Seberapa Pantaskah Szczesny Menjadi Pengganti Buffon?

7 Februari 2018 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Szczesny disiapkan jadi suksesor Buffon. (Foto: AFP/Miguel Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Szczesny disiapkan jadi suksesor Buffon. (Foto: AFP/Miguel Medina)
ADVERTISEMENT
Terlepas dari segala apa yang telah dia raih, Gianluigi Buffon juga punya catatan dosa yang tak sedikit. Karena dirinyalah banyak sekali penjaga gawang top yang karier internasionalnya mati. Karena dirinyalah para penjaga gawang itu tenggelam dalam kesemenjanaan.
ADVERTISEMENT
Namun, hey, itu bukan salah Buffon. Pasalnya, pria satu ini memang kelewat hebat. Julukannya saja Superman. Meski punya Kryptonite bernama final Liga Champions, sepak terjang pria kelahiran Carrara ini praktis tak bisa ditandingi siapa pun.
Meski demikian, untuk setiap perjumpaan pasti ada perpisahan. Buffon sudah memperkenalkan diri kepada publik sepak bola pada 1995 silam kala mengawal gawang Parma yang tengah berhadapan dengan Milan. 23 tahun kemudian, Buffon siap mengucap selamat tinggal.
Pertandanya sudah jelas. Kontrak Buffon bersama Juventus bakal habis akhir musim 2017/18 ini. Satu-satunya hal yang bisa menunda Buffon pensiun adalah apabila Juventus mampu menjuarai Liga Champions, sementara ajang antarklub Eropa paling elite itu bukan tempat yang ramah bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Usia Buffon kini sudah mencapai 40 tahun. Untuk ukuran atlet, usia demikian seharusnya merupakan usia pensiun. Buffon memang sudah sampai pada titik ini. Titik tempat dirinya menjadi abadi. Titik yang membuatnya bisa dengan tenang mengucapkan selamat berpisah karena dia tak perlu lagi khawatir warisannya ternoda.
Masalahnya kemudian, siapa yang akan menggantikan Buffon? Di Tim Nasional (Timnas) Italia, sudah ada Gianluigi lain yang kini berkostum Rossoneri. Namanya Donnarumma dan dengan usia yang belum genap 20 tahun, dia diprediksi bakal memiliki karier serupa dengan Buffon.
Lalu, kalaupun Donnarumma gagal, Italia masih punya sosok Mattia Perin yang sebetulnya sudah cukup lama beredar. Ini belum termasuk kiper-kiper muda lain macam Simone Scuffet dan Alex Meret.
ADVERTISEMENT
Itu di Timnas. Lalu, bagaimana dengan Juventus? Apakah Wojciech Szczesny yang menjadi deputinya sekarang sudah cukup pantas untuk menjadi suksesor Buffon?
Menurut pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, Szczesny sudah pantas. Dalam konferensi pers jelang laga Coppa Italia menghadapi Torino, awal Januari silam, Allegri berkata, "Saya sudah pernah bilang dan di sini, akan saya katakan lagi, Szczesny adalah pewaris takhta Buffon."
"Mereka (Buffon dan Szczesny) saling menghormati satu sama lain, baik sebagai pemain maupun sebagai manusia, dan ini sangat penting. Saya pikir, klub telah membeli pemain yang tepat hanya setahun sebelum Gigi berhenti," imbuh Allegri.
Apa yang dikatakan Allegri itu memang berdasar. Pasalnya, dengan cedera yang menjangkiti Buffon, Szczesny pun kemudian mendapat banyak kesempatan untuk unjuk gigi. Total, kiper Polandia ini sudah bermain sebanyak 15 kali dan jumlah itu tak berbeda jauh dari raihan Buffon yang ada di angka 19.
ADVERTISEMENT
Dari 15 pertandingan itu, 12 di antaranya dilakoni Szczesny di Serie A. Sementara, 2 laga dijalani di Coppa Italia, sementara 1 laga lain terjadi di ajang Liga Champions. Total, hanya ada 6 gol yang bersarang di gawang Szczesny dengan 5 di antaranya terjadi sebelum Juventus menahan imbang Barcelona 0-0.
