Surat Sterling untuk Suporter Cilik City yang Jadi Korban Rasialisme

11 Januari 2019 7:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sterling bersama Timnas Inggris. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Sterling bersama Timnas Inggris. (Foto: Reuters/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
Raheem Sterling kini telah berevolusi. Dia bukan lagi sekadar pesepak bola, melainkan juga simbol perlawanan terhadap rasialisme. Teranyar, pemain 24 tahun ini mengirimkan surat kepada penggemar cilik Manchester City bernama Ethan Ross yang mengalami pelecehan rasial seperti dirinya. Sterling mengetahui perkara pelecehan tersebut dari nenek Ross.
ADVERTISEMENT
Dalam surat yang juga disertai foto bertanda tangan itu, Sterling menulis, "Ethan sayang, baru saja aku diberi tahu oleh Nenek Sue yang menyayangimu tentang pelecehan rasial yang kamu alami."
"Aku hanya bisa mengingatkan, kamu harus tetap tegar dan bangga akan dirimu sendiri. Jangan biarkan mereka merampas keberanianmu. Kamu adalah anak yang kuat dan berani dan nenekmu sangat bangga kepadamu. Jadilah dirimu sendiri, Nak."
"Ingat, berbicara lantang tidak selalu membuat hidumu jadi lebih mudah, tetapi kemudahan takkan mengubah apa-apa. Salam hangat, Raheem Sterling," tutupnya.
Bagaimana Sterling bisa menjadi sosok sentral dalam perlawanan terhadap rasialisme tidak datang dengan sendirinya. Sudah tak terhitung berapa kali dirinya menjadi sasaran tindak pelecehan rasial, baik secara gamblang maupun subtil.
ADVERTISEMENT
Contoh subtil dari pelecehan rasial terhadap Sterling adalah bagaimana media-media sayap kanan Inggris seperti Daily Mail dan The Sun menggambarkan dirinya. Dua media tersebut selalu berhasil menemukan cela dalam diri pemain Manchester City tersebut bahkan ketika cela itu sejatinya tidak ada.
Kemudian, contoh yang gamblang terjadi pada pertandingan Premier League menghadapi Chelsea awal Desember 2018 lalu. Kala itu, tatkala tengah mengambil bola, Sterling diteriaki oleh sejumlah penonton di tribune dengan makian-makian bernada rasial.
Apa yang terjadi di Stamford Bridge itu membuat Sterling kemudian buka suara. Lewat akun Instagram-nya, mantan penggawa Liverpool tersebut menyebut bahwa rasialisme adalah sesuatu yang terus menerus dipupuk di masyarakat Inggris, terutama oleh media-media sayap kanan tadi.
ADVERTISEMENT
Dalam unggahannya itu Sterling mengambil contoh perlakuan Daily Mail terhadap dua pemain muda City, Phil Foden dan Tosin Adarabioyo. Sterling menunjukkan bahwa Mail telah bersikap tidak adil kepada keduanya.
"Pemain muda berkulit hitam tentu dipandang secara negatif. Dan itulah yang memicu rasialisme dan perilaku agresif (di ranah sepak bola). Jadi, untuk semua surat kabar yang tak mengerti mengapa rasialisme tetap hidup sampai saat ini, saya katakan, kalian harus berpikir tentang publikasi yang adil dan mulai memperlakukan pemain dengan sama rata," tulis Sterling kala itu.