Simic dan Hal-hal yang Membuatnya Vital Bagi Persija

28 Juni 2018 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persija Vs Borneo FC (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Persija Vs Borneo FC (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Simpel untuk menjelaskan kenapa Marko Simic selalu menjadi pilihan utama di lini depan Persija Jakarta. Namun, situasi akan menjadi pelik begitu dipaksa menjelaskan tugas apa yang diemban Simic di atas lapangan.
ADVERTISEMENT
Simic adalah bintang sekaligus sumber gol Persija. Sejak bergabung dengan 'Macan Kemayoran', kucuran gol Simic terus mengalir dari kerannya. Pemain asal Kroasia ini menjalani tiga turnamen pramusim--Suramadu Super Cup 2018, Super Boost Sportsfix Cup, dan Piala Presiden--dengan elok.
Selama periode tersebut, Simic membukukan 14 gol. Berkat catatan itu, eks pemain Melaka United ini mendapatkan dua prestasi sekali lalu: gelar juara dan predikat pencetak gol terbanyak Piala Presiden.
Kilap Simic semakin terang ketika mengarungi gelaran AFC Cup. Selain mengantongi 9 gol dari tujuh laga, pemain berusia 30 tahun ini acap kali memperagakan lesakan-lesakan indah yang membelalakkan mata pecinta sepak bola nasional di setiap pertandingannya.
Namun, saat berlaga di Go-Jek Liga 1, Simic mulai tumpul. Kucuran golnya tersendat. Kritik dan ejekan mengarah kepadanya. Tapi, lambat laun, ketajaman dia kembali. Status sebagai pencetak gol terbanyak Persija di kompetisi domestik dengan total 5 gol menjadi bukti sahih.
ADVERTISEMENT
Fakta-fakta tersebut sudah cukup untuk menjelaskan mengapa Simic selalu menjadi pilihan utama pelatih Persija, Stefano Cugurra. Situasi menjadi rumit ketika dipaksa menjelaskan apa tugas Simic di atas lapangan selain mencetak gol.
Melihat ketidakhadiran Simic amat memengaruhi daya gedor Persija seperti yang terjadi saat menjamu Persebaya Surabaya dalam laga tunda pekan ke-11 Liga 1 di Stadion PTIK, Selasa (26/6/2018). Dalam laga yang berakhir imbang 1-1 itu, Persija tampak kelimpungan untuk mengakhiri serangan.
Penetrasi yang dilakukan dua pemain sayap, Riko Simanjuntak dan Novri Setiawan, ke dalam kotak penalti tak ada yang membuahkan hasil. Begitu juga umpan silang atas maupun bawah yang diterapkan sepanjang 90 menit pertandingan.
Dasar dari kesulitan itu adalah keputusan Persebaya yang bermain di kedalaman. 'Bajul Ijo' menumpuk empat pemain belakang di dalam kotak 16. Mereka berusaha menutup ruang untuk sepakan dari jarak jauh dengan menaruh Izaac Wanggai dan Robertino di sekitar kotak penalti.
ADVERTISEMENT
Persija vs Persebaya (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Persija vs Persebaya (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Cara tersebut barang tentu membuat opsi Persija untuk mengakhiri serangan semakin minim. Penetrasi dan umpan silang terus saja menjadi pilihan. Pengganti Simic, Addison Alves, tak bisa berbuat banyak. Eks pemain Persipura Jayapura ini nyaris tak terlihat kontribusinya sepanjang pertandingan.
Alves memang bermain liar pada laga tersebut. Dia tak sungkan untuk menjemput bola dan bergerak melebar guna membuka ruang. Tapi, penempatan posisi Alves begitu buruk. Sehingga, pemain macam Riko dan Novri sulit untuk mengirim bola kepadanya.
Riko yang seringnya merangsek ke dalam kotak penalti tampak kebingungan untuk menyodorkan umpan tarik yang biasa dia lakukan jika Simic bermain. Sebab, Alves selalu berdiri dalam posisi yang tak tepat. Untuk menyiasati itu, Riko memilih melepaskan tembakan kendati dalam posisi yang kurang menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Pun demikian dengan Novri serta dua bek sayap, Rezaldi Hehanusa dan Ismed Sofyan, yang kerap menyisir tepi lapangan. Ketiga pemain itu lebih memilih melepaskan tembakan jarak jauh guna meneror gawang lawan ketimbang mengirim umpan silang seperti yang mereka lakukan saat Simic turun gelanggang.
Alves juga tak mampu menjadi pemantul serangan. Terlepas dari penjagaan ketat pemain belakang Persebaya, pemain asal Brasil itu gagal menarik garis pertahanan lawan menjadi tinggi. Dan, tak punya banyak akal untuk merenggangkan rapatnya barisan bertahan Persebaya.
Maka tak heran bila segepok peluang Persija dalam laga tersebut berakhir dengan kegagalan. Untuk itu, skuat asuhan Teco--demikian Stefano disapa--mesti puas dengan raihan satu poin.
Lalu, yang jadi pertanyaan, apakah dengan hadirnya Simic kesulitan itu akan lenyap begitu saja? Jawabannya mungkin saja iya. Sebab, Simic selalu punya cara untuk menuntaskan kebuntuan yang dialami Persija.
ADVERTISEMENT
Mari sepakati bersama bahwa Simic merupakan target man modern. Simpulan itu bisa dilihat dari pergerakkannya yang dinamis. Pemain kelahiran Rijeka ini tak pernah berada lama-lama di dalam atau sekitaran kotak penalti.
Simic kerap berlari ke area tengah lapangan atau tepi lapangan guna membuka ruang bagi rekan-rekannya untuk naik ke kotak 16. Pergerakkan liar dia juga berimbas pada garis pertahanan lawan yang menjadi tinggi.
Sebagai pemain yang paling dekat dengan gawang lawan, Simic punya kemampuan menahan bola dengan baik. Kemampuan tersebut dimanfaatkan mantan pemain Lokomotivo Zagreb ini untuk memberikan waktu kepada pemain lain mencari ruang di pertahanan lawan. Atribut inilah yang tak dimiliki Alves.
Skill lainnya yang membuat Simic dan Alves berbeda adalah penempatan posisi dan tembakan keras nan akurat dari jarak yang jauh. Dua atribut tersebut terakhir yang kerap menjadi senjata utama Simic untuk mengakhiri kebuntuan yang dialami Persija.
ADVERTISEMENT
Satu lagi. Telepati Simic dengan Riko, Ismed, Rezaldi, dan Novri, sudah terbangun. Itulah yang membuat serangan Persija ganas. Simic tak cuma diandalkan untuk mencetak gol, melainkan hadir sebagai pembeda di atas lapangan.
Kini, meski tengah menjalani hukuman laga, Simic dipastikan bisa tampil manakala Persija menghadapi Persib dalam laga tunda Liga 1 di Stadion PTIK, Sabtu (30/6) mendatang. Mampukah Simic menunjukkan tajinya?