news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Serbia vs Brasil: Saatnya Brasil Munculkan Protaganis Anyar

27 Juni 2018 18:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol Coutinho.  (Foto: REUTERS/Damir Sagolj)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Coutinho. (Foto: REUTERS/Damir Sagolj)
ADVERTISEMENT
Misi Brasil untuk menembus babak 16 besar belum tuntas. Mereka harus melalui hadangan Serbia lebih dulu, Kamis (28/6/2018) dini hari WIB, di Spartak Stadium. Oke, Brasil sukses memetik kemenangan perdana mereka saat menundukkan Kosta Rika 2-0 lima hari lalu. Namun, perlu diingat juga jika sepasang gol itu mereka gelontorkan di masa injury time.
ADVERTISEMENT
Jadi, apa sebenarnya masalah Brasil saat ini? Efektivitas serangan masih jadi problem utama lima kali juara Piala Dunia itu. Bayangkan saja, dari 43 tembakan yang dilepaskan Brasil dalam dua laga terakhir, hanya tiga yang berujung gol.
Suka tidak suka, Neymar adalah sosok yang paling bertanggung jawab atas hasil buruk ini. Dibanding kedua penyerang lainnya --Gabriel Jesus dan Willian-- ia diberi kebebasan lebih untuk melakukan manuver dan melepaskan tembakan.
Yang paling menonjol adalah jumlah sentuhannya yang mencapai angka 98 saat melawan Kosta Rika, jauh lebih banyak ketimbang Jesus yang cuma mengemas 33 dan Willian dengan 36. Aksinya yang terlampau mencolok kemudian mengundang perhatian dari lawan-lawannya. Saat berhadapan dengan Swiss, misalnya, Neymar dilanggar 10 kali.
ADVERTISEMENT
Perannya sebagai pusat serangan juga membuat para penggawa Kosta Rika memberikan pengawalan lebih. Alhasil, Neymar tercatat kehilangan penguasaan bola sebanyak 13 kali. Jauh lebih banyak ketimbang Jesus yang berada di peringkat kedua dengan torehan empat.
Tak salah memang mengandalkan Neymar sebagai tumpuan utama tim, seperti yang dilakukan Unay Emery bersama Paris Saint Germain musim lalu. Sekarang masalahnya, Neymar jauh dari kata efektif untuk mendongkrak permainan Brasil. Hanya masing-masing 3 tembakan tepat sasaran dan umpan kunci yang mampu dihasilkan Neymar kala melawan Kosta Rika.
Neymar di laga vs Kosta Rika. (Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins)
zoom-in-whitePerbesar
Neymar di laga vs Kosta Rika. (Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins)
Dalam aspek ini, Philippe Coutinho jauh lebih mendingan. Ia berhasil mencatatkan 4 shot on target dan 6 umpan kunci di laga yang sama. Sampai di sini bisa diyakinkan jika Coutinho layak untuk dijadikan tumpuan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kami ulas dalam artikel sebelumnya, mengeksploitasi kemampuan Coutinho lebih bijak ketimbang bersandar kepada Neymar yang tersendat pendarnya. Spesialisasi Coutinho dalam melakukan tendangan jarak jauh jadi alternatif vital saat kesulitan menembus barikade pertahanan lawan, seperti yang sudah-sudah. Terlebih, opsi Tite di pos penyerang sayap kian minim setelah Douglas Costa mengalami cedera hamstring.
Tak ada yang perlu diragukan dari sosok Coutinho. Toh, eks penggawa Liverpool itu sudah membuktikan kapasitasnya lewat dua gol sejauh ini. Salah satu legenda hidup Brasil, Kaka, juga mengungkapkan jika Coutinho adalah jawaban dari apa yang dibutuhkan Brasil saat ini.
"Grup E ini sangat sulit, dan kami melihat Coutinho sebagai protagonis, pemain paling menentukan dalam skuat Brasil," kata Kaka sebagaimana dilansir ESPN.
ADVERTISEMENT
Masing-masing Serbia, Swiss, dan Kosta Rika yang menghuni Grup E punya potensi yang sama untuk mengganjal Brasil. Meski ketiganya tak memiliki lini depan yang tajam, mereka punya gelandang yang mumpuni. Nah, hal semacam ini yang membuat Brasil kesulitan dalam menembus barikade dua lawan terakhirnya, pun dengan Serbia dini hari nanti.
Mladen Krstajic mengaplikasi format 4-2-3-1 dengan mengandalkan Nemanja Matic dan Luka Milivojevic sebagai pors ganda. Belum lagi dengan pergerakan dinamis Sergej Milinkovic-Savic yang bakal menciutkan kreativitas Brasil.
Sementara itu, kemampuan para penggawa Serbia dalam mengkonversi bola udara bisa jadi senjata untuk melumpuhkan pertahanan yang dikomandoi Thiago Silva itu. Tercatat ada tiga peluang emas yang didulang Serbia via bola lambung kala berhadapan dengan Swiss --meski akhirnya hanya satu yang berujung gol.
ADVERTISEMENT
Selebrasi gol Kolarov. (Foto: REUTERS/David Gray)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Kolarov. (Foto: REUTERS/David Gray)
Kebetulan, satu gol yang bersarang ke gawang Brasil berasal dari sepak pojok yang diakhir sundulan kepala Steven Zuber. Makin besar saja kans Serbia untuk memaksimalkan senjata andalannya. Selain itu, jangan lupakan juga jika negara pecahan Yugoslavia itu memiliki Aleksandar Kolarov, sang eksekutor jitu yang sukses mencetak gol kemenangan bagi timnya atas Kosta Rika di laga perdana.