news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Seni Menghormati Lawan ala Mauricio Pochettino

15 September 2018 8:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mauricio Ppchetino, manajer Tottenham Hotspur. (Foto: REUTERS/Scott Heppell)
zoom-in-whitePerbesar
Mauricio Ppchetino, manajer Tottenham Hotspur. (Foto: REUTERS/Scott Heppell)
ADVERTISEMENT
Kekalahan bisa menjadi milik siapa saja yang turun arena. Itulah yang sebaik-baiknya dipahami oleh Mauricio Pochettino jelang laga melawan Liverpool.
ADVERTISEMENT
Tottenham Hotspur punya kenangan menyenangkan menyoal pertandingan melawan Liverpool. Musim 2017/18, mereka menutup laga dengan kemenangan 4-1. Namun, persoalan menang atau kalah adalah persoalan ketidakpastian, kegigihan untuk bertahan, dan kesediaan untuk bersiap sebaik-baiknya. Makanya, sudah sepatutnya cerita kemenangan itu diberikan porsi terbatas di benak setiap pemain dan pelatih Spurs.
Pochettino sendiri mengetahui dengan pasti semenyentak apa kedatangan kekalahan itu. Tiga kemenangan di awal musim, dengan satu di antaranya merupakan kemenangan 3-0 atas Manchester United, harus diikuti dengan kekalahan 1-2 dari Watford. Bila tim asuhan Javi Garcia itu dapat mengalahkan Spurs, bukan tak mungkin Liverpool dapat melakukan hal serupa.
“Jika Sabtu nanti kami bermain dengan cara yang sama -saya tidak bilang penampilan lho, karena penampilan melawan Watford itu tidak buruk - tapi, bila kami melakukannya dengan cara yang sama, saya akan menelepon dan berkata: Kami dalam masalah!” jelas Pochettino dalam konferensi pers jelang laga, dilansir New York Times.
ADVERTISEMENT
“Bila kalian menyaksikan kembali laga melawan Watford itu, maka kalian akan melihat sesantai apa kami di sana. Kami bahkan memulai pertandingan dengan begitu lambat. OK, itu memang sore yang menyenangkan di Watford, Sir Elton John bahkan menampakkan diri di tribune. Kalian tahu? Cara kami bertanding mengingatkan saya tentang seperti apa rutinitas jalan-jalan di Hyde Park waktu saya masih bocah dulu.”
Di babak pertama pertandingan pekan keempat itu, Spurs bukannya tanpa peluang. Setidaknya, ada lima peluang yang berhasil mereka ciptakan. Satu peluang paling gemilang bahkan sudah muncul di menit 29.
Kala itu, Christian Eriksen melancarkan umpan lambung ke kotak penalti Watford. Bola memang berhasil ditepis kiper Ben Foster, namun bola hasil tepisan itu malah sampai ke Lucas Moura yang memiliki ruang tembak cukup baik.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, mantan penyerang Paris Saint-Germain itu terburu-buru dalam melancarkan tembakan sehingga bola pun melenceng jauh ke luar gawang. Gol Spurs di pertandingan itu baru lahir di menit 52. Itu pun gol bunuh diri. Tertinggal 0-1, Watford tersentak dan berbalik menggempur.
Apa boleh buat, Spurs mengalihkan permainan ke metode bertahan. Kepalang buntu dengan skema open play, Watford menyasar skema bola mati. Bukan pertaruhan memalukan, karena dua gol Watford lahir dengan memanfaatkan situasi bola mati.
“Ayolah! Kalau bertanding melawan Liverpool di Wembley pun kalian tidak punya gairah dan fokus untuk bertanding, mau jadi apa? Ini bukan lagi soal bermain dengan baik atau buruk, ini tentang sikap dan tekad: Ayo, lawan! Kami agresif, kami ingin menang!” seperti itu Pochettino menggambarkan seperti apa Spurs mesti turun arena di pertandingan melawan The Reds nanti.
ADVERTISEMENT
Tottenham Hotspur di laga melawan Watford. (Foto: Reuters/Matthew Childs )
zoom-in-whitePerbesar
Tottenham Hotspur di laga melawan Watford. (Foto: Reuters/Matthew Childs )
Liverpool bukan lawan yang patut buat dipandang sebelah mata. Bersama Chelsea dan Watford, anak-anak asuh Juergen Klopp menorehkan kemenangan 100% di empat laga pembuka. Tak cuma itu. Liverpool disebut-sebut sebagai salah satu tim yang paling siap mengarungi musim kompetisi 2018/19, baik domestik dan Eropa. Sebabnya? Tentu berkaca dari aktivitas mereka di bursa transfer musim panas 2018.
Karena tim yang menjadi lawan sembarangan, maka Spurs tak bisa bersikap dan bertanding dengan sembarangan. Di benak Pochettino, yang terpenting dalam setiap laga, termasuk saat menghadapi tim seperti Liverpool, adalah rasa hormat kepada lawan. Dan satu-satunya cara untuk menghormati lawan adalah dengan bertanding sehebat-sehebatnya, sekuat-kuatnya.
“Untuk memenangi pertandingan, kami harus fokus selama 95 menit, bukan cuma 90 menit. Kalau tidak, kamilah yang harus membayar harganya. Kalaupun harga (ganjaran, kekalahan -red) tidak kami bayar hari ini (pekan ini -red) kami akan membayarnya besok (pekan selanjutnya -red)," ucap manajer berkebangsaan Argentina itu.
ADVERTISEMENT
“Inilah hal yang begitu penting dalam sepak bola. Saat menghadapi lawan yang secara peringkat ada di bawahmu, tim mudah kehilangan fokus. Menghormati lawan berarti kamu mencetak satu gol, dua gol, tiga, empat, lima, bahkan 10 gol."
“Tanda bahwa kamu tidak menghormati lawan adalah berpikir bahwa skor 2-0 atau 3-0 sudah cukup. Lalu, yang kamu lakukan hanyalah menunggu wasit meniup peluit panjang. Untuk membuktikan rasa hormatmu kepada lawan, kau harus bertanding dengan gila, menghajar mereka kapan pun. Itulah yang harus kami tunjukkan, Spurs harus bermain agresif,” ujar Pochettino.
***
Laga pekan kelima Premier League 2018/19 antara Tottenham Hotspur dan Liverpool akan digelar di Wembley Stadium pada Sabtu (15/9/2018) pukul 18:30 WIB.
ADVERTISEMENT