Siapa Layak Gantikan Jose Mourinho Sampai Akhir Musim?

18 Desember 2018 17:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jose Mourinho memimpin Manchester United saat menghadapi Liverpool. (Foto: Carl Recine/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Jose Mourinho memimpin Manchester United saat menghadapi Liverpool. (Foto: Carl Recine/Reuters)
ADVERTISEMENT
Jose Mourinho berubah dari The Special One jadi The Special Gone. Dua pekerjaan terakhirnya sebagai manajer, di Chelsea dan Manchester United, berujung dengan pemecatan.
ADVERTISEMENT
Selasa (18/12/2018), United mengumumkan lewat situsweb resmi mereka bahwa pria asal Setubal, Portugal, itu telah meninggalkan klub. Ya, bahasa yang dipakai 'Iblis Merah' cukup halus: Mourinho telah meninggalkan klub. Namun, kita semua tahu bahwa cepat atau lambat ini bakal terjadi.
Indikasinya sudah banyak, baik permainan atau hasil yang didapat United di atas lapangan tidak memuaskan. Padahal, sebagai pria yang terbilang pragmatis, Mourinho cenderung mengutamakan hasil akhir. Lalu, kalau hasil akhir juga buruk, apa lagi yang jadi posisi tawarnya?
Minggu (16/12), United kalah 1-3 dari Liverpool di Anfield. Mourinho memang tidak menerapkan parkir bus --main defensif, seperti yang biasa ia terapkan kalau melawan tim yang lebih agresif--, tapi tetap saja taktiknya tidak jalan.
ADVERTISEMENT
Per analisis kumparanBOLA, Mourinho meminta timnya untuk menekan sedari awal. Ini terlihat dari keengganan Mourinho menerapkan garis pertahanan rendah (low block) pada pertandingan tersebut. Namun, blunder taktik dilakukannya pada babak kedua ketika memasukkan Marouane Fellaini dan mengganti Diogo Dalot.
Selain blunder taktik, serangan United juga tidak bergairah. Alih-alih bergerak secara kohesif, para pemain mereka tampak bingung ketika harus membangun serangan. Problem ini, sesungguhnya, terjadi tidak pada laga melawan Liverpool saja, tetapi juga laga-laga lainnya. Namun, pada laga melawan Liverpool, problem ini terlihat menganga: United hanya membuat 6 attempts pada laga itu, sementara Liverpool membuat 36(!).
So, pertanyaannya sekarang, siapa yang akan menggantikan Mourinho? United mengumumkan bahwa mereka akan menunjuk caretaker sampai akhir musim. Sementara pelatih permanen baru akan diputuskan setelah melakukan penilaian yang "menyeluruh dan mendalam". Dengan pernyataan itu, besar kemungkinan United akan merombak manajemen dan menunjuk director of football.
ADVERTISEMENT
Namun, itu musim depan. Sekarang, mari kita cek kemungkinan siapa yang bisa menjadi caretaker 'Iblis Merah' sampai akhir musim.
Michael Carrick
Carrick dan Mourinho berpelukan. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Carrick dan Mourinho berpelukan. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
Nama Carrick langsung muncul begitu Mourinho diumumkan dipecat. Ia memang bukan sosok asing. Setelah didatangkan pada 2006, pria asal Newcastle ini tidak pernah berganti klub dan akhirnya pensiun di United.
Sempat mengemban jabatan kapten, Carrick akhirnya masuk ke dalam jajaran staf pelatih Mourinho per musim 2018/19. Namun, ia bukanlah asisten pelatih, statusnya hanyalah bagian dari staf. Menurut Mourinho, jauh sebelum ia dipecat, Carrick kudu lebih dulu menyelesaikan kursus kepelatihannya dan mendapatkan lisensi untuk bisa menjadi tangan kanannya.
Kini, Sky Sports mengabarkan bahwa Carrick hampir pasti jadi caretaker. Kalaupun tidak jadi caretaker, ia tetap akan memimpin latihan pemain-pemain United sampai akhir pekan ini, sebelum pelatih interim lain ditunjuk secara resmi.
ADVERTISEMENT
Kieran McKenna
Namanya memang tidak seterkenal Carrick. Namun, di Inggris sana (atau setidaknya di Manchester), ia disebut-sebut sebagai pelatih muda dengan potensi menjanjikan.
McKenna, 32 tahun, adalah penggemar United sedari kecil. Namanya mulai mencuat ketika menangani Tottenham Hotspur U-18, di mana ia disebut-sebut memoles tim tersebut dengan permainan yang ofensif dan menyenangkan.
Ia kemudian digaet untuk mengarsiteki Manchester United U-18 dan melakukan hal yang sama untuk tim tersebut. Kebolehannya memoles tim U-18 United membuat Mourinho memutuskan untuk memasukkannya ke dalam staf kepelatihannya di musim 2018/19.
Kekurangan McKenna, tentu saja, ia belum cukup berpengalaman menangani tim senior.
Nicky Butt
Nicky Butt saat masih jadi pemain United. (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Nicky Butt saat masih jadi pemain United. (Foto: AFP)
Butt, sama seperti Carrick, adalah mantan pemain United. Dia juga merupakan anggota Class of 92, sebuah generasi pemain akademi yang menjadi tulang punggung United di pertengahan 1990-an sampai menjelang akhir 2000-an.
ADVERTISEMENT
Butt saat ini menjadi pelatih United U-18. Bersamanya, United tampil oke di UEFA Youth League musim ini dengan gaya main yang dianggap menghibur. Setidaknya, menurut mereka yang biasa mengamati Uinted U-18 bermain, permainan anak-anak muda ini jauh lebih menyenangkan ketimbang tim seniornya. Tentu saja, ini semua karena Butt.
Namun, di tengah performa U-18 yang sedang bagus-bagusnya, maukah Butt naik untuk menjadi pelatih sementara tim senior hingga akhir musim?