Coba bandingkan dengan Arsenal yang masih gonjang-ganjing. Alih-alih menjadi juara Premier League, finis di posisi empat besar saja mereka kesulitan. Sudah 15 tahun berlalu sejak Arsenal berhasil mengangkat trofi Premier League.
ADVERTISEMENT
Protes kepada Stan Kroenke telah terdengar sejak era Arsene Wenger. Foto: REUTERS/Andrew Boyers
Demikian protes yang dilayangkan para pendukung Arsenal sebagaimana dilansir Sky Sports.
"Sebagai penggemar Arsenal, kami telah menyaksikan dengan frustrasi ketika penampilan tim telah menurun selama sedekade terakhir. Ketika Stan Kroenke mulai membeli saham Arsenal, klub baru saja berkompetisi di final Liga Champions pertama. Dua belas tahun kemudian, Arsenal akan bermain di Liga Eropa untuk tahun ketiga berturut-turut."
"Di luar lapangan, para penggemar tidak pernah merasa lebih terpinggirkan, kurang didengarkan, atau dihargai. Ini dengan sedih diperlihatkan ketika Stan Kroenke secara paksa kala membeli pemegang saham suporter terakhir tanpa ucapan penghargaan atas peran mereka di klub. Rasanya seolah-olah Arsenal berada di persimpangan. Hal-hal itu perlu diubah."
"Sebagai Pendukung Arsenal, kami sangat peduli. Kami ingin mendengar dari klub kami dan melihat tindakan yang menunjukkan bahwa mereka juga melakukannya. Peluang pertama datang ketika direktur pelaksana dan pejabat klub berbicara kepada para pendukung yang diundang pada 25 Juli. Kami mendesak mereka untuk mengatasi masalah yang diangkat di sini. Kami akan menantinya dengan penuh harap. "
ADVERTISEMENT