Selain Gini-Hendo-Milner, Memang ada Trio Gelandang Lain di Liverpool?

19 Februari 2019 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juergen Klopp di sesi latihan Liverpool. Foto: REUTERS/Ciro De Luca
zoom-in-whitePerbesar
Juergen Klopp di sesi latihan Liverpool. Foto: REUTERS/Ciro De Luca
ADVERTISEMENT
Memercayakan tiga posisi gelandang kepada Jordan Henderson, Georginio Wijnaldum, dan James Milner telah menjadi kebiasaan Liverpool di Liga Champions musim ini. Mengingat 50% dari total laga Liga Champions musim ini menghadirkan ketiga pemain itu dalam susunan sebelas awal Liverpool.
ADVERTISEMENT
Tren ini bisa saja berlanjut ketika tim berjuluk The Reds itu menghadapi Bayern Muenchen di Anfield, Rabu (20/2/2019) dini hari WIB. Dibilang demikian, karena beberapa alasan.
Pertama, karena absennya sejumlah bek tengah Liverpool. Virgil van Dijk menjalani hukuman akumulasi kartu kuning, sementara Joe Gomez dan Dejan Lovren masih dibekap cedera.
Dengan begitu, Joel Matip menjadi satu-satunya bek tengah yang tersedia untuk Liverpool. Kondisi ini membuat sang pelatih, Juergen Klopp, perlu mengambil siasat khusus. Salah satunya dengan menarik Fabinho Tavares dari pos gelandang bertahan untuk mengisi posisi tersebut.
“Jika --jika, lho, ya--, Fabinho tampil sebagai bek tengah dalam laga Liga Champions melawan Bayern Muenchen, itu tentulah bukan tugas mudah baginya,” kata Klopp dalam wawancara pralaga melawan Bayern.
ADVERTISEMENT
“Namun, kami merasa langkah tersebut paling realistis. Karena kami takkan membiarkan lini pertahanan bertahan sendiri melawan Bayern. Jadi, keberhasilan kami dalam bertahan tergantung dengan tim secara keseluruhan. Begitulah.”
Menarik karena Klopp menyinggung soal pertahanan Liverpool sebagai tim. Mengingat peran Fabinho sangat vital ketika bermain di posisi gelandang bertahan. Gelandang berkebangsaan Brasil itu piawai dalam membaca pergerakan tim lawan secara keseluruhan.
Visi brilian Fabinho ini tentu saja didukung dengan kecermatan saat harus melakukan aksi bertahan. WhoScored mencatat, mantan pemain AS Monaco itu mampu melancarkan 2 tekel, 0,9 intersep, dan 1,1 sapuan per laga di seluruh kompetisi.
Namun, kemampuan Fabinho ini tak hanya berguna untuk memutus alur serangan lawan. Dengan kemampuan operan terobosan dan dribel yang baik, Fabinho kerap mengubah situasi mengancam menjadi situasi menguntungkan bagi Liverpool.
ADVERTISEMENT
Ekspresi kebahagiaan kapten Liverpool, Jordan Henderson, setelah The Reds memastikan diri melaju ke babak 16 besar Liga Champions 2018/19. Foto: Paul ELLIS/AFP
Jika Fabinho dipasang menjadi bek tengah, maka terbuka kemungkinan Klopp menunjuk Henderson menjadi gelandang bertahan. Pada beberapa laga terakhir, Fabinho sendiri menunjukkan tak bermasalah ketika tampil sebagai bek tengah. Pertanyaannya, bisakah Henderson tampil sebagus Fabinho di gelandang bertahan?
Jika melihat performanya sejauh ini sebagai gelandang bertahan, belum jelas.
Henderson pernah menjadi biang kekalahan Liverpool 1-2 dari Paris Saint-Germain, November 2018. Kapten Liverpool itu gagal membaca pergerakan lawan secara keseluruhan. Henderson sering melakukan pressing secara sembrono atau malah menunggu lawan dengan gerakan mundur.
Kondisi ini membuat Marco Veratti dan kawan-kawan memegang kendali penuh pada babak pertama. PSG melancarkan 7 tembakan, dengan 2 di antaranya berakhir gol. Karena dalam urusan bertahan sudah hancur, maka jangan tanya kontribusi Henderson dalam urusan menyerang –tidak ada.
ADVERTISEMENT
Namun, Henderson tampil lebih baik dengan peran serupa ketika Liverpool menang 1-0 atas Napoli, Desember 2018. Kehadiran mantan gelandang Sunderland itu membuat Marek Hamsik dan Allan Marques kesulitan melepas umpan dengan becus dari tengah. Meski begitu, kemampuan Henderson dalam melepas umpan kalah jauh dengan Fabinho.
Meski begitu, dalam wawancara teranyar, Henderson mengatakan bahwa ada kemungkinan dialah yang akan mengisi posisi bek tengah. “Saya selalu siap tampil dan memberikan 100% di posisi manapun saya bermain,” kata pemain yang akrab disapa Hendo itu.
Tetapi, mengingat Henderson tak pernah tampil sebagai bek tengah, bukankah keputusan ini akan menimbulkan risiko yang lebih besar untuk langkah Liverpool di Liga Champions? Maka, alangkah bjiaknya Klopp mengambil skenario Fabinho di bek tengah dan Henderson di gelandang bertahan.
ADVERTISEMENT
Will Hughes (kuning) dan Georginio Wijnaldum (merah) berebut bola. Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine
Kedua, karena Georginio Wijnaldum tak tergantikan di posisi gelandang kanan. Di posisi tersebut, gelandang asal Belanda ini mengemban peran box-to-box. Karena konsisten, Wijnaldum hanya absen di tiga laga Premier League dan selalu tampil di Liga Champions musim ini.
Pemain yang akrab disapa Gini ini memiliki kemampuan dribel, tembakan, hingga melepas umpan yang sama baiknya. Ketiga kemampuan ini ditunjang dengan kejelian melihat cela di zona pertahanan lawan dan fisik yang kokoh.
Ketiga, karena performa Naby Keita belum sepenuhnya meyakinkan. Untuk mengemban tugas gelandang kiri dengan peran playmaker, mantan gelandang RB Leipzig ini terlihat tak ragu mengisiasi serangan bermodalkan kemampuan dribel dan melepas umpan yang sama baiknya.
Namun, hasil akhir masih menjadi masalah Keita: Dia baru menciptakan 1 assist dan tak menciptakan satu gol pun untuk Liverpool musim ini. Kondisi ini membuat Klopp lebih percaya dengan James Milner sebagai playmaker.
ADVERTISEMENT
James Milner, Jordan Henderson, dan Georginio Wijnaldum dalam sesi latihan Liverpool. Foto: Oli SCARFF / AFP
Sebenarnya, Milner memiliki kemampuan melepas umpan lambung dan tembakan yang sama baiknya. Masalahnya, mantan gelandang Aston Villa tak memiliki daya ledak khas Alex Oxlade-Chamberlain, yang saat ini masih berusaha untuk pulih dari cedera. Jika Liverpool buntu, kemungkinan besar Milner tak bisa berbuat banyak.
Ya, begitulah. Liverpool kemungkinan besar kembali memainkan trio Gini-Hendo-Milner di lini tengah, dan pilihan ini jelas memiliki kelemahan. Namun, apa lagi pilihan yang dimiliki Klopp saat ini? Melakukan perjudian besar bukanlah opsi di panggung besar seperti Liga Champions.