Suporter Persija yang Semakin Dewasa di Mata Polisi

10 Juli 2019 19:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Persija Jakarta jelang laga melawan Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/7). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Persija Jakarta jelang laga melawan Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/7). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pertandingan pekan kedelapan Liga 1 antara Persija Jakarta dan Persib Bandung, Rabu (10/7/2019) sore WIB, berakhir imbang 1-1. Bisa dibilang laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) itu berjalan lancar tanpa insiden yang tak diharapkan.
ADVERTISEMENT
kumparanBOLA mengamati area GBK dari ring 1 sampai 4. Sejak sebelum laga dimulai hingga usai, penonton tampak tertib.
Suporter 'Macan Kemayoran' tanpa tiket pun rela menunggu di luar stadion. Baru pada menit ke-87, pihak keamanan membolehkan suporter masuk ke stadion. Itu pun demi menghindari kericuhan.
Kami juga menemui personel keamanan yang berjaga di laga tersebut. Korps Brimob Polda Metro Jaya memiliki porsi besar dalam mengamankan pertandingan-pertandingan Persija.
Rasyid, misalnya, bercerita perjalanan panjang bersama Brimob dalam mengamankan laga-laga Persija. Ia merasakan bagaimana menjaga pertandingan tetap aman baik itu di Stadion Patriot maupun Stadion Utama GBK.
“Saya dari tahun 1996 sudah jadi polisi. Nah, di pertandingan Persija pasti yang turun itu Brimob Polda Metro Jaya. Main di Stadion Patriot juga kami yang turun,” tuturnya ketika dijumpai kumparanBOLA, Rabu (10/7/2019).
ADVERTISEMENT
Rasyid tak pernah absen bertugas mengamankan laga Persija. Ia pun mengetahui betul perkembangan suporter mereka dari musim ke musim. Jakmania, menurut Rasyid, berubah lebih baik beberapa tahun terakhir.
Seorang anggota Polisi memeriksa barang bawaan penonton pertandingan Liga-1 Persija Jakarta melawan Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Rabu (10/7). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
“Beberapa tahun terakhir saya merasakan pendukung Persija makin dewasa. Mereka bisa kami atur dengan tindakan persuasif sekarang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rasyid menuturkan bahwa pihak keamanan sudah bisa mengidentifikasi biang-biang kerusuhan. Ia menyasar kepada penonton di bawah umur (di bawah 18 tahun) yang kerap membuat onar. Selain itu, penonton tak bertiket juga dianggap memiliki potensi sebagai biang keladi kekisruhan.
“Dulu itu sering sekali anak-anak SMP atau SMA sebagai biang keladi rusuh. Penonton yang tak bertiket juga potensi kerusuhan besar. Makanya, kami selalu membuka pintu masuk sekitar 10 menit sebelum pertandingan selesai. Jadi, mereka bisa nonton sedikitlah. Itu juga bikin mereka tidak rusuh,” tutur Rasyid.
ADVERTISEMENT
Risiko lain muncul sebenarnya dari faktor infrastruktur stadion. Rasyid membenarkan bahwa luas area di sekitar stadion memengaruhi keamanan pertandingan.
Ia mencontohkan Stadion Patriot yang terbilang kecil. Alhasil, perimeter pengamanan pun dipersempit. Buntutnya, penumpukan suporter terjadi di mana-mana.
“Bayangkan, kalau pertandingan biasa saja penonton sekitar 30.000. Area di sekitar Stadion Patriot ‘kan kecil. Jadi, ada penumpukan massa. Penumpukan itu bisa membuat suporter emosi,” tuturnya.
Beda hal dengan Stadion Utama GBK. Menurut Rasyid, luasnya area sekitar membuat massa tidak menumpuk. Alhasil, suporter bisa diarahkan lebih tertib dan tidak memantik emosi.
“Kalau di GBK luas. Enak kami mengaturnya. Massa pun terurai dan tidak bikin mereka emosi,” katanya.
Untuk laga terakhir, pasukan keamanan pun berupaya melakukan pengamanan secara detail. Tengok saja pasukan bermotor yang berpatroli menyisir semua area GBK saat pertandingan berlangsung. Bahkan, setelah laga usai pun personel keamanan masih berjaga sampai massa dari suporter Persija benar-benar meninggalkan wilayah GBK.
ADVERTISEMENT
“Bubaran begini juga masih harus berjaga. Potensi kerusuhan juga ada setelah selesai pertandingan,” ujar Rasyid.
Suporter Persija Jakarta jelang laga melawan Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/7). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Skema pengamanan boleh dibilang berjalan baik. Tak ada provokasi yang muncul. Imbauan meninggalkan area GBK pun dilakukan secara persuasif dengan kendaraan pengurai massa.
“Untuk suporter dimohon untuk segera meninggalkan area GBK. Terima kasih sudah mendukung laga berjalan tertib dan hati-hati di jalan. Silakan pulang dengan tertib dan tidak terprovokasi siapa pun,” bunyi pengeras suara dari kendaraan pengurai massa.
Bahkan, alur pengamanan pemain Persib pun menarik. Bus Persija pulang lebih dulu. Sementara kendaraan lapis baja yang mengangkut pemain 'Maung Bandung' baru berangkat dari GBK pukul 19.00 WIB atau setelah area sudah sepi dari suporter Persija.
ADVERTISEMENT