news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Spalletti: Liga Champions Adalah Disneyland-nya Sepak Bola

27 Mei 2018 20:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Inter, Luciano Spalletti. (Foto: Reuters/Alessandro Garofalo)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Inter, Luciano Spalletti. (Foto: Reuters/Alessandro Garofalo)
ADVERTISEMENT
Liga Champions musim 2017/18 kembali mengeluarkan Real Madrid sebagai juaranya. Melawan Liverpool di Stadion NSC Olimpiyskiy, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB, El Real melibas The Reds dengan skor akhir 3-1.
ADVERTISEMENT
Kini, Liga Champions edisi 2017/18 pun sudah tutup buku dengan segala cerita bahagia, getir, dan kontroversialnya. Bagi Madrid dan Liverpool, kembali melangkah ke babak final Liga Champions musim depan sudah pasti menjadi misi yang diusung.
Namun, jangan lupakan juga bahwa musim depan, ada beberapa 'pemain' lama yang kembali mentas di kompetisi ini. Salah satunya adalah Inter Milan yang berhasil finis di posisi empat klasemen akhir Seri A usai unggul head to head atas Lazio yang sama-sama mengoleksi 72 poin.
Inter sendiri cukup lama tidak mentas di Liga Champions. Terakhir, mereka ikut berebut gelar di Liga Champions pada musim 2011/2012. Menariknya, Inter adalah tim asal Italia terakhir yang bisa memenangi Liga Champions, yaitu pada musim 2009/2010.
ADVERTISEMENT
Kembalinya Inter tentu menjadi angin segar bagi persepakbolaan Italia dan jalannya kompetisi tertinggi antarklub Eropa ini. Seiring meningginya level kompetisi yang diikuti, maka I Nerazzurri butuh pemain berkualitas supaya mereka bisa berbicara banyak dan tak sekadar jadi pemanis.
Hal ini diakui oleh pelatih Inter, Luciano Spalletti. Ia menegaskan, Inter butuh pemain yang sanggup mempertahankan konsistensi dan ketangguhan di pertandingan-pertandingan penting. Oleh karena itu, Spalletti menginginkan timnya bergerak agresif demi mendapatkan tanda tangan pemain anyar incaran sebagai tambahan amunisi.
"Menurut saya, Inter tampaknya sudah punya nama-nama penting saat jendela transfer mulai sibuk nanti. Mereka juga sudah melakukan pergerakan dengan bagus," kata Spalletti dilansir Football Italia.
"Kami akan bersama-sama melakukan perubahan mendasar untuk menghadapi kompetisi paling eksklusif di dunia (Liga Champions). Mentalitas dan semangat tim adalah faktor dasar yang harus dimiliki untuk bermain di kompetisi ini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Komentar Spalletti ini berkaca pada kondisi yang menimpa kiper Liverpool, Loris Karius, usai melakukan dua blunder dan berujung pada dua gol Madrid. Pertama, Karius melakukan blunder di menit 51 yang berujung gol Karim Benzema, kedua di menit 83 ketika salah mengantispasi sepakan Gareth Bale dan jadi gol ketiga Madrid.
Menurut pelatih berkepala plontos ini, masalah mental dan jam terbang menjadi dua faktor utama mengapa Karius bisa melakukan blunder di laga sepenting ini. Oleh karena itu, Spalletti bertekad, Inter harus mendapatkan pemain yang bisa membuat mereka bertahan di Liga Champions.
Kembalinya Inter ke kancah perburuan 'Si Kuping Besar' seharusnya bisa menjadi modal menarik minat pemain-pemain kelas dunia untuk mengenakan seragam mereka musim depan.
ADVERTISEMENT
Jika menilik skuat Inter musim lalu, ada beberapa pemain yang pernah tampil di Liga Champions. Misalnya, Ivan Perisic, Miranda, Rafinha, Borja Valero, Marcelo Brozovic, Samir Handanovic, Davide Santon, dan Joao Cancelo.
Para pemain Inter Milan. (Foto: Dok. Media Inter)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Inter Milan. (Foto: Dok. Media Inter)
Pernah bermain atau tidak di Liga Champions tidak melulu menjadi patokan utama. Yang dibutuhkan Inter adalah pemain dengan mental dan skill bermain yang sama bagusnya. Jika Inter bisa menemukan pemain dan formula yang tepat untuk mengarungi Liga Champions musim depan, maka bukan tidak mungkin mereka bisa kembali menancapkan kejayaan di level Eropa.
"Untuk masuk ke perempat final, Anda harus punya pemain kuat yang bisa berinisiatif mencari jalan solusi. Jika Anda tidak mengambil risiko, maka kekalahan bakal menjadi bagian Anda," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Saya punya pengalaman bagus. Para pendukung Inter juga pernah merasakan pengalaman memenangi trofi Liga Champions beberapa kali. Tapi, Anda butuh pemain yang paham apa yang Anda butuhkan di pertandingan penting, seseorang yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri."
"Untuk memainkan laga Anda butuh keteguhan, tapi untuk menang, Anda membutuhkan pemain yang lapar gelar juara. Liga Champions adalah Disneyland-nya sepak bola, di mana para pemain bisa mewujudkan impian masa kecilnya," pungkasnya.