news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sekjen Jakmania Bantah Anggotanya Keroyok Capo Ultras Garuda

31 Oktober 2018 18:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Persija Jakarta di PTIK. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Persija Jakarta di PTIK. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Keributan suporter kembali mencoreng sepak bola Indonesia. Bak sudah lazim karena kasus ini kerap memakan korban, tetapi entah kapan bakal berakhir.
ADVERTISEMENT
Akhir pekan lalu, saat mestinya suporter bersatu mendukung perjuangan Timnas U-19 Indonesia di babak perempat final Piala Asia 2018 menghadapi Jepang, keributan sempat terjadi. Capo atau dirijen kelompok suporter Ultras Garuda mengalami pengeroyokan.
Aples, pemuda 20 tahun yang menjadi capo, mengakui insiden tersebut melalui keterangan resminya kepada pihak kepolisian. Aples sendiri merupakan Bobotoh --sebutan pendukung Persib Bandung.
Diky Soemarno selaku Sekretaris Umum Jakmania --kelompok suporter Persija-- buka suara menyoal kejadian yang menimpa Aples. Banyak pertanyaan disampaikan Dicky kepada kumparanBOLA menyoal kejadian yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (28/10/2018) lalu.
''Begini, susah juga kalau melihatnya bagaimana, karena untuk membuktikan kalau mereka yag mengeroyok adalah oknum Jakmania itu apa landasannya?'' tutur Diky lewat sambungan telepon, Rabu (31/10).
ADVERTISEMENT
Suporter Indonesia pada pertandingan Timnas Indonesia vs Jepang di perempat final AFC U-19 Championship. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Indonesia pada pertandingan Timnas Indonesia vs Jepang di perempat final AFC U-19 Championship. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
''Konteksnya lagi nonton timnas, kalau bicara banyak yang hadir, ya, pasti banyak yang hadir karena mainnya saja di SUGBK. Tetapi, jika langsung menyebutkan itu oknum Jakmania, saya rasa, itu kurang bijak jika tidak dibuktikan dan tidak dapat dilandasi dengan pemahaman yang jelas. Itu yang pertama.'
''Lalu yang kedua, apakah ada atribut? Karena bisa disebut Jakmania ketika dia menggunakan atribut, dia menonton Persija, dan berbau dengan kegiatan Jakmania. Jadi bisa dilihat saja berdasarkan apa dia oknum Jakmania,'' kata Diky menjelaskan.
Kemudian yang ketiga, lanjut Diky, sejatinya Jakmania mengimbau juga agar tidak terjadi lagi ada pengeroyokan dan kekerasan. Karena Jakmania, kata Diky lagi, juga sangat tidak menyukai hal-hal tersebut. Tetapi, kembali lagi dipertanyakannya, mengapa Aples yang dicari dan tentu ada alasan dan penyebabnya.
ADVERTISEMENT
''Harus teliti dalam menelaah masalah, apa yang dia bawa, identitas apa yang membuat dia dikenali. Dan jangan mengambil sepotong-potong jika memang ada penjelasan, karena bisa mengadu domba jatuhnya,'' kata Diky.
Aksi The Jakmania untuk Haringga di Car Free Day, Jakarta (Foto: Moh. Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi The Jakmania untuk Haringga di Car Free Day, Jakarta (Foto: Moh. Fajri/kumparan)
Menurut Diky sendiri, bukanlah sebuah masalah jika Jakmania mengenakan atribut Persija saat menyaksikan laga Timnas Indonesia. Terlebih ketika 'Garuda' mentas di Jakarta yang merupakan rumah 'Macan Kemayoran'.
''Kalau kami di Jakmania mengimbau khusus para anggota kami untuk tak pakai atribut Persija enggak ada, ya. Tetapi, kalau memang mereka memakai atribut Persija kenapa enggak, karena mainnya Timnas di Jakarta dan Persija adalah klub lokal asal Jakarta dan tentunya tidak ada masalah, mestinya,'' ucap Diky.
''Lalu bicara secara warna, Persija juga dengan Timnas sama, merah. Ya enggak aneh juga. Ibaratnya begini, muara klub lokal 'kan Timnas. Artinya secara kebetulan Timnas Indonesia merah, Persija jersinya juga merah dan bisa digunakan untuk nonton Timnas. Terlebih lagi jersi Persija juga dijual di mana saja di Jakarta,'' katanya menutup.
ADVERTISEMENT