Simon McMenemy di Antara Memoar Gelora Bung Karno

16 Juni 2019 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatuh timnas Indonesia Simon McMenemy usai pertandingan persahabatan melawan Vanuatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (15/6). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatuh timnas Indonesia Simon McMenemy usai pertandingan persahabatan melawan Vanuatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (15/6). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Piala AFF 2010, Simon McMenemy untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Ketika itu, ia hadir sebagai nakhoda Timnas Filipina.
ADVERTISEMENT
Di bawah kepemimpinannya, Filipina sukses melaju ke semifinal Piala AFF untuk pertama kali sepanjang sejarah keikutsertaan mereka. The Azkals berjaya berkat kebijakan program naturalisasi besar-besaran. Sebut saja dua bersaudara Phil dan James Younghusband.
Namun, langkah Filipina terhenti di semifinal usai takluk dari Timnas Indonesia. Dua kali main di GBK, dua kali mereka ditaklukkan dengan skor 1-0, sehingga agregat menjadi 2-0. Meski begitu, cerita mengenai kunjungan McMenemy ke GBK itu tampaknya membekas dalam sanubarinya.
Hal itu ia ceritakan dalam sesi jumpa pers setelah laga persahabatan Indonesia lawan Vanuatu, Sabtu (15/6/2019) malam WIB. Lewat raut wajah yang bahagia, berbalut kemeja putih dan jas abu-abu yang McMenemy kenakan, ia mengenang momen tersebut.
ADVERTISEMENT
"Gelora Bung Karno itu banyak kenangannya buat saya. Dulu, saya ingat di sini (merujuk ke ruang jumpa pers), saya menunggu pertanyaan dari rekan-rekan semua (wartawan) sebagai lawan. Sekarang, tahu-tahu saya sudah jadi kawan (pelatih Timnas Indonesia)," kenang McMenemy.
Pendukung timnas Indonesia yang hadir ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (15/6). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Bagaimana sih rasanya, tiba-tiba saya ini jadi pelatih kalian?" ucap McMenemy diiringi oleh sungging senyum dari beberapa rekan wartawan yang hadir.
McMenemy bercerita mengenai menakutkannya GBK, terutama ketika para suporter Indonesia sudah berkumpul di tribune, berloncat-loncat hingga butiran debu beterbangan dari tribune, dipadukan oleh gemuruh yang mereka hadirkan. Ia mengaku merinding saat merasakan sensasi itu pada 2010.
Ia juga lanjut bercerita mengenai pengalamannya yang belum pernah mencicipi laga di kandang sebagai pelatih timnas. Bersama Filipina, ia melalui 11 pertandingan. Namun, dari 11 pertandingan itu, belum pernah sekalipun ia merasakan atmosfer kandang. Dua laga semifinal saja dihelat di GBK, markas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ketika ia harus menjalani laga perdana di kandang sebagai pelatih Timnas Indonesia, McMenemy mengaku merasa tegang. Ia merasa takut mengecewakan suporter yang sudah hadir. Perasaan itu berpadu dengan persiapan yang harus ia lakukan jelang lawan Vanuatu.
"Ini adalah pertandingan pertama saya di kandang sebagai pelatih Timnas Indonesia. Jujur hari ini saya tegang, meski stadion tidak penuh oleh penonton. Saya sudah tidak sempat memikirkan lawan. Saya hanya memikirkan melawan rasa tegang saya," ungkapnya.
Pemain timnas Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya saat pertandingan persahabatan melawan timnas Vanuatu di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (15/6). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menurutnya, atmosfer GBK semacam inilah yang dapat jadi kekuatan bagi para pemain Indonesia. Ia percaya bahwa dengan dukungan suporter serta para wartawan dapat menjadi bensin bagi permainan Indonesia di atas lapangan.
Meski demikian, juru latih asal Skotlandia ini menyayangkan masih banyaknya suporter yang berprasangka negatif terhadap Indonesia. McMenemy masih kerap merasakan rasa pesimistis melanda para pendukung skuat 'Garuda'. Oleh karena itu, ke depannya ia menginginkan agar pendukung mewarnai stadion dengan aura positif.
ADVERTISEMENT
Aura positif ini berupa teriakan-teriakan atau yel-yel dukungan dari tribune. Jika suasana positif ini bisa dihidupkan, ia yakin Indonesia akan mampu berhadapan dengan lawan-lawan kuat dari Asia.
"Kita harus fokus bukan ke hal yang negatif. Banyak yang lebih penting yang bisa dilakukan, seperti bantu tim dengan aura positif. Suka atau tidak, media dan suporter punya peran penting dalam kemajuan sepak bola Indonesia," ujar McMenemy.
"Nanti akan datang Jepang, Australia, dan tim-tim besar Asia lain ke Indonesia. Kami butuh dukungan dari teman-teman semua. Kami tidak bisa ketika kami melawan Australia, tapi kami juga melawan suporter kami sendiri juga. Berikan kami kesempatan, dan semoga kami bisa berikan yang terbaik pada kualifikasi Piala Dunia 2022," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Pendukung timnas Indonesia yang hadir ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (15/6). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
McMenemy berharap dengan tersebarnya aura positif di stadion, kenangan yang ia alami pada 2010 bisa terduplikasi. Sebuah momen ketika semua bersatu, mendukung Timnas Indonesia untuk meraih prestasi terbaik. Sebuah rasa merinding yang mungkin kali ini tidak jadi teror melainkan suntikan motivasi bagi McMenemy.
"Saya harap kita bisa mengembalikan masa 2010 silam, dan kami meminta dukungan dari rekan-rekan wartawan dan suporter juga," ujarnya.
Timnas Indonesia akan memulai perjalanan mereka di babak Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada September 2019 silam. Undian fase grup akan dilakukan pada 17 Juli mendatang.