Sulitnya Mancini Mencari Pemain Lokal di Serie A

3 September 2018 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Timnas Italia, Roberto Mancini. (Foto: Marco Bertorello/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Italia, Roberto Mancini. (Foto: Marco Bertorello/AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tugas berat menanti Roberto Mancini di Timnas Italia. Gli Azzurri bakal melakoni dua pertandingan UEFA Nations League pada September 2018, yakni melawan Polandia dan Portugal.
ADVERTISEMENT
Untuk dua partai resmi pertamanya, Mancini malah memanggil sejumlah nama kurang meyakinkan. Di pos penjaga gawang, misalnya, hanya ada Salvatore Sirigu dan Gianluigi Donnarumma sebagai langganan timnas. Sisanya adalah Mattia Perin yang berstatus cadangan di Juventus dan Alessio Cragno (Cagliari) yang masih nihil caps.
Minimnya kiper Italia tak lepas dari kebijakan klub-klub teras Serie A yang mengedepankan nama asing di bawah mistar. Tanpa Buffon, Juventus berpaling ke Wojciech Szczesny (Polandia). Inter Milan masih mengandalkan Samir Handanovic, sedangkan Robin Olsen (Swedia) menjadi pilihan utama di AS Roma dan David Ospina (Kolombia) di Napoli.
Tak pelak, Mancini kesulitan mencari penjaga gawang untuk masuk Timnas Italia. Mau tak mau, dia terpaksa memilih pemain-pemain yang kurang jam terbang.
ADVERTISEMENT
"Kami menghadapi sejumlah kesulitan: waktu yang sempit plus minimnya pemain Italia yang mendapatkan jatah tampil. Ini jarang terjadi di Italia. Tidak cuma penjaga gawang, posisi lain juga mengalami masalah serupa. Semakin sulit saat Lorenzo Insigne juga dicadangkan (di Napoli)," tutur Mancini kepada Rai Sport.
Perin saat membela Timnas Italia. (Foto: AFP/Miguel Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Perin saat membela Timnas Italia. (Foto: AFP/Miguel Medina)
Benar kata Mancini. Krisis Timnas Italia tidak cuma terjadi di posisi penjaga gawang. Lihat saja komposisi lini tengah yang disiapkan sang juru taktik. Turut serta tiga pemain dengan nol caps: Marco Benassi, Nicolo Barella, dan Nicolo Zaniolo. Ada pula dua Lorenzo Pellegrini dan Bryan Cristante dari AS Roma. Mereka bukanlah pilihan utama di klub, tetapi tetap dipanggil Mancini atas dasar kiprah semasa membela tim junior.
ADVERTISEMENT
Atas masalah ini, silakan kembali menyalahkan klub-klub besar Italia yang komposisi pemain asingnya melampaui 50%. Paling parah adalah Napoli dengan 21 nama impor dari total 24 anggota skuat. Hanya tim-tim kecil yang bergantung terhadap talenta lokal. Di antaranya Parma (7 pemain asing dari 31 anggota skuat) dan Frosinone (9 dari 32).
"Itulah alasan saya memanggil banyak pemain yang sempat membela tim junior. Memang dibutuhkan keberanian untuk mengambil keputusan ini. Namun, mereka sudah berada dalam sistem, memainkan tiga pertandingan pertama, dan tampil bagus," ujar Mancini menambahkan.
Cutrone belum setajam yang diharapkan. (Foto: Reuters/Tony Gentile)
zoom-in-whitePerbesar
Cutrone belum setajam yang diharapkan. (Foto: Reuters/Tony Gentile)
Bicara Timnas Italia U-21, Mancini sebetulnya bisa memanfaatkannya untuk regenerasi tim. Prestasi anak-anak asuh Luigi Di Biagio ini cukup bagus secara kolektif. Mereka menembus babak semifinal Piala Eropa U-21 2017. Pun demikian menilik individu. Ada sejumlah nama dengan talenta menjanjikan, di antaranya bek Davide Calabria, gelandang Rolando Mandragora, dan penyerang Patrick Cutrone.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Mancini tak ingin menggembosi stok pemain Di Biagio. Terlebih lagi jika pemain yang dipromosikannya malah flop akibat naik sebelum waktunya.
"Misalnya Cutrone yang bisa mencetak gol. Namun, kami tak bisa memanggil seluruh pemain dari Timnas U-21. Saya berharap agar Cutrone terus bermain dan mencetak gol," pungkas Mancini.