Southampton Kalahkan Swansea, West Brom Resmi Terdegradasi

9 Mei 2018 5:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
West Brom tuai hasil minor. (Foto: Reuters/Tony O'Brien)
zoom-in-whitePerbesar
West Brom tuai hasil minor. (Foto: Reuters/Tony O'Brien)
ADVERTISEMENT
Sirna sudah harapan West Bromwich Albion untuk bertahan di Premier League. Kemenangan 1-0 Southampton atas Swansea City, Rabu (9/5/2018) dini hari WIB, mengubur asa mereka untuk tetap berada pada kompetisi tertinggi di tanah Inggris tersebut --menyusul Stoke City yang sudah masuk kotak akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Saat ini West Brom mengemas 31 angka dan mustahil untuk mengejar Huddersfield Town yang nangkring di batas aman dengan torehan 36 poin, mengingat hanya tinggal satu laga tersisa.
Skenarionya akan berbeda andai The Saints dan Swansea bermain imbang. Dengan begitu keduanya akan sama-sama mengoleksi poin 34, torehan yang masih bisa dijangkau West Brom. Namun, apa mau dikata, The Baggies harus mengulangi kenangan pahit saat terlempar ke Divisi Championship seperti musim 2009/2010 silam.
Ironisnya, tiga setengah jam sebelum resmi degradasi, Darren Moore telah ditahbiskan sebagai manajer terbaik Premier League bulan ini. Ya, pelatih keempat West Brom di musim ini tersebut melakukan tugasnya dengan baik lewat torehan tiga kemenangan dan dua kali imbang. Moore juga menjadi arsitek mereka yang paling konsisten pada periode ini.
ADVERTISEMENT
Di awal musim, performa Tony Pulis terbilang meyakinan. Pelatih yang identik dengan topinya itu sukses membawa West Brom memetik dua kemenangan beruntun. Sayangnya, cuma itu kemenangan yang dipersembahkannya. Hanya empat angka yang diraih anak asuhnya hingga pekan ke-12, catatan minus yang membuatnya lengser dari jabatan pelatih.
Pihak klub kemudian menunjuk Gary Megson sebagai caretaker Pulis. Hasilnya tak buruk, karena sukses memetik dua angka dalam dua pertandingan, termasuk saat menahan imbang Tottenham Hotspur 1-1.
Hingga akhirnya Alan Pardew diangkat sebagai arsitek tetap West Brom pada 29 November. Bukannya berdampak positif, kedatangan mantan juru taktik Crystal Palace itu justru memperpanjang daftar kekalahan West Brom.
Bayangkan saja, delapan kekalahan beruntun mesti diterima Ben Foster dan kolega dari akhir Januari hingga pengujung Maret. Dan cuma satu kemenangan yang mampu dipersembahkan Pardew sebelum akhirnya diganti oleh Moore.
ADVERTISEMENT
Sementara dari segi pemain, West Brom bukannya tanpa persiapan. Mereka menggaet Jay Rodriguez, Gareth Barry, Kieran Gibbs, dan Oliver Burke. Belum lagi dengan kebijakan untuk mendatangkan Grzegorz Krychowiak dan Daniel Sturridge sebagai pemain pinjaman, terlepas dari kegagalan nama-nama besar itu untuk membantu mereka.
Secara garis besar, tak ada yang mencolok dari pertahanan West Brom saat ini dibanding musim sebelumnya. Pada edisi 2016/2017 mereka kebobolan 1,3 gol per laga jika dirata-rata, tak jauh berbeda dengan saat ini: 1,45.
Adalah produktivitas yang jadi masalahnya. West Brom cuma mencatatkan rata-rata 0,8 gol di tiap laga, jumlah yang lebih sedikit dibanding musim lalu yang menyentuh angka 1,1. Minimnya pencetak gol dari lini kedua merupakan latar belakangnya.
ADVERTISEMENT
Situasi semacam ini yang kemudian membuat West Brom cuma bertumpu kepada Salomon Rondon dan Rodriguez sebagai mesin gol. Buktinya, total gol keduanya mencapai 77% dari total gol keseluruhan tim.
Kondisi tersebut berbeda ketimbang musim lalu, saat lini kedua berfungsi maksimal sebagai alternatif untuk mencetak gol. Bahkan, Gareth McAuley yang notabene berposisi sebagai bek sentral sukses mengemas 6 gol, terbanyak kedua setelah Rondon sebagai penyerang utama.
West Brom dipastikan tak akan hadir di Premier League di musim depan. Namun, para simpatisan mereka tak perlu khawatir karena mereka punya tren apik untuk kembali ke level teratas. Hal itu terbukti saat mereka kembali promosi ke Premier League pada edisi 2004/2005, padahal dua musim sebelumnya mereka dipastikan terdegradasi.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya kala mereka kudu terlempar ke Divisi Championship usai finis di posisi paling buncit delapan musim silam. West Brom cuma 'mengasingkan diri' semusim sebelum akhirnya kembali ke Premier League.
Satu-satunya proses terlama mereka untuk comeback pasca-degradasi di era Premier League terjadi pada musim 2005/2006. Akan tetapi, itupun tak berlangsung terlalu lama, sebab mereka berhasil kembali ke sana di periode 2008/2009.