Statuta Diubah, PSSI Hapus Dualisme Klub

13 Januari 2018 14:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kongres PSSI 2018 di ICE BSD. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kongres PSSI 2018 di ICE BSD. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kongres Tahunan Persatuan Sepakbol Seluruh Indonesia (PSSI) 2018 resmi dibuka. Agenda yang dimulai sejak pukul 11.15 WIB di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (13/1/2018), ini membahas dua agenda.
ADVERTISEMENT
Pertama yakni Kongres Luar Biasa (KLB) yang membahas mengenai pengesahan amandemen yang dilakukan sesuai satuta PSSI. Berlanjut kepada Kongres Biasa yang membahas laporan kegiatan dan keuangan selama 2017, program strategis dan kerja sama PSSI untuk 2018 serta regulasi kompetisi lainnya.
Adapun, dalam kegiatan ini turut dihadiri oleh pengurus inti PSSI yakni Ketua Umum Edy Rahmayadi, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono, Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria serta jajaran Komite Excecutive (Exco) PSSI.
Tak hanya itu, 106 voters diundang oleh PSSI. Kendati demikian, hanya 93 voters yang menghadiri kegiatan ini, rinciannya: 15 perwakilan dari Liga 1, sebanyak 11 perwakilan dari Liga 2, 14 voters perwakilan dari Liga 3 dan 18 peserta dari Liga Nusantara. Tak hanya itu, ada empat asosiasi futsal, sepak bola wanita, pelatih dan juga wasit juga turut hadir.
ADVERTISEMENT
Agenda utama KLB sendiri bertujuan mengubah statuta dan dalam hal ini ada lima aspek yang menjadi fokus PSSI dan disampaikan oleh Wakil Ketua Umum, Joko Driyono.
Adapun aspek-aspek yang dipaparkan yakni menyoal hierarki organisasi, badan hukum anggota PSSI, lembaga pengembangan sepak bola, struktur voter, perubahan jumlah Komite Tetap.
"Terkait hierarki organisasi, dalam statuta PSSI menambahkan klausul baru soal Asosiasi Kabupaten (Askab) dan Asosiasi Provinsi (Asprov). Hal itu tercermin dalam pasal 2 A," ujar Joko.
"Hal lain yang menjadi fokus PSSI dalam perubahan statuta adalah meniadakan konflik terkait dualisme klub-klub anggota PSSI. Nantinya, setiap klub yang berlaga di kompetisi PSSI harus memiliki badan hukum. Badan hukum itu juga harus terhubung dengan PSSI," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kongres PSSI 2018 di ICE BSD. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kongres PSSI 2018 di ICE BSD. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Joko melanjutkan terkait amandemen statuta PSSI selanjutnya adalah terkait pengembangan sepak bola usia muda. PSSI tak ingin pengembangan sepak bola tak hanya berhenti di level Asprov dan klub.
Ke depannya, kata Joko, PSSI akan menambahkan satu pasal lewat lembaga yang terafiliasi dan harus teregristrasi meski statusnya bukan anggota.
Selain itu, lanjut Joko, struktur voters juga menjadi salah satu topik dalam perubahan statuta. Untuk ke depannya, jumlah voters ditetapkan menjadi 18 klub dari Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, delapan klub Liga 4, dan ada rancangan 34 lembaga dari Asprov serta asosiasi futsal, sepak bola wanita, pelatih, dan wasit.
"Dan sekali lagi, PSSI kembali menegaskan bahwa Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) tidak termasuk voter PSSI. Hal ini sudah ditetapkan sejak KLB PSSI di Bandung, Januari 2017. PSSI mengikuti bagaimana hubungan yang dilakukan FIFA dan FIFpro. Jadi, hubungan antara PSSI dan APPI hanya dalam plafon MoU."
ADVERTISEMENT
"Dan yang terakhir adalah penetapan terkait perubahan dari 17 Komite Tetap menjadi 12 Komite Tetap. Sekadar informasi, Kongres hari ini juga mencatatkan sejarah karena dihadiri seluruh peserta yang hadir di Kongres Ancol dan Bandung," ujar Joko menjelaskan.
Agenda KLB sendiri berlangsung selama tak kurang dari 30 menit, pasalnya seluruh pihak yang hadir menyepakati terkait perubahan yang disampaikan.