Buffon dan Szczesny bersiap sebelum pertandingan. (Foto: Reuters/Alberto Lingria)
zoom-in-whitePerbesar
Buffon dan Szczesny bersiap sebelum pertandingan. (Foto: Reuters/Alberto Lingria)
Adapun, yang membuat laga melawan Barcelona itu menjadi spesial adalah bahwa setelah itu, sampai 15 pertandingan, gawang Juventus hanya kemasukan sekali. Dari sana, Szczesny terlibat dalam 10 pertandingan, meski 1 gol yang diderita Juventus itu diceploskan ke gawang yang dikawal eks kiper Arsenal ini. Artinya, Szczesny adalah bagian penting dari kembalinya Juventus ke performa terbaik.
Satu hal yang membuat Szczesny spesial adalah dia merupakan sosok kiper modern. 11 clean sheet di semua ajang yang dicatatkannya tentu saja layak sekali dijadikan ukuran betapa tangguhnya pria 27 tahun ini di bawah mistar. Untuk urusan penyelamatan, dia pun mampu membuat 11 penyelamatan dari 11 laga Serie A.
ADVERTISEMENT
Penyelamatan yang dibuat Szczesny pun bukan penyelamatan biasa. Pada laga melawan Roma dan Cagliari, Szczesny menciptakan masing-masing 1 dan 2 penyelamatan krusial. Tanpa penyelamatan tersebut, bukan cuma gawang Juventus bakal kebobolan, tetapi tiga poin pun bakal melayang.
Namun, sebagai kiper modern bukan cuma itu saja kelebihan Szczesny. Kiper satu ini punya kelebihan yang tidak dimiliki Buffon sekalipun: kenyamanan bermain dengan kakinya. Dengan begini, Juventus pun punya sosok sweeper-keeper yang begitu krusial di persepakbolaan modern.
Nyamannya Szczesny bermain dengan kakinya itu tercermin dari akurasi umpannya yang mencapai angka 78,7%. Sebagai perbandingan, Alisson Becker yang disebut sebagai sweeper-keeper terbaik Serie A itu hanya unggul tipis atas Szczesny dengan akurasi umpan 80,7%.
Dengan keberadaan Szczesny ini Juventus jadi lebih bisa keluar dari pressing tinggi lawan. Per pertandingannya, menurut catatan WhoScored, Szczesny mampu membukukan 6,4 umpan panjang akurat. Lagi-lagi, sebagai perbandingan, Alisson juga unggul tipis dengan rata-rata 8,4 umpan panjang akurat per laga.
ADVERTISEMENT
Szczesny di laga menghadapi Olympiacos. (Foto: Reuters/Costas Baltas)
zoom-in-whitePerbesar
Szczesny di laga menghadapi Olympiacos. (Foto: Reuters/Costas Baltas)
Namun, yang perlu diingat dari statistik adalah bahwa ia tak bisa menceritakan segalanya. Masih ada konteks-konteks lain seperti gaya bermain sebuah tim yang nantinya bisa jadi penentu. Misalnya, wajar kalau Alisson punya rata-rata jumlah yang lebih baik karena secara keseluruhan, Roma memang menggunakan umpan panjang lebih sering (66 kali per laga) ketimbang Juventus (60).
Artinya, kelebihan Szczesny ini memang nyata dan tidak mengada-ada. Ditambah dengan pengalamannya di Serie A mengawal gawang Roma, pemain kelahiran Warsawa ini sebetulnya memang sudah layak mengawal gawang Juventus.
Namun, pertanyaannya bukan itu. Pertanyaannya, pantaskah Szczesny menjadi pengganti Buffon?
Well, untuk itu, maaf-maaf saja karena tidak ada seorang pun yang bisa menggantikan Buffon. Atau, setidaknya, belum ada yang bisa.
ADVERTISEMENT
Sebabnya, menjadi seorang Buffon bukan cuma soal kepiawaian mengamankan gawang dari serbuan lawan, tetapi juga bagaimana seorang pemain menunjukkan jiwa kepemimpinan, determinasi, dan kesetiaan. Untuk urusan ini, Szczesny memang belum teruji karena dia belum genap semusim berkostum Bianconeri dan saat ini tugasnya sebagai anggota tim memang belum sebesar Buffon.
Kendati demikian, apabila Buffon pensiun dan Juventus memutuskan untuk tak mencari pengganti, sebenarnya gawang mereka sudah berada di tangan yang aman. Bagi Szczesny, kuncinya adalah konsistensi dan bagaimana dia bersikap tanpa keberadaan pembimbing seperti Buffon. Apabila dua hal itu sudah mampu dia buktikan, barulah Szczesny layak disebut sebagai pengganti Buffon sejati.