Soal Posisi Winger Timnas U-23: Siapa yang Bertahan dan Tersingkir?

13 Maret 2019 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Indonesia U-22 Osvaldo Haay (kiri) berebut bola dengan Pemain Timnas Kamboja U-22 Cheng Meng (kanan)  dalam pertandingan Grub B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Jumat, (22/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Indonesia U-22 Osvaldo Haay (kiri) berebut bola dengan Pemain Timnas Kamboja U-22 Cheng Meng (kanan) dalam pertandingan Grub B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Jumat, (22/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kuaiifikasi Piala Asia U-23 2020 semakin dekat. Semakin singkat pula waktu yang dimiliki pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri, untuk menyusun skuat.
ADVERTISEMENT
Ya, pada 22-26 Maret 2019 nanti, Timnas U-23 bakal menjalani persaingan di Grup K bersama Vietnam, Brunei Darussalam, serta Thailand (sudah dipastikan lolos dengan status tuan rumah).
Serangkaian persiapan telah dilalui Timnas U-23 selepas menjuarai Piala AFF U-22, Februari 2019 lalu. Semasa persiapan, Indra menambah tujuh pemain agar jumlah anggota skuat menjadi 30 nama. Tujuannya yakni menjaga iklim kompetisi di internal tim.
Salah satu posisi yang cukup menyedot perhatian untuk dibahas di Timnas U-23 adalah posisi winger. Begitu vital perannya karena dengan sistem 4-3-3, alur serangan 'Garuda Muda' kerap melalui tepi lapangan.
Banyak opsi tersedia di pos tersebut. Untuk empat nama yang telah mengarungi Piala AFF U-22, ada Osvaldo Haay, Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri, serta Billy Keraf. Ditambah Egy Maulana Vikri dan Saddil Ramdani yang bergabung selepas turnamen tersebut.
ADVERTISEMENT
Menarik untuk menelaah kans masing-masing nama dalam upaya menembus skuat di Kualifikasi Piala Asia U-23. Jadi, mari kita menakar kemampuan mereka.
Witan Sulaeman
Sejak diasuh oleh Indra Sjafri di Timnas U-19, kemampuan pemain berusia 17 tahun tersebut bisa dibilang cukup menonjol. Ia kemampuan dribel cepat dan lari jarak pendek yang juga tak kalah baik.
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Witan Sulaeman (kedua kiri) melepaskan tendangan ke gawang Timnas U-22 Malaysia dalam pertandingan Grub B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Rabu (20/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Yang membuatnya semakin mengerikan adalah kemampuan melakukan cutting inside. Sekilas, Witan memang seperti meniru ciri khas dari Arjen Robben, apalagi ia juga memiliki kekuatan kaki kiri yang apik seperti winger Belanda tersebut. Lewat cara itu pula, ia sempat menggetarkan jala Malaysia di Piala AFF U-22 lalu.
Sebagai nilai plus lainnya, Witan memiliki kemampuan bertahan cukup apik. Dia terihat menekan full-back atau winger lawan ketika timnya kehilangan bola. Kemampuan inilah yang akan mengurangi intensitas ancaman lawan dari serangan balik.
ADVERTISEMENT
Osvaldo Haay
Pemain ini mekar bersama Persipura Jayapura dan semakin menjanjikan bersama Persebaya di ajang Liga 1 2018. Pada dasarnya, Osvaldo sebenarnya punya kemampuan dribel yang mumpuni serta tembakan yang apik. Sekilas mirip Witan.
Namun, yang membedakan Osvaldo adalah kesadarannya akan ruang yang baik. Gol kedua ke gawang Thailand di laga final Piala AFF U-22 mencerminkan kemampuannya dalam menempatkan posisi di ruang yang pas. Hal inilah yang membuatnya berkembang jadi pemain yang multiposisi.
Tidak hanya menjadi winger, Osvaldo juga bisa menjalankan peran false nine. Dengan hadirnya pemain multiposisi dan multiperan macam ini, dapat membantu Indra Sjafri selaku pelatih dalam menerapkan taktik dan skema yang berbeda.
