Sane Bebas Cedera Pasca-Tekel Horor, Timnas Jerman Bisa Bernapas Lega

21 Maret 2019 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Leroy Sane terkapar usai diinjak pemain Serbia. Foto: Reuters/Fabian Bimmer
zoom-in-whitePerbesar
Leroy Sane terkapar usai diinjak pemain Serbia. Foto: Reuters/Fabian Bimmer
ADVERTISEMENT
Pertandingan antara Jerman dan Serbia itu sudah nyaris rampung ketika tiba-tiba Milan Pavkov menghujamkan kaki kanannya ke dekat pergelangan kaki Leroy Sane. Di mana pun, pelanggaran seperti itu berbuah kartu merah dan 'hadiah' itu pula yang diberikan wasit kepada striker Crvena Zvezda tersebut. Setelah mendapat perawatan, Sane ditarik keluar dan digantikan oleh Nico Schulz.
ADVERTISEMENT
Kejadian itu sama sekali tidak berpengaruh pada hasil pertandingan di Wolkswagen Arena, Wolfsburg, tersebut. Pada menit ke-69 Leon Goretzka mencetak gol ke gawang Marko Dmitrovic untuk mengubah skor menjadi 1-1. Jauh sebelum itu, tepatnya pada menit ke-12, Luka Jovic mencetak gol perdana lewat sundulan kepala. Berkurangnya satu pemain Serbia tak membuat Jerman mampu mencetak gol kemenangan lantaran waktu tersisa pun tidak banyak.
Seusai pertandingan pelatih Timnas Jerman, Joachim Loew, pun tidak mempermasalahkan hasil imbang tadi. Loew memilih untuk mengutuk aksi Pavkov tersebut. "Itu adalah tekel yang kejam. Sane beruntung karena tidak mengalami cedera, tetapi pelanggaran seperti itu bisa bikin patah tulang," kata Loew.
Ya, Sane memang baik-baik saja. Dia sendiri sudah mengonfirmasi hal itu. "Pelanggaran tadi terlihat lebih buruk dari aslinya. Engkelku baik-baik saja," kata Sane seperti yang tertulis di akun Twitter resmi Timnas Jerman. Pada pertandingan Kualifikasi Piala Eropa 2020 menghadapi Belanda, Senin (25/3/2019) dini hari WIB, Sane kemungkinan besar juga akan kembali diturunkan.
ADVERTISEMENT
Bagi Timnas Jerman yang sekarang, Sane memang begitu vital. Padahal, belum genap setahun yang lalu dia tidak disertakan ke Piala Dunia. Keputusan Loew tidak menyertakan Sane ke Rusia itu pun menuai banyak kecaman, salah satunya dari legenda Die Mannschaft sendiri, Lothar Matthaeus.
Setelah Piala Dunia rampung barulah Loew memanggil Sane untuk memperkuat Jerman di ajang UEFA Nations League. Sama halnya dengan Piala Dunia, Nations League pun berakhir dengan kegagalan pahit bagi Jerman. Di Piala Dunia mereka tersisih di fase grup, di Nations League mereka finis di urutan buncit dan harus terdegradasi ke Liga B.
Gagal di Piala Dunia dan Nations League membuat Loew melakukan perubahan radikal. Sebagian besar pemain kawakan disingkirkan dan pemain-pemain muda, termasuk Sane, jadi andalan baru. Pada pertandingan melawan Serbia tadi, hanya Manuel Neuer alumnus Piala Dunia 2014 yang masih tersisa di tim. Jerman pun, dengan pakem 4-2-3-1, mampu menunjukkan permainan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Dengan pemain-pemain berkecepatan tinggi di lini depan macam Sane, Julian Brandt, Timo Werner, bahkan Kai Havertz, Jerman mampu membombardir pertahanan Serbia. Di akhir cerita, tercatat bahwa Jerman mampu melepaskan 20 tembakan, berbanding 6 milik sang lawan. Hanya inefektivitas dan kelengahan yang membuat Jerman harus puas merasakan hasil imbang.
Sane sendiri punya kontribusi cukup besar dalam pertandingan kontra Serbia itu lewat dribel, tembakan, maupun umpan-umpannya. Hal ini tak mengherankan. Sebab, baik di Nations League lalu maupun di level klub bersama Manchester City, inilah yang sudah biasa ditunjukkan oleh Sane.
Leroy Sane mencetak gol ke gawang Schalke. Foto: Reuters/Andrew Yates
Di Nations League, mantan pemain Schalke itu mampu mencatatkan satu gol. Itu merupakan buah dari aksi-aksi ofensif yang melingkupi 1,8 tembakan, 0,8 dribel, dan 0,5 umpan kunci per laga. Perlu dicatat bahwa statistik Sane tidak terlalu tampak spesial karena dia cuma bermain 195 menit dalam empat pertandingan.
ADVERTISEMENT
Sementara, di ajang Premier League dan Liga Champions, Sane sudah turun 31 kali untuk City dengan 22 di antaranya sebagai starter. Dari sana, 12 gol dan 13 assist sudah dia persembahkan. Itu semua lahir berkat 1,9 tembakan, 1,6 umpan kunci, dan 2,5 dribel berhasil yang dia torehkan per laganya.
Angka-angka di atas menunjukkan bahwa Sane merupakan sumber serangan yang mengerikan. Ketika bola ada di kakinya, dia bisa melakukan segalanya. Bagi Jerman yang sedang melakukan regenerasi ini, keberadaan Sane, sebagai pemain muda yang sudah bermain di level tertinggi, merupakan sesuatu yang sangat berharga.
Menghadapi Belanda nanti, Sane pun memiliki kesempatan untuk membalas dendam. Pada pertandingan sebelumnya yang berakhir imbang 2-2, Sane mengungkapkan bahwa hasil itu sangat mengganggu dirinya. Dengan situasi Timnas Jerman yang sudah lebih mendukung, bukan mustahil Sane mampu jadi sosok penentu kemenangan.
ADVERTISEMENT