Spurs vs Man United: Ujian bagi Ole Gunnar Solskjaer

10 Januari 2019 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Solskjaer di laga lawan Newcastle United. (Foto: REUTERS/Scott Heppell)
zoom-in-whitePerbesar
Solskjaer di laga lawan Newcastle United. (Foto: REUTERS/Scott Heppell)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akhirnya, ujian berat bagi Ole Gunnar Solskjaer, pelatih interim Manchester United, hadir. Ujian itu berbentuk tim bernama Tottenham Hotspur.
ADVERTISEMENT
Spurs jelas bukan tim sembarangan. Pada pertemuan pertama yang dihelat di Old Trafford, mereka mampu menggulung United dengan skor telak 3-0. Kini, mereka juga berstatus sebagai tim papan atas Premier League 2018/19, bercokol di peringkat 3 klasemen sementara dengan torehan 48 poin --hasil dari 16 kali menang dan 5 kali menelan kekalahan dari 21 laga.
Dari total catatan enam pertemuan terakhir kedua tim di semua ajang pun, Spurs mampu mengimbangi United dengan catatan tiga kali menang. Teraktual, mereka juga baru menorehkan catatan positif dengan menundukkan Chelsea 1-0 dalam pada leg pertama semifinal Piala Liga Inggris.
Meski begitu, United seharusnya tidak boleh limbung. Catatan mereka dari enam laga terakhir yang sudah dijalani di semua ajang juga terbilang apik. Usai kalah dari Liverpool, lima laga sisa berhasil mereka sapu dengan kemenangan, sama seperti Spurs, yang dari enam laga terakhir hanya kalah sekali dari Wolverhampton Wanderers.
ADVERTISEMENT
Menghadapi Spurs yang kuat ini, apa yang bisa dilakukan oleh Solskjaer?
Ole Gunnar Solskjaer di laga Cardiff vs Manchester United. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
zoom-in-whitePerbesar
Ole Gunnar Solskjaer di laga Cardiff vs Manchester United. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
Main Menyerang Boleh Saja, Solskjaer, tapi...
Jelang laga ini, Solskjaer berjanji bahwa ia akan tetap menggunakan gaya menyerang. Memang, sejak ia jadi pelatih interim United, ia sukses membuat tim berjuluk 'Iblis Merah' tersebut jadi lebih menyerang. Tak tanggung-tanggung, 16 gol berhasil dibukukan United dari lima laga terakhir yang mereka jalani di semua kompetisi.
Di laga nanti, United juga kemungkinan besar akan diperkuat para pemain terbaiknya, macam Marcus Rashford, Romelu Lukaku, Juan Mata, Alexis Sanchez, serta Anthony Martial. Pengecualian bagi Paul Pogba, yang masih ditunggu kabar kesembuhannya dari cedera yang ia dapat di laga melawan Newcastle United, usai ditekel oleh Jonjo Shelvey.
ADVERTISEMENT
Dengan catatan semacam ini, wajar saja jika Solskjaer percaya diri bahwa menghadapi Spurs nanti, United akan tetap tampil menyerang. Meski begitu, sosok asal Norwegia itu mesti ingat pertemuan pertama di Old Trafford. Saat itu, United yang masih diasuh Mourinho juga main menyerang, namun akhirnya tetap hancur 3-0.
Dari segi penguasaan bola, United kala itu unggul dengan persentase 57% berbanding 43%. Dari segi tembakan, mereka malah unggul sangat jauh dengan total tembakan mencapai 23 kali (Spurs hanya menorehkan 9 tembakan dalam laga tersebut). Tapi, kenapa akhirnya United tetap kalah?
Selain soal pertahanan yang butut, United juga kurang efektif. Bayangkan saja, dari 23 tembakan tersebut, hanya 5 yang mengarah ke gawang. Jumlah tersebut sama dengan total tembakan mengarah ke gawang yang dilakukan Spurs. Mereka kesulitan menembus pertahanan Spurs, yang dalam laga itu memilih untuk menunggu dan main lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Nah, untuk laga nanti, beberapa pelajaran di pertemuan pertama bisa dipetik oleh Solskjaer. Apalagi, usai ia menyebut bahwa United akan tetap main menyerang, kemungkinan besar pelatih Spurs, Mauricio Pochettino, akan menerapkan gaya main yang sama seperti halnya putaran pertama.
Duel Pogba vs Dembele (Foto: REUTERS/David Klein)
zoom-in-whitePerbesar
Duel Pogba vs Dembele (Foto: REUTERS/David Klein)
Untuk mengatasi hal itu, sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan Solskjaer. Pertama, memainkan Marcus Rashford sebagai penyerang tengah. Pemuda berusia 21 tahun itu tampil ciamik ketika dimainkan sebagai penyerang tengah, dengan torehan tiga gol di empat laga Premier League terakhir.
