Sejarah yang Terukir dari Kemenangan Jepang atas Kolombia

20 Juni 2018 1:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kubu Jepang meryakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Kubu Jepang meryakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Jepang berhasil menjadi Cahaya Asia di perhelatan Piala Dunia 2018. Menghadapi Kolombia pada pertandingan pertama Grup H di Mordovia Arena, Selasa (19/6/2018) malam WIB, Jepang meraih kemenangan 2-1.
ADVERTISEMENT
Kemenangan ini terasa spesial bukan hanya karena membuat langkah pertama Jepang di Rusia berakhir manis. Lebih dari itu, dengan kemenangan ini, Jepang tercatat menjadi negara Asia pertama yang bisa mengalahkan negara asal Amerika Selatan di Piala Dunia.
Pada 17 pertandingan sebelumnya yang mempertemukan dua negara dari dua wilayah itu, negara asal Amerika Selatan menang 14 kali dan sisanya berakhir imbang. Kemudian, Jepang hadir sebagai Cahaya Asia pada laga ke-18. Kemenangan Jepang sekaligus menjadi kemenangan Asia.
Shinji Kagawa menjadi sosok pertama yang memulai terciptanya sejarah ini usai mencetak gol lewat penalti di menit keenam. Kolombia memang sempat membalas di menit 39 lewat gol Juan Quintero. Namun, pada akhirnya Jepang yang memastikan kemenangan lewat Yuya Osako di menit 73.
ADVERTISEMENT
Tiga poin yang didapat Jepang tidak terlepas dari kondisi Kolombia yang bermain dengan 10 orang sejak menit ketiga, setelah Carlos Sanchez diganjar kartu merah usai menahan tendangan Kagawa di kotak penalti dengan tangannya. Selain mendapat hukuman penalti dan berujung jadi gol, kehilangan satu pemain membikin Kolombia tertekan sepanjang laga.
Memang Kolombia bisa mencipatkan gol, tapi itu pun berasal dari tendangan bebas. Selama jalannya pertandingan, Kolombia kalah di segala sisi dengan merangkum 8 percobaan dengan 3 mengarah gawang, berbanding 14 milik Jepang dengan 5 tepat sasaran.
Ketiadaan satu pemain plus tidak turunnya James Rodriguez sebagai starter pun memberi dampak pada aliran bola skuat besutan Jose Pekerman. Mereka melepas 377 operan dengan akurasi 77%, berbanding 596 operan Jepang dengan ketepatan 87%. Kolombia pun terus dikurung dengan hanya menguasai bola sebanyak 38,8%.
ADVERTISEMENT
Kolombia vs Jepang (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kolombia vs Jepang (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
Namun, bagi pelatih Jepang, Akira Nishino, kemenangan timnya tak hanya disebabkan karena hilangnya satu pemain Kolombia. Sosok berusia 63 tahun itu mengapresiasi kemampuan pemainnya yang bisa bradaptasi dengan keadaan dan mampu menjaga keunggulan.
"Sejak awal laga saya yakin kami bisa sangat agresif dan tentu saja kami punya keuntungan soal jumlah pemain. Terlepas dari itu, saya mengatakan ketika turun minum kepada pemain bahwa ini bukan hanya soal jumlah pemain, terus bergerak dan maju. Ambil keuntungan dari penempatan posisi untuk membuat stamina pemain depan Kolombia berkurang," kata Nishino dilansir Reuters.
"Di babak kedua, kami bisa menguasai pertandingan dan bola lebih baik, dan itulah mengapa kami bisa mendapatkan gol kedua. Para pemain sudah agresif dan dalam kondisi positif ketika memulai laga dan bekerja sangat baik untuk tim," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Di lain sisi, kemenagan ini membuat kans 'Samurai Biru' melenggang ke fase selanjutnya cukup besar. Namun, Nishino tak ingin pemainnya jemawa berlebih mengingat masih ada dua pertadingan tesisa di fase grup yang tentu saja punya tekanan dan kesulitan lebih besar.
"Ini hanya satu kemenangan dan tiga poin, terlepas dari itu kami harus melanjutkan pertandingan di arena yang lain. Jadi, kami akan menyimpan perayaan kami," pungkasnya.