Semusim Karier Egy di Polandia: Ekspektasi, Kritik, dan Pembuktian

21 Mei 2019 21:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Egy Maulana Vikri - Lechia Gdansk. Foto: Cornelius Bintang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Egy Maulana Vikri - Lechia Gdansk. Foto: Cornelius Bintang/kumparan
ADVERTISEMENT
Begitu riuh gaung tentang Egy Maulana Vikri saat meneken kontrak dengan Lechia Gdansk pada awal 2018 lalu. Media-media Tanah Air ramai-ramai mewartakan kabar kepindahan Egy, kemudian netizen membajiri media sosial dengan reaksi bangga.
ADVERTISEMENT
Efeknya sangat terasa buat Lechia. Akun Instagram mereka mengalami peningkatan jumlah pengikut secara signifikan, dari awalnya belasan ribu menjadi ratusan ribu.
Lechia sebetulnya bukan klub besar. Liga Polandia juga bukan liga yang begitu terpandang di Eropa sana. Apalagi di Indonesia, jangan tanya.
Status demikian tak lantas meredakan hype masyarakat kita yang terlampau gila bola. Saat seorang pemain diberitakan akan bermain di luar negeri, terlebih di Eropa, maka sorotan akan segera menuju ke sana.
Lebih dari itu, Egy tak cuma menerima sorotan. Ia juga mendapatkan ekspektasi besar yang berujung kritik ketika harapan tak terpenuhi. Padahal, Indra Sjafri sebagai pelatihnya di Timnas U-19 dan U-22 sudah mengingatkan publik untuk mengontrol ekspektasi kepada Egy.
ADVERTISEMENT
Untungnya, Egy punya mental serta tekad yang kuat. Dan itulah yang ia tunjukkan sejak pertama kali menginjakkan kakinya di Eropa.
***
Perekrutan Egy oleh Lechia mengundang reaksi negatif oleh sejumlah pemain di negara tersebut. Kamil Grabara dan Dawid Kownacki, misalnya, yang lewat akun Twitter sama-sama menyindir soal bahasa yang digunakan Egy pada salah satu video yang diunggah Lechia Gdansk.
Tak sampai di situ, saat Lechia Gdansk bertandang ke kandang Lech Poznan, sejumlah pendukung tim tuan rumah membentangkan sepanduk yang diduga berisi sindiran terhadap keputusan Lechia Gdansk merekrut Egy serta hype yang berlebihan soal dirinya.
Egy tentu sudah melihat sindiran dan kritikan yang diarahkan kepadanya itu. Meski demikian, ia mengaku berusaha untuk tak memedulikannya. Kata dia, terserah orang-orang ingin berkata apa. Ia hanya akan membuktikannya di lapangan pertandingan.
ADVERTISEMENT
Maka, berlanjutlah petualangan Egy di Benua Biru.
Egy berpose di kandang Lechia Gdansk. Foto: Cornelius Bintang/kumparan
Di Lechia, Egy terlebih dahulu bermain untuk tim cadangan, walaupun sang pelatih beberapa kali menegaskan bahwa ia justru direkrut untuk tim utama.
Hal tersebut bisa dipahami mengingat Egy belum pernah bermain untuk tim profesional. Ada tahapan tertentu yang tampaknya memang mesti ia jalani. Entah itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan fisik, mental, atau sebatas guna kepentingan adaptasi.
Egy menjalani pertandingan perdananya bersama tim cadangan Lechia (Lechia II) pada 7 Agustus 2018. Sayangnya, laga ini berujung hasil negatif. Lechia II kalah 0-1 dari GKS Przodkowo.
Barulah pada tiga hari berselang, pertandingan yang dilakoni Egy berbuah manis. Saat itu ia tampil apik dan berperan penting dalam membawa timnya meraih kemenangan telak 5-0 atas GKS Kolbudy. Egy mencetak satu gol sekaligus dua assist pada pertandingan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Egy terus berkembang. Kepercayaan dari tim kepadanya juga semakin besar. Gelontoran gol terus berdatangan dari kaki-kaki dan kepalanya. Sejumlah assist terus ia catatkan.
Kritikan kepada Egy ternyata masih saja terus berdatangan. Bedanya, kali ini kritikan kembali datang dari negaranya sendiri, sebagaimana yang muncul sesekali saat ia pertama kali dikabarkan akan menuju Eropa.
Bentuk kritikan itu di antaranya adalah soal tubuhnya yang disebut mulai menggendut, serta yang paling banyak, soal ketidakmampuannya membawa Timnas U-19 dan U-22 melaju jauh di sejumlah turnamen yang melibatkan dirinya.
Namun, mental kuat Egy mampu membuat dirinya mengabaikan koentar miring. Terbukti, hingga musim berakhir, catatan golnya mampu menyentuh angka 12 dari 16 laga. Selain itu, ia juga sudah dua kali (total 10 menit) diberi kesempatan untuk bermain di tim utama, sesuatu yang bahkan sulit didapatkan oleh beberapa pemain tim cadangan Lechia lain.
ADVERTISEMENT
Berbagai catatan positif itu lantas membuka harapan agar Egy mentas lebih sering di tim utama kelak. Apalagi kontraknya masih berlangsung sampai 30 Juni 2021 mendatang. Sekaligus untuk membuktikan bahwa Egy datang ke Lechia tidak cuma atas dasar keriuhan suporter Indonesia, tetapi juga kepantasan kualitasnya.