Tidak hanya andal mencetak gol, sebagai penyerang tengah, Rashford juga pandai mengacak-acak. Tidak seperti Lukaku yang pergerakannya kadang stagnan, Rashford lebih aktif bergerak. Usai bergerak acak mengacaukan koordinasi para pemain bertahan, ia akan muncul di dalam kotak penalti, mencetak gol. Cara ini bisa diterapkan untuk mengacaukan pertahanan Spurs yang terorganisir.
ADVERTISEMENT
Atau, Solskjaer bisa memakai pilihan kedua: Tetap memainkan Lukaku. Bisa sejak awal, karena sejauh ini pun ia sudah mencetak tiga gol dari tiga laga terakhir bersama United. Namun, alangkah lebih bijaknya Lukaku dimainkan saat bek Spurs sudah kelelahan. Penempatan posisi serta sentuhan bola pertamanya yang sudah lebih baik, akan jadi senjata tersendiri United dalam membongkar pertahanan Spurs.
Memang, lebih enak jika ada Pogba. Kemunculannya dari lini kedua bisa jadi opsi serangan lain bagi United, kala lini depan mengalami kebuntuan. Kemampuan tendangan jarak jauh serta mampu menerobos kotak penalti secara tiba-tiba, membuatnya sukses membukukan empat gol sejauh ini dari empat laga terakhir.
Spurs yang, Alangkah Baiknya, Tetap Reaktif
Pochettino memang menekankan permainan menekan dan penguasaan bola bagi para pemainnya. Namun, sekarang ini, Spurs sudah bisa sedikit lebih reaktif dan efektif. Laga melawan Chelsea kemarin jadi bukti betapa reaktif dan efektifnya Spurs. Mereka tidak serampangan, dan lebih cerdas dalam melihat peluang.
ADVERTISEMENT
Harry Kane merayakan gol ke gawang Chelsea. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Harry Kane merayakan gol ke gawang Chelsea. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
Nah, untuk laga nanti--apalagi Spurs juga akan diperkuat para pemain terbaiknya macam Harry Kane, Dele Alli, serta Christian Eriksen--, alangkah bijak jika Spurs tetap reaktif. Jika meladeni permainan menyerang United, besar kemungkinan mereka akan kesulitan. Ruang di lini pertahanan mereka akan mudah diekspos para pemain United.
Namun, jika bermain reaktif, mereka akan menyajikan kesulitan tersendiri bagi United. Terutama, jika mereka mampu melakukan dua hal ini. Pertama, mewaspadai Rashford, Lukaku, dan Pogba (jika dimainkan). Ketiganya menjadi sosok kunci di lini serang United saat ini, plus Juan Mata selaku distributor. Menghentikan mereka dengan pertahanan yang terorganisir dan penuh kewaspadaan akan memengaruhi mental United.
Kedua, mengeksploitasi sisi sayap serta lini pertahanan yang tenggang. Meski United andal dalam menyerang, toh, lawan macam Cardiff City maupun AFC Bournemouth juga bisa mencetak gol. Caranya adalah dengan mengekspos kelemahan di sisi sayap dan kerenggangan di lini pertahanan tersebut. Ingat, United-nya Solskjaer menerapkan lini pertahanan tinggi sehingga kerap tercipta jarak antara para bek dan kiper.
ADVERTISEMENT
Jika Cardiff dan Bournemouth saja bisa melakukannya, seharusnya Spurs yang berbekal materi pemain lebih baik, mampu melakukan hal yang lebih menakutkan lagi. Counter-pressing juga bisa saja mereka lakukan, terutama untuk memberikan ketidaknyamanan bagi para pemain belakang United dalam menguasai bola.
***
Ujian adalah hal yang dibutuhkan jika seseorang akan naik level dalam kehidupan. Hal yang sama juga berlaku untuk Solskjaer. Memang catatannya sejauh ini bersama United begitu apik, namun hal itu belum teruji karena ia belum bertemu tim besar.
Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, usai laga melawan Huddersfield. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, usai laga melawan Huddersfield. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
Seperti yang Adam Bate tulis di Sky Sports, kemenangan dalam laga Spurs ini bisa menentukan langkah Solskjaer ke depannya. Jika mereka menang lawan Spurs, maka Solskjaer bisa dikatakan layak sebagai pelatih United, malah ia bisa saja jadi orang yang akan menentukan fondasi United ke depannya.
ADVERTISEMENT
Namun, jika kalah, ya, seperti ucapan Arsene Wenger kepada eks kapten Arsenal, Tony Adams, saat Adams menjadi pelatih Portsmouth pada 2008 silam: Selamat datang di neraka.