Sebelum #KolevOut, Persija Mesti Berkaca pada Dua Musim Terakhir

1 Juni 2019 19:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalannya laga Bali United versus Persija Jakarta. Foto: Dok. Persija
zoom-in-whitePerbesar
Jalannya laga Bali United versus Persija Jakarta. Foto: Dok. Persija
ADVERTISEMENT
Rasanya, tak ada yang menyangka Persija Jakarta, sang juara bertahan, bakal memulai Liga 1 2019 dengan seburuk ini. Dari tiga laga awal yang telah dilakoni, tak satu pun kemenangan berhasil digapai.
ADVERTISEMENT
Membuka musim dengan bertandang ke markas Barito Putera, Persija hanya meraih hasil imbang usai menyudahi laga dengan skor 1-1. Sementara, kala bertandang ke rumah PSIS Semarang dan Bali United, hasil yang diperoleh masing-masing adalah kekalahan. Kalah 1-2 dari PSIS, dan 0-1 dari Bali United.
Atas serentetan hasil buruk itu, Persija mesti mengendap untuk sementara di posisi ke-16 klasemen Liga 1 dengan raihan satu poin. Selain itu, nasib pelatih mereka, Ivan Kolev, akhirnya mulai tersudut, terutama di dunia maya. Lewat #KolevOut, suporter Persija menuntut agar sang pelatih dilengserkan dari kursinya.
Namun, sebelum itu terjadi, satu yang perlu diingat adalah apa yang tengah Persija alami saat ini sejatinya tak berbeda jauh dengan kondisi di dua musim terakhir. Pada Liga 1 2017, misalnya, tim 'Macan Kemayoran' yang kala itu masih dilatih Stefano 'Teco' Cugurra hanya mampu meraih satu kemenangan dari tujuh pertandingan awal liga. Tuntutan agar sang pelatih diberhentikan bahkan menggema begitu kencang.
ADVERTISEMENT
Pelatih Persija Jakarta, Ivan Kolev dalam sesi jumpa pers sebelum laga menghadapi Barito Putera. Foto: Dok. Media Persija
Tuntutan mundur Teco tak cuma lewat dunia maya, saat Persija memainkan laga kandangnya, nyanyian berupa tuntutan serupa juga kerap terdengar. Sejumlah spanduk bertuliskan #TecoOut pun terbentang di sana-sini. Intinya, Jakmania sudah merasa muak dengan keadaan Persija saat itu.
Namun, secara tiba-tiba, Persija malah menunjukkan perubahan signifikan. Dimulai dari pertandingan melawan Arema FC yang berakhir dengan kemenangan 2-0, Persija seketika menjadi sulit dikalahkan.
Indikasinya adalah rentetan tujuh laga tanpa kekalahan yang mampu mereka raih. Dari tujug laga tersebut, empat di antaranya berhasil dimenangi, sedangkan sisanya berujung imbang. Ketika musim berakhir, posisi keempat liga pun berhasil didapat. Teco, sementara itu, urung dipecat.
Pada musim berikutnya, capaian Persija sedikit membaik ketimbang musim 2017, yakni dengan meraih tiga kemenangan dari tujuh laga awal kompetisi. Mereka bahkan dinobatkan sebagai juara tatkala musim berakhir. Selain itu, di ajang AFC Cup 2018, penampilan yang ditunjukkan terbilang meyakinkan setelah melaju ke semifinal zona ASEAN.
ADVERTISEMENT
Stefano 'Teco' Cugurra. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Meski begitu, seperti pada 2017 lalu, torehan indah yang diraih itu sejatinya juga mesti dicapai dengan berdarah-darah terlebih dahulu. Ada banyak drama yang terjadi. Ada desakan di sana-sini. Persija sendiri sempat kesulitan meraih kemenangan dan Teco bahkan sempat kembali dituntut untuk berhenti dari pekerjaannya saat memasuki pertengahan musim.
Beruntung, jajaran manajemen Persija, terutama Direktur saat itu, Gede Widiade, memilih untuk mempertahankan sang pelatih. Pertimbangannya adalah raihan yang didapat pada Piala Presiden 2018 ketika ia mampu membawa Persija menjadi juara.
Selain itu, Gede menyebut bahwa saat itu terlalu dini melakukan pemecatan. Terlebih, musim belum berakhir dan masih ada kesempatan bagi Persija untuk meraih sesuatu yang mengesankan.
Dan, hal itulah yang terjadi. Ketika musim berakhir, gelar juara berhasil mereka dapat.
ADVERTISEMENT
Nah, musim ini, kondisi serupa tampaknya kembali terulang bersama pelatih berbeda, Ivan Kolev. Untuk itu, tinggal para fans dan terutama manajemen yang memutuskan, apakah akan mengikuti langkah sebelumnya atau justru mencoba langkah baru.