Sesmenpora Sebut Pemimpin PSSI Tak Mesti 24 Jam Urusi Sepak Bola

22 Februari 2019 19:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto. Foto: Jafrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto. Foto: Jafrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Dua kali sudah Joko Driyono memenuhi pemeriksaan Satgas Anti-Mafia Bola dengan status tersangka pencurian, perusakan, dan penghilangan barang bukti, serta perusakan garis polisi.
ADVERTISEMENT
Apresiasi tinggi tak segan disanjungkan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga kepada pria yang karib disapa Jokdri ini. Sekretaris Menpora, Gatot S. Dewa Broto, mengatakan bahwa sikap kooperatif Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI ini akan turut mempercepat proses.
Kemenpora juga menilai Satgas bentukan Polri juga berjalan dengan efektif. Pasca-terbentuk pada 21 Desember 2018, Satgas sudah menetapkan sejumlah tersangka yang berhubungan dengan praktik pengaturan skor.
Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono melambaikan tangan kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan digedung Dit Res Krimum, Polda Metro Jaya, Jakarta. Foto: Antara/Reno Esnir
Kendati demikian, perhatian khusus jelas tertuju pada Jokdri. Ini tentu berkaitan dengan jabatan terkini Jokdri di PSSI.
''Proses hukum itu tidak ada pilihan selain menghormati. Semua orang juga mestinya menghormati. Dalam artian, semoga persoalan yang menjadi concern kita bersama saat ini bisa terkuak,'' ujar Gatot ketika ditemui di kantornya, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/2).
ADVERTISEMENT
''Tetapi poinnya adalah pada situasi yang terjadi saat ini, pemerintah tidak mengintervensi PSSI. Kemudian Pak Joko Driyono jadi tersangka atau Pak Joko Driyono dipersalahkan, juga tidak. Dan kami tidak ada tujuan untuk kemudian meminta polisi menjadikan Pak Joko tersangka karena murni itu pihak penegak hukum bekerja secara profesional,'' lanjutnya.
Persiapan Kongres PSSI 2019. Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/foc.
Setelah ditetapkannya Jokdri sebagai tersangka, PSSI mau tidak mau harus bersalin rupa. Penunjukan pemimpin baru mesti segera dilakukan.
Menurut Statuta PSSI, Iwan Budianto yang kini menjadi Waketum PSSI akan naik sebagai nakhoda jika Jokdri harus meletakkan jabatannya. Tetapi, pilihan untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) tetap digaungkan. Itu artinya, kemungkinan besar PSSI akan segera mendapat ketua umum baru.
ADVERTISEMENT
Gatot pun berpendapat bahwa pemimpin PSSI yang baru tidak mesti sosok yang menghabiskan 24 jam untuk mengurus sepak bola. Baginya, yang terpenting adalah jiwa kepemimpinan dan mampu membawa PSSI pada kemajuan.
Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto
''Kalau mengenai masalah kriteria pemimpin PSSI, Kemenpora ngikutin saja di Statuta PSSI. Kami tidak ingin ngajarin harus keluar dari Statuta PSSI karena kami menghormati Statuta PSSI. Kedua, harus betul-betul orang yang berjiwa leadership, berjiwa kepemimpinan, untuk betul-betul mengurusi sepak bola," jelas Gatot.
"Kalau disebutkan harus ngurusin 24 jam, tidak juga. Banyak pimpinan cabor punya pekerjaan lain. Ada yang jadi menteri, panglima, dan lain sebagainya. Tetapi poinnya adalah, sosok ini mesti menunjukkan komitmennya untuk membawa PSSI ke arah akselerasi dan kemajuan tinggi. Tetapi kalau itu-itu lagi, kapan majunya?" tutup Gatot.
ADVERTISEMENT