Egy Maulana Vikri
ADVERTISEMENT
Sama seperti Witan, Egy juga sudah menjadi andalan Indra sejak di Timnas U-19. Kemampuan dribel mumpuni, dengan bola yang selalu menempel di kaki, menjadi identitas permainan pemain asal Asam Kumbang ini. Ia juga punya kaki kiri mumpuni untuk menembak dan melepaskan umpan matang.
Selepas kepergiannya ke Lechia Gdansk, Egy mengalami perkembangan, terutama soal pemahaman taktik. Itulah mengapa selain jadi winger, Egy bisa ditempatkan sebagai gelandang serang.
Egy Maulana Vikri berduel dengan Arab Eid Khamis di laga Timnas U-19 vs UEA. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama
Namun, Egy harus berpacu dengan waktu demi beradaptasi dengan rekan-rekan setim. Karena startnya memang terlambat karena baru bergabung. Kalau itu berhasil, Egy bisa memperkaya opsi dan kualitas tak cuma di tepi lapangan, tetapi juga area tengah Timnas U-23.
Saddil Ramdani
Dari segi kemampuan, sekilas Saddil hampir sama seperti Witan. Punya kemampuan dribel yang baik, ditambah tendangan yang juga apik. Ia juga bisa melakukan cutting inside. Di Malaysia, kemampuan inilah yang jadi bekalnya bersaing di Pahang FA dan Malaysia Super League.
ADVERTISEMENT
Sedikit berbeda dibandingkan Witan, Saddil punya kemampuan kaki kanan dan kiri sama baik, walau kaki dominannya adalah kaki kiri. Tak heran jika dia bisa beroperasi baik di kiri maupun kanan.
Billy Keraf
Dibandingkan pemain-pemain di atas, nama Billy mungkin tidak terlalu dikenal. Sempat moncer bersama Persib, kesempatan bermain yang jarang diberikan membuat Billy tidak berkembang seperti seharusnya.
Padahal, Billy adalah pemain dengan kemampuan yang apik. Dribel mumpuni, juga punya kemampuan sprint yang ciamik, menjadi nilai plus bagi pemain yang pada putaran kedua Liga 1 2018 membela Borneo FC tersebut. Aksi sprint dalam laga Persib melawan Perseru di akhir Liga 1 2017 menjadi cermin dari kemampuan apiknya tersebut.
Namun, memang kadang Billy Keraf kurang tenang dalam mengambil keputusan, terutama ketika menyerang. Ada masa ketika ia harus mengumpan, ia malah menggiring bolanya. Ya, ini memang berkaitan dengan jam terbang Billy di klub.
ADVERTISEMENT
***
Tentu tak mudah buat Indra menetapkan pilihan dan mencoret beberapa nama untuk posisi winger di Kualifikasi Piala Asia U-23 nanti. Karena setiap opsi memiliki kualitas tersendiri.
Jadi, faktor yang sangat mungkin menentukan adalah pilihan taktik dan kematangan. Untuk aspek taktik, Witan, Saddil, dan Egy tentu dikedepankan karena sudah lama bekerja sama dengan Indra. Begitu pula Osvaldo yang menjadi pilihan utama di Piala AFF U-22 lalu. Sementara, Billy kemungkinan besar tak menembus skuat di turnamen, menimbang dirinya juga bukan pilihan utama di Piala AFF U-22.
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Osvaldo Haay (kanan) berusaha melewati penjaga gawang Timnas U-22 Kamboja dalam pertandingan Grup B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Jumat (22/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Mengacu kepentingan taktik pula, angin segar mengarah ke pemain multiposisi seperti Osvaldo, bermodalkan kefasihannya menjadi winger dan false nine. Pun demikian dengan Witan dan Egy yang bisa beroperasi sebagai gelandang serang. Kemampuan itu akan sangat berguna, terlebih jika Indra ingin mengubah taktik di tengah laga demi memberikan efek kejutan.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, kemampuan Witan dan Egy bermain di tengah tak cuma mengancam kans pemain sayap macam Billy, tetapi juga nama-nama di susunan gelandang. Salah satu yang patut merasa waswas adalah Gian Zola. Kalau tidak tercoret dari skuat, dia minimal bisa tergusur dari tim inti gara-gara fleksibilitas Witan dan Egy.