Solusi Tite sebagai Penawar Ketiadaan Neymar

23 Maret 2018 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapten Brasil, Neymar, bersama Tite, sang pelatih. (Foto: Paulo Whitaker/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Brasil, Neymar, bersama Tite, sang pelatih. (Foto: Paulo Whitaker/Reuters)
ADVERTISEMENT
Brasil tak akan diperkuat Neymar saat beruji tandingan dengan Rusia Sabtu (24/3/2018) dini hari WIB dan Jerman pada Selasa (27/3). Bahkan, penggawa Paris Saint Germain itu terancam melewatkan ajang Piala Dunia 2018 karena masih menjalani pengobatan akibat cedera tulang metatarsal. Ia diprediksi baru pulih pada dua hingga tiga bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
Bisa dibilang Neymar adalah tulang punggung dalam skuat Brasil saat ini. Ia sudah mencetak 6 gol dan 8 assist. Torehannya yang terakhir merupakan yang terbanyak pada babak kualifikasi Piala Dunia, Zona CONMEBOL.
Absennya pemain andalan selalu memusingkan para pelatihnya, tak terkecuali Tite. Arsitek 'Tim Samba' itu mengatakan bahwa Neymar amat penting bagi dirinya.
"Neymar tak tergantikan," ujar Tite seperti dilansir Soccerway.
Seperti yang sudah kami ulas dalam artikel sebelumnya, Tite masih memiliki Willian, Douglas Costa, Renato Augusto, dan Taison untuk mengemban tugas sebagai winger --di samping Philippe Coutinho dan Gabriel Jesus yang jadi tandem rutin Neymar.
Di antara kandidat di atas, Costa mungkin yang paling mendekati karakterisik Neymar bila ditinjau dari kemampuan dribel dan kemampuan mendulang assist. Kendati begitu, Tite menegaskan bahwa Costa tetap tak mampu menjadi subtistusi sempurna untuk Neymar.
ADVERTISEMENT
"Douglas Costa tak bisa menggantikannya. Dia akan bermain seperti selayaknya Douglas Costa."
Di Juventus, Costa mengemban tugas untuk melakukan penetrasi demi menciptakan ruang ketimbang menyelesaikan peluang. Hal itu yang kemudian membuat jumlah gol Costa terhitung minim. Namun, untuk kontribusi assist tak perlu diragukan lagi karena eks pemain Gremio itu telah menyumbang enam.
Itulah tugas yang akan diemban oleh Costa, yakni untuk melakukan penetrasi dari sisi sayap lewat manuvernya. Lagipula, rata-rata dribel yang ditorehkannya terhitung tinggi karena menyentuh 3,4 per laga di Serie A. Kontribusi Costa dari sektor sayap akan memberikan ruang lebih untuk Willian Jose atau Jesus yang akan mengisi pos ujung tombak. Serupa dengan yang dilakukannya untuk Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala bersama 'Si Nyonya Tua'.
ADVERTISEMENT
Selain itu, demi menyiasati berkurangnya agresivitas timnya tanpa Neymar, Tite akan memfungsikan kemampuan oportunis Casemiro.
"Saya menuntut Casemiro memainkan peran yang sama dengan yang dilakukannya bersama Real Madrid."
Casemiro, gelandang Madrid paling konsisten.  (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Casemiro, gelandang Madrid paling konsisten. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Meski beroperasi sebagai gelandang bertahan, Casemiro tak hanya bertugas untuk sekadar menjaga kedalaman. Tengok saja kuantitas golnya yang sudah menyentuh angka delapan sejak La Liga edisi lalu. Belum lagi dengan tambahan tiga assist yang diukirnya di musim ini.
Casemiro berperan kompleks dalam pakem tiga gelandang yang intens dipakai Zinedine Zidane di Real Madrid. Bersama Toni Kroos dan Luca Modric, pemain yang sempat dipinjamkan ke FC Porto itu saling melengkapi peran dari lini kedua.
ADVERTISEMENT
Selain itu, satu nama lagi yang akan dipercaya Tite adalah Coutinho. Pelatih yang menggantikan posisi Dunga itu bakal membebaskan Coutinho untuk lebih aktif dalam melepaskan tembakan.
"Tugas (seperti Casemiro) itu juga akan diberikan kepada Coutinho. Dia sudah melakukan hal yang serupa bersama sama kami saat ia masih berseragam Liverpool. Apa yang tidak saya lakukan adalah menekan ambisinya."
Kala masih berseragam Liverpool, Coutinho adalah sosok dominan. Bukan hanya menjadi kreator serangan, tapi juga diberi hak untuk aktif melepaskan tembakan. Coutinho pun menjadi penggawa The Reds yang paling intens dalam melepaskan tembakan dengan rata-rata 3,9 per laga. Padahal, saat itu ia hanya berposisi sebagai gelandang kiri, di belakang trio Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane.
ADVERTISEMENT
Hasilnya pun tertuang lewat 12 gol yang sudah disumbangkannya untuk The Reds di pentas Premier League dan Liga Champions. Jadi, sebuah keputusan yang logis andai Coutinho diplot sebagai juru gedor selain sebagai pencipta peluang.
Coutinho dalam laga vs Valencia. (Foto: REUTERS/Heino Kalis)
zoom-in-whitePerbesar
Coutinho dalam laga vs Valencia. (Foto: REUTERS/Heino Kalis)
Apa yang dikatakan Tite benar adanya, bahwa tak ada satu pun pemain yang bisa menggantikan peran Neymar. Namun, ia menyiasatinya dengan mengalokasikan porsi itu bukan kepada satu pemain, tetapi ke tiga pemain lainnya.
Costa akan mengambil alih tugas Neymar untuk menciptakan peluang dari via aksi dribel. Sementara Casemiro dan Coutinho akan difungsikan untuk lebih agresif demi menjaga ketajaman sektor depan.