Sporting CP: Klub dengan Akademi Sepak Bola Terbaik

5 Desember 2017 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi akademi sepak bola. (Foto: REUTERS/ Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi akademi sepak bola. (Foto: REUTERS/ Albert Gea)
ADVERTISEMENT
Kota Lisbon punya satu cerita rakyat tentang anak kecil bertubuh kurus berusia 12 tahun. Tubuhnya kurus, tapi ia tahu caranya mengontrol bola. Dan sejak saat itu, mereka sadar bahwa anak ini istimewa. Lantas, beberapa tahun setelahnya, mereka mendengar nama Cristiano Ronaldo sudah jadi bintang.
ADVERTISEMENT
Wajah Ronaldo terpampang dalam rupa mural di ruang ganti Stadion Jose Alvalade. Walaupun datang sebagai lawan, suporter Sporting CP tetap akan menyambutnya dengan hormat dan gembira. Untuk menjadi berarti di mata mereka, Ronaldo tak perlu menjadi kawan.
Hampir semua orang di kota Lisbon tahu bahwa Ronaldo yang sekarang ini mereka kenal adalah lulusan dari akademi Sporting CP.
Sporting CP berdiri tahun 1 Juli 1906. Mereka bergelar Leones. Gelar ini diambil dari logo klub bergambar singa. Warna hijau yang mendominasi diartikan sebagai harapan, sementara gambar singa berarti determinasi dan ketangguhan.
Nama Sporting CP besar di era 1940-an sampai 1960-an. Bersama kwintet Fernando Peyroteo, Jose Travassos, Albano Pereira, Jesus Correia, dan Manuel Vasques yang kemudian kemudian dijuluki The Five Violins, Sporting Lisbon pernah mengecap kesuksesan baik di kompetisi domestik hingga Eropa pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Sepanjang sejarah Sporting CP, mereka berhasil merebut 18 gelar juara Liga Portugal, gelar juara pertama diraih pada tahun 1941. Yang paling istimewa tentu gelar juara 1951 sampai 1954 yang diraih dalam kurun waktu empat tahun berturut-turut.
Di periode 1960-an kejayaan Sporting CP mulai memasuki level Eropa. Pencapaian terbesar mereka saat berhasil meraih Piala Winners tahun 1963 dalam laga kontra MTK Budapest. Sejak pertama kali berdiri tahun 1906 hingga 2017 ini, mereka sudah mengoleksi trofi 47 trofi. Namun, hanya trofi Piala Winners tadilah yang menjadi gelar juara internasionalnya.
Apa yang Dikerjakan Akademi Sporting CP?
Dibandingkan prestasi di kompetisi internasional, nama Sporting CP lebih sering merujuk pada akademi sepak bola mereka.
Kompetensinya sebagai akademi sepak bola bisa dilihat dari seperti apa pemain-pemain yang mereka hasilkan. Cristiano Ronaldo dan Luis Figo adalah salah dua di antaranya. Keduanya adalah peraih Ballon d’Or. Itu belum termasuk nama-nama besar lainnya: Ricardo Quaresma, Joao Moutinho, Simao Sabrosa, ataupun Pepe.
ADVERTISEMENT
Akademi Sporting CP juga punya sumbangsih yang tak sepele bagi gelar juara Portugal. 10 dari 14 pemain yang diturunkan di Final Piala Eropa tahun 2016 melawan Prancis adalah jebolan Academia Sporting.
Lantas yang menjadi pertanyaan, apa yang dilakukan Sporting sehingga melahirkan banyak pemain kelas Eropa?
Sama seperti akademi dan sekolah-sekolah lainnya, Sporting CP punya kurikulum dan metode pengajarannya sendiri. Namun demikian, salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh para pengelola adalah bagaimana menciptakan atmosfer yang sekondusif mungkin.
Kondusif dalam hal ini adalah kondisi yang paling sesuai untuk anak-anak muda yang bermain sepak bola. Disiplin jelas menjadi perhatian para pengelola. Namun, mereka juga menyadari bahwa anak-anak ini tidak masuk di akademi mereka untuk menjadi robot, tapi untuk menjadi pesepak bola.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan perjalanan Rory Smith untuk The New York Times, Direktur Akademi Sporting, Virgilio Lopes, menegaskan demikian:
“Kami tidak ingin mereka menjadi profesional di usia 14 tahun. Kami ingin mereka menjadi profesional di usia 20 tahun.”
Anak-anak di akademi Sporting tidak diharuskan untuk mempelajari sepak bola dalam satu pola tertentu, misalnya tiki-tika. Di Sporting tidak ada penyeragaman gaya permainan. Latihan-latihan yang diberikan justru bertujuan agar si anak dapat menemukan gaya permainan apa yang paling pas untuknya. Namun setelah menemukan gaya permainan yang paling pas, bukan berarti pola-pola yang lain diabaikan begitu saja. Anak-anak muda ini harus bisa bermain dalam pola dan skenario yang berbeda-beda. Karena saat menjadi profesional nanti, bukannya tak jarang justru merekalah yang harus menyesuaikan diri dengan pola yang sudah ada.
ADVERTISEMENT
Metode scouting akademi Sporting dibangun dari luasnya jaringan yang mereka miliki. Biasanya, mereka juga akan berkomunikasi dengan warga lokal untuk mencari talenta-talenta muda. Setelah informasinya dirasa cukup, merekalah yang bakal datang langsung untuk menyaksikan calon-calon academia ini bermain. BIla memang sesuai, mereka akan dibawa untuk dilatih di Portugal.
Para pemain Sporting melakoni sesi latihan. (Foto: Patricia De Melo Moreira/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Sporting melakoni sesi latihan. (Foto: Patricia De Melo Moreira/AFP)
Asa di Liga Champions
Sudah jadi rahasia umum bahwa kebanyakan lulusan terbaik akademi Sporting justru bermain di luar Portugal. Sebenarnya tak menjadi hal yang mengagetkan. Toh, setiap instansi pendidikan – apa pun wujudnya mengalami hal yang sama. Sebagian besar lulusan kampus ternama tak akan meneruskan karier di lingkungan kampus tersebut, mereka memilih untuk berkarier di luar.
Begitu pula dengan akademi Sporting. Akademi ini didirikan untuk menghasilkan pesepak bola kelas dunia, bukan untuk menghasilkan pesepak bola yang bermain untuk Sporting CP atau klub lain di Portugal. Kalau memang ada lulusan yang bermain di Portugal, itu perkara lain.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan sejumlah lulusannya yang justru sudah beberapa kali mengangkat trofi Piala Champion, Sporting CP belum pernah menjadi juara sekali pun. Sejak keikutsertaan di musim 2007/2008, langkah mereka di Piala Champion biasanya terhenti di seputaran 16 besar dan bahkan fase grup. Tak berbeda jauh dengan prestasi mereka di Piala Eropa. Musim 2011//2012 menjadi capaian tertinggi mereka setelah berhasil menembus babak semi-final.
Sampai hari ini, Sporting CP masih berada di peringkat ketiga Grup D Liga Champion dengan raihan tujuh poin. Yang membikin sial, lawan yang harus mereka hadapi adalah si pemegang puncak klasemen, Barcelona. Sporting harus menang besar supaya dapat lolos ke putaran selanjutnya. Selain memenangi pertandingan dalam skor besar, Sporting juga bergantung kepada Juventus. Posisi Sporting bakal aman jika di pertandingan melawan Olympiacos, Juventus tak meraih satu poin pun.
ADVERTISEMENT